Bank Indonesia Berdiri Sendiri, Ini Alasannya!

Ryan Ghiffari
Sedang menempuh perkuliahan di ITB Ahmad Dahlan, mengikuti kegiatan organisasi yaitu IMAKSI (Ikatan Mahasiswa Akuntansi). Mengikuti program sebagai Staff Basic Accounting di salah satu perusahaan Importir
Konten dari Pengguna
8 Maret 2022 15:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ryan Ghiffari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi dari Shuttershock.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dari Shuttershock.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Peran bank sentral dalam perekonomian sebuah negara dan peran Bank Indonesia sebagai bank sentral. Dibagian lainnya lagi heboh tentang konsep revisi undang-undang yang berpotensi mempengaruhi struktur posisi Bank Indonesia dan mengganggu perekonomian.
ADVERTISEMENT
Bank sentral sebuah negara umumnya tidak di bawah kekuasaan pemerintah termasuk presiden dan para menterinya sebagai pihak pelaksana kebijakan negara. Yang artinya, setiap keputusan bank sentral dalam menentukan kebijakan moneter itu berdiri secara independen dan bebas campur tangan pemerintah maupun pihak lainnya.
Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Konsep ini tidak hanya berlaku pada Indonesia saja, tetapi juga banyak pada negara-negara lainnya. Dalam konteks pengelolaan negara khususnya bidang ekonomi presiden dan para menteri sebagai pihak eksekutif hanya bisa melakukan kebijakan fiskal.
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang mencakup penerimaan dan pengelolaan anggaran negara. Misalnya, proyek pemerintah, kelonggaran pajak, penghematan anggaran, dan lain-lain.
Tetapi pemerintah tidak bisa mengintervensi kebijakan moneter yang ditetapkan sama Bank Indonesia selaku bank sentral Indonesia. Dikarenakan posisi Bank Indonesia sebagai bank sentral itu bukan dari lembaga eksekutif negara, bukan juga bagian dari legislatif, dan bukan juga bagian dari yudikatif.
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia sebagai bank sentral berfungsi menjaga stabilitas ekonomi negara melalui kebijakan moneter. Stabilitas ekonomi yang dimaksud adalah menjaga inflasi diangka yang wajar dan jaga kestabilan nilai tukar Rupiah.
Jika kondisi ekonomi lagi melambat, perdagangan sepi, pengangguran naik, tingkat inflasi menurun bahkan sampai deflasi, dan pertumbuhan ekonomi menurun bahkan sampai negatif. Bank sentral bakal cenderung menurunkan tingkat suku bunga, sebagai bentuk kebijakan moneter.
Kalau aktifitas ekonomi melambat artinya banyak uang yang mengendap di bank dan berbagai instrumen investasi. Banyak pengusaha yang tidak berani berbisnis dan lebih pilih untuk mengendapkan uangnya di instrumen investasi.
Dalam situasi ini, suku bunga bank perlu diturunkan supaya hasil keuntungan investasi berbasis suku bunga tidak menarik lagi. Hal ini bisa mendorong orang-orang buat mencairkan investasinya dan memutar uangnya dalam perdagangan.
ADVERTISEMENT
Begitu juga sebaliknya, kalau aktifitas dan produktivitas ekonomi berjalan cepat menyebabkan kenaikan harga yang terlalu tinggi dan berujung pada tingkat inflasi yang tidak terkendali bank sentral bakal cenderung menaikkan suku bunga.
Dengan begitu, aktifitas ekonomi bisa seimbang lagi. Kenaikan harga atau tingkat inflasi bisa diredam supaya tidak terlalu tinggi. Kebijakan moneter ini implikasinya sangat luas dan harus seiring berjalan dengan sangat hati-hati berdasarkan riset ekonomi yang cermat.
Karena kalau salah dikit, hal tersebut bisa bikin efek berantai yang bisa berdampak ke pertumbuhan ekonomi sampai tingkat inflasi yang tidak terkendali. Bank sentral umumnya terkenal sebagai lembaga independen.
Tujuan dari independen adalah supaya bank sentral bisa bebas dari tekanan politik dan tidak bikin keputusan berdasarkan pengaruh dari dunia politik pemerintahan dan hanya fokus menjalankan tugasnya buat menjaga stabilitas ekonomi.
ADVERTISEMENT