Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.0
Konten dari Pengguna
Kekayaan Pangan Nusantara
30 Desember 2022 11:43 WIB
Tulisan dari Sri Handayani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Gambar foto: Koleksi artefak kekayaan pangan nusantara dalam sebuah vitrin. (Sumber dok.: MUNASAIN BRIN/koleksi pribadi)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01gngafwp8rqe45s8newgz17nv.png)
ADVERTISEMENT
Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia (MUNASAIN) merupakan museum nasional yang cikal bakalnya berasal dari museum Etnobotani Indonesia. Museum Etnobotani ini menyimpan berbagai koleksi artefak tumbuhan botani yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia yang di tata dalam vitrin berdasarkan tema yang berbeda tergantung pada masyarakat lokal yang memanfaatkannya. Setiap display dapat menggambarkan bagaimana ketergantungan masyarakat lokal terhadap kekayaan tumbuhan di sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2016 museum Etnobotani tersebut mengalami perubahan menjadi Munasain. Artefak koleksinya semakin beragam berasal dari Sabang sampai Merauke menampilkan informasi lengkap dan terkini tentang kekayaan flora, fauna, dan budaya yang beraneka ragam, serta dilengkapi dengan informasi lainnya yang menggambaran sejarah alam dan sejarah ilmu pengetahuan khususnya yang ada di Indonesia.
Museum ini terletak di Kota Bogor, saat ini pengelolaan koleksinya dibawah Direktorat Pengelolaan Koleksi Ilmiah Deputi Infrastruktur Riset dan Inovasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Tumbuh dan berkembangnya museum ini sangat bergantung pada kegiatan eksplorasi para peneliti yang saat ini tergabung pada Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi (PRBE) dan Pusat Riset Etnobiologi dan Ekologi (PREE), BRIN.
ADVERTISEMENT
Hasil kegiatan eksplorasi yang umumnya berupa koleksi spesimen dan artefak di simpan sebagai aset nasional yang sangat berharga, dan diperlukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Untuk kajian koleksi spesimen herbarium dilakukan di Herbarium Bogoriense, berada diruang spesimen flora dan fauna, berada di pusat koleksi gedung B dan C Pusat Keanekaragaman Hayati, Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Soekarno, Cibinong, sedangkan untuk kajian koleksi-koleksi artefak etnobiologi dapat dilakukan di Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia (MUNASAIN), BRIN.
Koleksi-koleksi spesimen dan artefak yang telah melalui sebuah proses konservasi tersebut, kemudian ditampilkan dalam bentuk pameran (display) atau penataan sebuah vitrin tersimpan di MUNASAIN, salah satu contoh vitrin dengan tema kekayaan pangan nusantara, yang berada di lorong bagian ujung ruang pameran lantai dasar.
ADVERTISEMENT
Diplay vitrin ini menggambarkan kekayaan alam tumbuhan Indonesia yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengan pokok yang dibutuhkan bagi kehidupan manusia.
Penataan koleksi artefak vitrin dengan tema kekayaan pangan nusantara ini secara garis besarnya menjelaskan tentang pangan yang merupakan komponen utama kebutuhan makhluk Hidup untuk kelangsungan hidupnya. Tuhan yang maha esa telah menciptakan dan menyediakan berbagai macam sumber bahan pangan (Hewani, Nabati, Jamur, dan Mikroba) dibumi ini untuk Kita semua.
Menurut Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, Dr. Rugayah, mengungkapkan bahwa Indonesia yang dianugrahi kekayaan keanekaragaman hayati yang tinggi, diperkirakan memiliki 30.000-40.000 jenis tumbuhan. Namun demikian, hanya sebagian kecil jenis-jenisnya yang telah berkembang sebagai bahan pangan. Sebagai contoh sumber karbohidrat hingga kini hanya diperoleh kurang dari 10 jeni-jenis serelia (Padi, jagung, jaki, jewawut, sorgum) dan ratusan jenis umbi-umbian (singkong, garut, ubi jalar, uwi, gembili, ganyong, talas-talasan, kentang dll), serta sumber mineral dan vitamin yang berasal dari sekitar 700 jenis buah dan sayuran.
ADVERTISEMENT
Komisi Indonesia Sumber daya genetik melaporkan kekayaan sumber daya genetik Indonesia potensial untuk dikembangkan sekitar 3.256 jenis.
Tingginya keragaman etnis yang ada dinusantara ini (tidak kurang dari 750), sangat berkontribusi memperkaya keragaman jenis sumber bahan pangan kita. Di daerah dan etnis tertentu beberapa jenis lokal telah dimanfaatkan meskipun belum dikembangkan secara luas. Sebagai contoh: umbi taka (Tacca leontopetaloides), diketahui dimanfaatkan tepung patinya sebagai bahan pangan alternatif pengganti sumber karbohidrat pengganti beras bagi masyarakat pesisir khususnya di Garut selatan dan dipulau-pulau kecil, sagu (Metroxylon Sagu) sebagai makanan pokok bagi masyarakat Maluku, ubi jalar bagi masyarakat papua, biji eha (Castanopsis buruana) sebagai sumber karbohidrat di musim paceklik bagi masyarakat pulau kecil di Sulawesi tenggara jenis umbi lainnya seperti gadung (Dioscorea hispida) dan uwi (Dioscorea alata), tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat jawa namun NTT, timor dll. Demikian pula jenis talas-talasan seperti Talas Bogor (Colocasia esculenta), juga banyak diminati etnis lainnya.
ADVERTISEMENT
Okra (Abelmoschus esculentus), termasuk salah satu jenis bahan sayur yang disukai masyarakat Eropa, Namun ternyata jenis ini juga umum dikunsumsi dan telah dibudidayakan oleh masyarakat indonesia dibagian Timur (Sulawesi), Daun dan Buah kelor (Moringa oleifera) tidak hanya disenangi masyarakat Madura, namun juga oleh masyarakat di Daerah Pesisir seperti Ambon di Pulau Buton. Buah kecipir (Psophocarpus tetragonolobus), dan Bunga turi (Sesbania grandiflora) merupakan bahan sayuran pelengkap pecel yang sudah tidak asing bagi masyarakat jawa.
Selain jenis-jenis tumbuhan tinggi, jamur makro juga banyak yang telah dikonsumsi sebagai sumber bahan pangan pelengkap. Masyarakat telah mengenal jenis-jenis jamur yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Mengapa jamur disebut sebagai sayur? Kandungan nutrisi jamur yang menyamai kandungan nutrisi sayuran merupakan alasan mengapa jamur disebut sebagai sayur. Kandungan nutrisi pada jamur berada diatas kandungan nutrisi pada legume dan sayuran lainnya serta berada dibawah protein hewani.
ADVERTISEMENT
Keanekaragaman jenis-jenis buah Indonesia sangatlah beragam, dilaporkan sekitar 329 jenis yang telah dibudidayakan maupun masih tumbuh liar dihutan. Buah bisbul (Diospyros philippinensis). Rambutan babat (Nephelium rambutan-ake) populer hanya dijawa barat, meskipun juga tersebar dikalimantan. Kenitu atau sawo duren (Chrysophyllum cainito) Jenis buah yang umum dijumpai dijawa Timur. Dua jenis belimbing liar (Averrhoa dolichocarpa dan A. leucocarpa), masing-masing hanya dijumpai di Cyclop dan Sulawesi Utara.
Beragam kekakayaan pangan makanan pokok, sayuran dan buah-buahan Indonesia, bila ditopang oleh sumber daya manusia yang unggul dengan semangat ilmu pengetahuan, teknologi, inovasi, keterampilan, imajinasi dan aksi nyata, serta dukungan penuh oleh seluruh stakeholder, tentu akan meningkatkan nilai tambah produktifitas dan kualitas sektor pertanian dan perkebunan.
ADVERTISEMENT
Kestabilan pangan terjaga dengan baik dan dapat meningkatkan pendapatan devisa dengan mengekspornya. Lebih penting lagi adanya isu kelangkaan pangan menurut masyarakat pada umumnya yang terjadi akhir-akhir ini cukup mengkhawatirkan bisa teratasi. (sh/sumber: Dr. Rugayah, M.Sc., Peneliti PRBE BRIN/ Munasain BRIN).