Konten dari Pengguna

Mitigasi Banjir Kawasan Aliran Sungai Desa Medewi Jembrana Bali

Sri Handayani
Humas Pemerintah BRIN
5 November 2022 21:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sri Handayani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar: Paparan presentasi finalis Lomba Karya Ilmiah Remaja siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Jembrana Bali. Foto: Koleksi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Gambar: Paparan presentasi finalis Lomba Karya Ilmiah Remaja siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Jembrana Bali. Foto: Koleksi pribadi
Gambar:Stand finalis Lomba Karya Ilmiah Remaja siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Jembrana Bali. Foto: Koleksi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Gambar:Stand finalis Lomba Karya Ilmiah Remaja siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Jembrana Bali. Foto: Koleksi pribadi
ADVERTISEMENT
Banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba tiba dengan debit air yang besar, disebabkan terbendung aliran sungai pada alur sungai. Penyebab banjir alami adalah banjir yang dipengaruhi oleh curah hujan, erosi dan sedimentasi, kapasitas sungai, kapasitas drainase dan pengaruh air pasang.
ADVERTISEMENT
Faktor lain penyebab banjir adalah akibat tindakan manusia yang menyebabkan perubahan lingkungan seperti: perubahan kondisi Daerah Aliran Sungai, kawasan pemukiman sekitar bantaran, rusaknya drainase lahan, kerusakan bangunan pengendali banjir, rusaknya hutan, dan perencanaan sistem pengendali banjir yang tidak tepat.
Bencana banjir merupakan bencana yang paling sering terjadi dan menduduki peringkat pertama Jembrana, karena wilayah Kabupaten Jembrana memiliki morfologi dan fisiografi pegunungan yang dibentuk oleh deretan pegunungan. Seperti yang terjadi di utara Desa Medewi dan Desa Pulukan yang mengalami fenomena hujan deras dan banjir yang sangat parah, sejumlah rumah warga rusak bahkan hilang terbawa banjir.
Peningkatan pelaksanaan penanggulangan bencana harus diawali dari kesadaran dan kesiapsiagaan aparat dan masyarakat. Kejadian bencana yang telah terjadi berdampak pada kerusakan infrastruktur sekitar jalan dan rumah, serta hilangnya nyawa hewan ternak masyarakat setempat. Oleh karena itu, sangat diperlukan upaya pengurangan risiko bencana melalui strategi penanganan banjir bandang, melalui upaya mitigasi bencana alam yang ada di aliran sungai Desa Medewi, Kabupaten Jembrana.
ADVERTISEMENT
Mitigasi bencana banjir bandang
Upaya menanggulangi bencana banjir perlu adanya sistem peringatan dini, yaitu dibutuhkan stasiun cuaca beberapa tempat yang mewakili data satelit dan radar cuaca sehingga dapat diketahui intensitas hujan. Tipologi Daerah Aliran Sungai sangat diperlukan untuk membantu mengetahui limpasan air permukaan hingga menjadi banjir dalam sungai.
Identifikasi zona bahaya banjir bandang diperlukan pemetaan daerah bahaya dengan pendekatan karakteristik geomorfologi dan hidrologi. Hubungan antara hidrometeorologi dan ilmu sosial sangat krusial dalam menghadapi banjir bandang untuk kesiapsiagaan aparat dan masyarakat, terutama berkaitan dengan response terhadap peringatan banjir bandang.
Strategi penanganan banjir berbasiskan mitigasi bencana kawasan rawan banjir Desa Medewi, Kabupaten Jembrana dihasilkan dari beberapa indikator yang lahir dari nilai risiko tersebut yang nantinya akan menjadi sebuah program mitigasi bencana versi nilai risiko wilayah penelitian.
ADVERTISEMENT
Dwi Kurnia selaku pembimbing siswa mengarahkan penelitian untuk mengikuti ajang Lomba Karya Ilmiah (LKIR) berfokus di Kawasan Aliran Sungai Desa Medewi, Kabupaten Jembrana. Pada tahun 2021 telah terjadi bencana banjir bandang yang mengakibatkan hilangnya infrastruktur dan rumah warga serta hewan ternak. Hal ini memunculkan suatu pemikiran untuk peneliti, memberikan edukasi suatu gagasan strategi dalam menangani banjir Bandang melalui mitigasi bencana alam.
Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi risiko bencana banjir Desa Medewi. Merumuskan strategi penanganan banjir, berbasis mitigasi bencana pada kawasan aliran sungai Desa Medewi. Menggunakan metode analisis kuantitatif dengan pendekatan analisis tumpeng susun (overlay) /superimpose, menganalisis tingkat kerentanan, tingkat bahaya dan tingkat risiko dari bencana banjir.
Analisis overlay/tumpang tindih dapat menganalisis data melalui sistem informasi geografis yang nantinya akan mengombinasikan informasi dari dua peta atau lebih dengan menghasilkan Peta Baru.
ADVERTISEMENT
Rita dan Nida adalah siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Jembrana Bali, finalis Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR), mempresentasikan “Strategi Penanganan Banjir Bandang Berbasis Mitigasi Bencana Alam Pada Kawasan Aliran Sungai Desa Medewi, Kabupaten Jembrana”, diselenggarakan oleh Badan Riset Dan Inovasi Nasional (BRIN), sebagai rangkaian pendukung acara Indonesia Research & Innovation Expo 2022, Gedung Cibinong Science Center, pada Jumat, 28/10/2022, bulan lalu.
Finalis LKIR Rita dan Nida dengan bimbingan mentor Dr. Iwan Ridwansyah Peneliti Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air, Badan Riset Dan Inovasi Nasional (BRIN). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa daerah kawasan dekat sungai Desa Medewi tersebut memiliki potensi kerentanan banjir yang tinggi dengan perolehan nilai sebesar 303,454925.
Kawasan ini juga bisa dikatakan sangat berbahaya dilihat dari perolehan skor hasil tingkat risiko bahaya banjir yaitu 42895.2. Hal ini menunjukkan bahwa Desa Medewi terkena risiko bencana banjir kategori Tinggi 13.016.759,6989.
ADVERTISEMENT
Dalam penelitiannya ada 2 faktor yang utama dalam penanganan banjir Desa Medewi Kabupaten Jembrana, yaitu mitigasi struktural dan non struktural.
1. Mitigasi struktural
Gambar: Pembangunan tanggul dengan struktur yang kuat dan penghijauan. Foto: Siswa LKIR Madrasah Aliyah Negeri 2 Jembrana Bali/Koleksi pribadi Siswa LKIR MAN 2
Gambar: Pembangunan tanggul dengan struktur yang kuat dan penghijauan. Foto: Siswa LKIR Madrasah Aliyah Negeri 2 Jembrana Bali/Koleksi pribadi Siswa LKIR MAN 2
Memperhatikan sisi kekuatan, keamanan dan keselamatan bangunan agar tahan terhadap bencana termasuk banjir sehingga terasa nyaman untuk digunakan ataupun ditinggali.
Melakukan pengerukan kembali jaringan drainase, melakukan pembangunan tanggul dengan struktur yang kuat, memasang sistem atau alat peringatan dini (early warning system), membuat tempat pembuangan sampah per rumah tangga ataupun komunal, pembuatan drop struktur bangunan pengendali banjir lanjutan dari bendungan, melakukan pengerukan sungai secara berkala, dan melakukan penghijauan.
2. Mitigasi non struktural
Mitigasi non struktural dilakukan dengan membuat program program antara lain: program peningkatan produktivitas dan kreativitas masyarakat, program peningkatan sumber daya manusia seperti pemberian beasiswa bagi masyarakat kurang mampu, melakukan pengairan yang teratur setiap lahan produktif yang ada, melakukan evaluasi terhadap religusi pembangunan fasilitas daerah resapan air.
ADVERTISEMENT
Tindakan preventif untuk mengurangi bahaya banjir adalah harus melakukan koordinasi dengan stasiun pengamat curah hujan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Memberikan pengertian terhadap baik buruknya aktivitas ekonomi masyarakat yang dilakukan disekitar daerah sempadan sungai.
Melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam penanganan lebih awal bencana banjir dengan cara kerja bakti membersihkan sampah dan juga pelatihan dan simulasi mitigasi bencana banjir.
Melakukan kajian di daerah dengan merumuskan perda yang mengatur tentang mitigasi bencana banjir misalnya tentang standardisasi bangunan pemukiman yang berada tepat di daerah sempadan sungai.
Mengevaluasi kebijakan tentang tata guna lahan/tata ruang/dan zonasi yang telah diatur dalam rencana tata ruang wilayah Desa Medewi. Melakukan teknik konservasi pada lahan lahan pertanian untuk meredam erosi dan memperlambat aliran permukaan, seperti penanaman sejajar kontur, terseringing, dan penanaman jalur hijau. (sh).
ADVERTISEMENT