Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Klirens Etik Untuk Penggunaan Bahan Biologi Berbahaya
30 Agustus 2023 9:39 WIB
Tulisan dari Sri Handayani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dr. Ratih Asmana Ningrum, Ketua Komite Manajemen Biorisiko BRIN, mengungkapkan dalam penggunaan bahan biologi berbahaya memiliki potensi yang dapat mengancam Kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya dengan level bahaya yang berbeda-beda. Karena itu setiap kegiatan riset seringkali menggunakan bahan biologi yg potensi membahayakan Kesehatan dan lingkungan sekitarnya tentu harus dilakukan secara hati-hati dalam ruang fasilitas khusus, tidak bisa dilakukan di laboratorium kimia biasa. Hal itu disampaikan pada acara kegiatan Apel Pagi BRIN, Senin (27/08).
ADVERTISEMENT
Dalam paparan materinya ‘Sosialisasi Pengajuan Klirens Etik untuk Penggunaan Bahan Biologi Berbahaya”, Ratih menjelaskan ada pengelompokan tingkat bahaya dari bahan biologi dari mulai tingkat level 1 sampai 4. Semakin tinggi tingkat bahaya itu maka angka level semakin tinggi. Klasifikasi ini berdasarkan sifat dan karakteristik dari bahan biologi tersebut. Menurutnya pada Level 1 tidak terlalu bahaya dibandingkan level 3 lebih berbahaya yang dapat menginfeksi pada saluran pernapanasan.
Ratih menambahkan untuk pemakaian laboratorium baik tingkat level1 sampai 4 bergantung pada tahapan apa yang ingin dikerjakan. Contoh Sarcov-2 yang sudah pernah mengalami pandemi, kalau ingin mendeteksi keberadaan virusnya suatu sampel itu bisa dikerjakan pada laboratorium Biosafety Level (BSL)-2. Tetapi apabila ingin memperbanyak virusnya/kultur, maka harus dilakukan pada Laboratorium Biosafety Level (BSL)-3.
Lebih lanjut, Ratih menjelaskan ketika menggunakan bahan biologi berbahaya akan ada potensi yg sangat besar terinfeksi, misalnya mikroba patogen didalam bahan biologi yg kita kerjakan. Oleh karenanya harus hati-hati dalam pengerjaannya.
ADVERTISEMENT
Dalam pengerjaan di Laboratorium yang tidak memenuhi standar keamanan sangat beresiko terinfeksi. Sebagai informasi 80% dari kasus-kasus terjadinya infeksi yg berasal dari laboratorium disebabkan oleh mikroba pathogen melalui pernapasan atau kontaminasi melalui tangan. karena tidak menggunakan alat pelindung diri yang baik.
Kemudian 20% disebabkan luka karena benda tajam, misal sedang menggunakan suntikan yang berisi darah atau tumpahan yang juga dapat menyebabkan infeksi. Ini karena tidak dilakukan laboratorium yang berstandar khusus spt laboratorium yang bertekanan negatif.
Ratih menyampaikan juga dalam pekerjaan riset yang berbahan biologi berbahaya di Kawasan Soekarno Science and Technology (KST) BRIN ada beberapa laboratorium biologi yang digunakan, antara lain ada laboratorium Biosafety Level (BSL) 1, 2, 3 dan pendukungnya laboratorium Genomik. Selain laboratorium yang memiliki fasilitas dengan speksifikasi khusus, juga ada komite dalam penggunaan suatu bahan biologi berbahaya dalam kegiatan riset yaitu Komite Manajemen Biorisiko.
ADVERTISEMENT
Dalam pengerjaan riset, maka akan ada penilaian resiko apakah akan memenuhi aspek biosafety dan biosecurity. Biosafety adalah Upaya untuk mencegah paparan yang digunakan tidak sengaja, misal sedang mengerjakan sampel Sarcov. Sedangkan biosecurity adalah penyalahgunaan paparan yang disengaja jadi tidak hanya keamanan kita sampel yang dikerjakan, tetapi sampel ini bisa disalah gunakan atau tidak. Karena bahan biologi ini memiliki potensi yang sangat besar misal untuk menjadi senjata biologis apabila melakukan modifikasi terhadap mikroba patogen dan lain-lain. Untuk itu dikerjakan yang memiliki akses terbatas, ungkap Ratih.
Kawasan BRIN ini baru saja ada labaratorium animal biosafety level 2 dan 3, ini untuk primata juga dapat digunakan uji in vivo. Lab ini sudah mendapatkan sertifikasi keamanan, jadi sudah memenuhi kaidah biosafety. Kemudian ada juga laboraorium biosafety level 3 yang berdiri sejak 2018 yang digunkan pada kegiatan deteksi dan kegiatan riset utk covid19. Untuk laboratorium pendukung adalah laboratorium Genomik.
ADVERTISEMENT
Ratih menjelaskan Kembali Komite biorisiko berfungsi untuk memberikan kontribusi bagi pengembangan kebijakan Biorisiko. Jadi kami dapat memberikan rekomendasi misalnya apabila menyetujui proposal pekerjaan yang dilakukan atau melakukan modifikasi terhadap suatu bahan biologi.
Kemudian kami dapat meninjau dan menyetujui protokol penilaian resiko yang ada melibatkan biologi berbahaya. Meninjau informasi yang berkaitan dgn kecelakaan, karena bekerja dengan bahan biologi tentu resiko selalu ada, yang bisa dilakukan bagaimana kita menurunkan resiko itu serendah-rendahnya dan kami harus meninjau seperti apa kecelakaan atau insiden tindakan apa yang harus dilakukan.
Sebagai informasi dalam pengusulan dapat melalui website https://klirensetik.brin.go.id. apabila mengklik bagian prosedur dan juga melihat dibagian biologi berbahaya, maka akan ada bagian bahan berbahaya BRIN. Jadi dari mulai pengajuan sampai keluar rekomendasi hasil itu diperlukan 14 hari kerja. Untuk mereview agar hasil yang dikeluarkan betul2 aman. Jadi dalam pengajuan itu dengan paralel, mengisi 2 formulir yaitu penelitian dan pengujian penggunaan akan bahan biologi berbahaya dan formulir penilaian resiko.(sh)
ADVERTISEMENT