Konten dari Pengguna

Buah Merah Papua

Sri Handayani
Humas Pemerintah BRIN
10 November 2022 14:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sri Handayani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar. Pola Pertumbuhan buah merah. Foto: Albertus Husein Wawo dkk, Peneliti BRIN/koleksi pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar. Pola Pertumbuhan buah merah. Foto: Albertus Husein Wawo dkk, Peneliti BRIN/koleksi pribadi)
Gambar. Ukuran buah merah pada varietas bergum, maler, wesi, kenen dan uaghelu. Foto: Albertus Husein Wawo dkk, Peneliti BRIN/koleksi pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar. Ukuran buah merah pada varietas bergum, maler, wesi, kenen dan uaghelu. Foto: Albertus Husein Wawo dkk, Peneliti BRIN/koleksi pribadi)
ADVERTISEMENT
Buah Merah Papua yang bernama latin Pandanus conoideus Lamk adalah salah satu sumber daya hayati lokal Pegunungan Tengah Papua. Masyarakat Papua Nugini menyebut pandan yang buahnya dimakan dengan nama marita sedangkan Wamena Papua, buah pandan yang berwarna merah ini disebut tawi. Dalam bahasa Indonesia disebut buah merah karena buahnya berwarna merah dengan bentuk yang unik.
ADVERTISEMENT
Banyak kultivar/ciri tertentu yang khas buah merah wilayah Pegunungan Tengah Papua dan menjadikan pemilihan lokasi untuk pengamatan, karena terdapat banyak kultivar buah merah yang dibudidayakan oleh masyarakat setempat.
Kultivar yang populer adalah Maler, Bergum, Wona dan Wesi, memiliki ukuran buah yang besar dan kandungan minyak yang banyak.
Penelitian buah merah pernah dilakukan oleh peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI yang sekarang telah bergabung menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ir. Albertus Husein Wawo, M.Si., Ir. Ninik Setyowati, Pusat Riset Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya dan Kehutanan, dan Peni Lestari, M.Si. Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan, BRIN.
Penelitian bertujuan untuk mengungkapkan keragaman buah merah dan habitatnya Pegunungan Tengah Papua serta upaya konservasi yang dilakukan Kebun Raya Biologi Wamena.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan tanaman buah merah pada lokasi tempat tumbuh sangat bervariasi. Variasi pertumbuhan baik pada tinggi pohon, ukuran daun, percabangan, ukuran buah dan akar napas yang tumbuh pada batang, dipengaruhi oleh faktor genetis yang dimiliki oleh kultivar buah merah tersebut, umur tanaman dan faktor lingkungan pada lokasi tempat tumbuh. Faktor lingkungan yang dimaksudkan adalah kelembapan, temperatur, kandungan nutrisi tanah, bahan beracun yang tersedia, agen biologis dan kekerasan tanah.
Wawo dan tim mengungkapkan hasil eksplorasi diperoleh 23 kultivar buah merah yang tersebar wilayah Pegunungan Tengah Papua. Semua kultivar tumbuh pada lingkungan lembab, tekstur tanah liat bercampur dengan pasir dan tanah halus.
Wawo menjelaskan perkembangan buah dari buah muda menjadi buah matang membutuhkan waktu 3 – 4 bulan yang terbagi ke dalam 3 tahap. Batang atau cabang buah merah yang telah dipetik buahnya umumnya menghasilkan cabang yang baru.
ADVERTISEMENT
Manfaat buah merah
Sebagai sumber daya hayati lokal, buah merah memiliki arti penting bagi masyarakat Papua karena beberapa hal, yaitu minyak buah merah digunakan sebagai minyak makan dan bahan dasar obat.
Potongan buah merah yang direbus bersama daun ubi jalar digunakan sebagai pakan hewan babi. Daun buah merah belum dimanfaatkan secara baik walaupun telah diketahui dapat dijadikan bahan anyaman.
Manfaat buah merah ini dipercaya oleh masyarakat Papua dapat mengobati berbagai penyakit dan baik bagi kesehatan. Buah merah biasanya dikonsumsi dengan cara dimakan langsung atau dipotong potong, lalu direbus atau dipanggang. Biji dan daging buah merah pun bisa ditumbuk, dicampur dengan air, dan menyaring untuk menghasilkan saus merah kental sebagai bumbu masakan. Selain itu, minyak ekstrak buah merah juga digunakan sebagai penyedap makanan dan pewarna alam.
ADVERTISEMENT
Selain sebagai makanan, buah merah juga dimanfaatkan oleh masyarakat Papua sebagai obat tradisional dan mampu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
Keanekaragaman buah merah
Hasil eksplorasi keberadaan buah merah yang dikunjungi pada tahun 2016 dan 2017, dilanjutkan tahun 2019 telah diketahui terdapat 23 kultivar tersebar wilayah Pegunungan Tengah Papua. Ukuran buah umumnya tergantung dari kultivar.
Bergum, Maler, Wesi, Wona adalah buah yang berukuran besar sehingga lebih berat dari buah Kenen, Uaghelu dan Kuanggok yang buahnya berukuran kecil dan warna buah ada yang berwarna merah dan kuning.
Semua kultivar tumbuh pada lingkungan lembab, tekstur tanah liat bercampur dengan pasir dan tanah halus. Besar kemungkinan akan terjadi penambahan jumlah kultivar buah merah dari 23 kultivar yang telah ditemukan, karena beberapa lokasi yang menjadi daerah sebaran buah merah belum ter eksplorasi.
ADVERTISEMENT
Persebaran yang luas maupun terbatas dari sebuah kultivar atau jenis tanaman dipengaruhi oleh kegunaan kultivar tersebut dalam kaitan dengan nilai ekonomi dan pemenuhan gizi pangan keluarga, posisi suatu lokasi apakah terisolasi atau mudah dijangkau, ketersediaan sumber bibit untuk diperbanyak, dan faktor kepemilikan
Upaya konservasi
Buah merah ini sangat diminati oleh masyarakat Indonesia karena fungsinya sebagai tanaman obat. Salah satunya sebagai obat anti kanker karena mengandung beta karoten yang tinggi, sehingga jumlah buah merah alam semakin berkurang dan mendekati kepunahan.
Buah merah yang semakin langka dan semakin sulit didapatkan, sebaiknya diperbanyak sehingga populasinya dapat ditingkatkan dan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat Papua.
Upaya konservasi buah merah telah dilakukan secara ex situ Kebun Raya Biologi Wamena Papua dan sebagian kecil petani telah terlibat dalam pembudidayaan kebun dan halaman rumah.
ADVERTISEMENT
Beberapa buah merah yang dibudidayakan seperti buah Bergum, Maler, Wona dan Wesi. Keempat kultivar ini sangat populer karena buahnya besar dan kandungan minyaknya lebih banyak dari kultivar lain.
Koleksi spesimen basah buah merah Papua
Gambar: Ruang koleksi spesimen basah pandan merah. Foto dok. Koleksi Munasain BRIN
Gambar: Ruang koleksi spesimen basah pandan merah. Foto dok. Koleksi Munasain BRIN
Buah merah (Pandanus conoideus Lamk.) dikenal juga dengan nama pandan merah salah satu koleksi jenis tumbuhan marga Pandanus (Pandanaceae) yang ter simpan di Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia dalam penataan spesimen koleksi basah berada pada ruang pameran tempo dulu lantai 1.
Koleksi tersebut didapatkan dari Eksplorasi oleh Peneliti Pusat Riset Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya dan Kehutanan BRIN ke wilayah Pegunungan Tengah Papua.
Spesimen tersebut bisa berupa tumbuhan utuh atau bagian tumbuhan yang dijadikan herbarium, baik herbarium kering (bagian tumbuhan yg dikeringkan dan dilekatkan pada selembar kertas khusus) atau herbarium basah (specimen yang disimpan dalam kotak atau botol khusus yang diberi alkohol dengan kadar 70%)
ADVERTISEMENT
Deskripsi koleksi buah merah yang ada saat ini ada 39 variasi morfologi buah merah, mulai dari ragam ukuran hingga warna cephalium/tandan buah (struktur buah majemuk yang khas pada Pandanus spp. Pandan berupa pohon tunggal besar, tinggi 3 – 10 m. akar penopang terlihat jelas kulit bagian luar berwarna krem agak kelabu, bagian dalam krem, berbintil-bintil agak tajam (berduri).
Batang bercabang, warna kulit luar dan dalam sama dengan akar penopang dan duri. Dedaunan dalam karangan rapat, tersusun melingkar dalam tiga putaran; tiap daun me lancet memanjang, panjang sekitar 180 cm, lebar 3-5 cm, tepian berduri; permukaan bagian atas hijau tua, halus, terdapat duri pada lipatan daun bagian atas; permukaan bagian bawah hijau cerah, tulang daun utama jelas, berduri halus, duri membalik sangat jelas.
ADVERTISEMENT
Perbuahan ujung atas, tunggal, menggantung ke bawah; panjang tangkai perbuahan 38-44 m, diameter sekitar 5,4 cm (keliling sekitar 17 cm). Cephalium/tandan buah bentuk Tabung ber segitiga, kuning cerah hingga merah dan merah tua, panjang ca. 42-70 (100-110) cm, diameter 9,6-11 cm (keliling 30-34,5 cm), agak terselimuti oleh pelepah buah; (bagian tengah cephalium putih; tersusum oleh banyak buah tungal (drupa). Drupa sangat jelas bersetiga, pericarp (lapisan antara buah tunggal) berlemak, warna kuning atau merah.(sh)
Sumber: A.H. Wawo, dkk. Buah Merah (Pandanus conoideus Lamk) Bioresources Pegunungan Tengah Papua: Keanekaragaman dan Upaya Konservasinya. Jurnal Biologi Indonesia 15(1): 107-121. Dan Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia.