Konten dari Pengguna

Pupuk Hayati Mikoriza Ramah Lingkungan

Sri Handayani
Humas Pemerintah BRIN
4 Desember 2023 9:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sri Handayani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
                                 Foto dok. Tiwit Widowati  Peneliti Pusat Riset Mikrobilogi Terapan – BRIN
zoom-in-whitePerbesar
Foto dok. Tiwit Widowati Peneliti Pusat Riset Mikrobilogi Terapan – BRIN
ADVERTISEMENT
Pupuk hayati mikorisa merupakan pupuk hayati yang mengandung jamur tanah mikorisa yang bersimbiosa dengan perakaran tanaman. Jamur mikorisa mampu melarutkan fosfat yang dibutuhkan tanaman, membantu memacu pertumbuhan bibit, meningkatkan luas permukaan akar dalam menyerap nutrisi, meningkatkan ketahanan terhadap cekaman kekeringan dan serangan penyakit serta mengurangi penggunaan pupuk kimia.
ADVERTISEMENT
Pupuk hayati mikoriza merupakan teknologi yang dikembangkan hasil kerjasama Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI dan Osaka Gas Co. Ltd. Pupuk mikoriza sudah mengalami modifikasi disesuaikan dengan media tumbuh tanaman inang dan bahan pembawa yang akan digunakan untuk menyimpan potongan akar dan spora dari mikoriza tersebut.
Pupuk hayati mikoriza dapat diaplikasikan pada tanaman pangan, kehutanan dan hortikultura. Hasil aplikasi pupuk hayati mikoriza pada tanaman pangan di beberapa lokasi di Indonesia menunjukkan bahwa pupuk tersebut marnpu meningkatkan produktivitas 25-30% dan mengurangi penggunaan pupuk kimia hingga 50%.
Tiwit widowati, Peneliti Pusat Riset Mikrobilogi Terapan – BRIN mengatakan, pupuk ini sangat cocok diaplikasikan di tingkat semai karena jamur mikoriza dapat mulai menginfeksi tanaman pada saat tanaman tersebut belum terinfeksi oleh mikroba lain yang berada di dalam tanah.
ADVERTISEMENT
"Aplikasi pupuk mikoriza sangat mudah karena setiap tanaman hanya membutuhkan 2-5 g mikoriza dengan cara dimasukkan ke lubang tanam. Apabila digunakan di persemaian, mikoriza yang dibutuhkan sekitar 100-250 g per bak plastik yang dapat menyemai ratusan biji ukuran kecil atau puluhan biji ukuran besar", ujarnya.
Lebih lanjut Tiwit menjelaskan implementasi teknologi ini, Pusat Riset Mikrobiologi Terapan BRIN bekerjasama dengan PT. Alam Segar Indonesia dan Taman Wisata Lebah Madu Pramuka – Cibubur dalam pengelolaan tanaman bunga pakan lebah secara organik di taman tersebut.
Menurutnya Pupuk hayati mikoriza diaplikasikan pada bibit tanaman bunga pakan lebah seperti bunga matahari, Marigold, air mata pengantin, Zennia, Xanthoslemon, bunga kertas dan lain-lain.
Hasil kegiatan yang telah dilakukan diantaranya aplikasi pupuk hayati mikoriza pada 750 bibit tanaman bunga matahari dan 150 bibit tanaman bunga marigold.
ADVERTISEMENT
"Manfaat pemberian pupuk hayati mikoriza terlihat pada batang tanaman bunga matahari tampak lebih kokoh dan berbunga lebih lama", terangnya.
Lebih Tiwit menyampaikan, hasil aplikasi pupuk hayati mikoriza pada tanaman bunga pakan lebah di Taman Wisata Lebah Madu Pramuka dapat mengedukasi dan menjadi contoh bagi masyarakat tentang manfaat pupuk mikorisa yang ramah lingkungan. (sh/tw)