Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
JKT48 Mampu Memberikan Performa Musik Khas Jepang di Indonesia
31 Desember 2020 6:29 WIB
Diperbarui 15 Februari 2022 16:01 WIB
Tulisan dari Yasmimmuntaz tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Berbicara tentang Jepang, budaya populer, dan khalayak adalah suatu hal yang sangat menarik untuk dibicarakan.
ADVERTISEMENT
Seni budaya popular secara teori adalah seni yang dinikmati oleh banyak orang dalam periode tertentu, sementara khalayak adalah publik atau masyarakat umum yang memiliki minat terhadap suatu kegemaran atau persoalan tanpa harus mempunyai pendapat tertentu. Kebudayaan akan selalu berubah seiring perkembangan zaman. Perubahan kebudayaan telah terjadi sejak zaman pra-sejarah.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya topik budaya popular dan khalayak, tetapi media juga berperan penting untuk menghubungkan persoalan atau fenomena budaya populer kepada khalayak. Dimana khalayak akan menerima pesan dan menyaring informasi tersebut apakah layak untuk dikonsumsi atau tidak.
Seperti pada contoh yang writer ambil, yaitu budaya Jepang . Budaya Jepang sangat marak di Indonesia dengan berbagai macam seni, pakaian, cosplay, permainan, anime, bahkan penyanyi. Penyanyi Jepang yang sangat terkenal yaitu AKB48, mereka adalah sebuah idol grup yang beranggotakan wanita dan dibentuk oleh Yasushi Akimoto di Akihabara salah satu distrik Tokyo, Jepang. Mulai dari situlah AKB48 menurunkan beberapa adik idol grup mereka di berbagai daerah Jepang maupun dunia, seperti NMB48 (Namba,Osaka), SKE48 (Sakae,Nagoya), HKT48(Hakata, Fukuoka), SNH48 (Shanghai, China), MNL48 (Manila, Filipina), BNK48 (Bangkok, Thailand), dan JKT48 (Jakarta, Indonesia).
ADVERTISEMENT
Dimulai sejak tampilnya JKT48 di acara TV 100% Ampuh, grup ini membawakan lagu “Heavy Rotation” dan lagu itupun sukses membuat orang-orang menjadi teringat dan masuk trending di tahun 2011. JKT48 menjadi racun yang mewabah bagi anak muda di Indonesia pada usia 17-25. Lagu heavy rotation menjadi lagu yang sangat dinikmati oleh berbagai khalayak dan icon kesuksesan JKT48. Kemunculan grup ini menuai banyak sorotan dan dukungan dari kalangan fans, apalagi JKT48 yang mengusung konsep kakaknya di Jepang ini membuat orang-orang juga bertanya-tanya tentang judul lagu mereka yang menggunakan Bahasa Jepang. Maka dari itu, kata-kata atau bahasa Jepang juga mulai saat itu bermunculan seperti oshi, wota, oshimen, oshihen dan lain-lain. Dengan kata dan Bahasa Jepang ini orang-orang juga bisa belajar mengetahui tentang budaya Jepang.
ADVERTISEMENT
Writer menambahkan teori yang dikatakan oleh McQuail (1997), reception analysis menekankan pada penggunaan media sebagai refleksi dari konteks sosial budaya dan sebagai proses dari pemberian makna melalui persepsi khalayak atas pengalaman dan produksi.
Menurut writer, dengan adanya penggunaan media sebagai refleksi dari konteks sosial budaya ini seperti acara panggung atau berita hangat tentang JKT48 yang menunjukkan eksistensinya sebagai idola grup pertama yang terbentuk dari kakak grup idolnya di Jepang. Kemudian dengan adanya proses pemberian makna melalui persepsi khalayak atas pengalaman dan produksi yaitu bagaimana persepsi khalayak mengenai grup JKT48 yang membawakan musik khas Jepang yang dibawakan dengan lirik Bahasa Indonesia dan pakaian seragam sekolah ala Jepang.
Peran media atas berita JKT48 ini juga sangat berpengaruh kepada khalayak yang merupakan masyarakat umum yang semula tidak tahu idol grup ini menjadi salah satu bagian fans dari member-membernya. Media ini juga menjadi salah satu alat rekaman untuk mengetahui seluruh informasi untuk khalayak.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya penampilan tarian, busana sekolah, dan bakat menyanyi, JKT48 juga memiliki event yang hanya dimiliki oleh idol grup yaitu event handshake, dimana acara ini merupakan acara pertemuan antara member grup dan penggemarnya, kesempatan untuk berjabat tangan dengan member, dan mengobrol.
Sebagaimana yang dikatakan oleh John Fiske bahwa budaya populer diproduksi oleh kalangan yang berasal dari industri budaya itu sendiri. Seperti JKT48 dan fans JKT48 yang memiliki cara sendiri agar fandomnya tetap hidup dengan membuat aktivitas projek fans kemudian ditampilkan dalam berbagai acara.
Tak jauh dari acara TV, sosial media juga menjadi tempat yang pali berpengaruh kepada fans JKT48 atau khalayak aktif. Adanya Twitter, Instagram, YouTube, dan sebagainya untuk memberi dukungan kepada member JKT48 seperti mengingatkan membernya untuk semangat kuliah, sekolah, atau sarapan. Para fans juga tidak hanya memberikan dukungan pesan teks atau mention, namun mereka juga membeli photopack member JKT48 , membeli merchandise resmi, membuat film pendek, dan banyak pula fans memberikan hadiahnya secara langsung meskipun nilainya sangat berharga.
ADVERTISEMENT
Disusun oleh Rajakansa Yasmimmuntaz
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta