Konten dari Pengguna

Pusat Riset Rekayasa Genetika BRIN Gelar Friday Scientific Sharing Seminar

Sri Handayani
Humas Pemerintah BRIN
28 Agustus 2023 11:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sri Handayani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar: Foto kegiatan webinar “Friday Scientific Sharing Seminar” Pusat Rekayasa Genetika BRIN, melalui zoom. (Sumber dok. Foto pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar: Foto kegiatan webinar “Friday Scientific Sharing Seminar” Pusat Rekayasa Genetika BRIN, melalui zoom. (Sumber dok. Foto pribadi)
ADVERTISEMENT
Pusat Riset Rekayasa Genetika ORHL, Badan Riset dan Inovasi (BRIN) kembali menyelenggarakan webinar rutin “Friday Scientific Sharing Seminar”, pada Jumat (25/8). Pada Series 22, menghadirkan dua narasumber yang berkompeten dalam ilmunya Prof Dr Afaf Baktir, M.S., Dosen Prodi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga dan Nurhasni Hasan, S.Si, Apt., M.Pharm.Sc, Ph.D, Dosen Fak. Farmasi, Universitas Hasanudin yang akan dipandu oleh Ai Hertati, M.Si., Apt. Peneliti Pusat Riset Rekayasa Genetika BRIN.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutan membuka acara, Kepala Pusat Riset Rekayasa Genetika BRIN, Ratih Asmana Ningrum, menyampaikan seminar ini sebagai sarana sharing bagi kita semua dengan mengundang berbagai narasumber yang beragam berasal dari Universitas, Kementerian, Pendidikan, Diaspora, Industri, Rumah Sakit dan Lembaga Institusi lainnya yang memang dapat memberikan suatu wawasan baru bagi kita semua ujar Ratih
Lebih lanjut seminar ini tentunya bertujuan selain kita belajar sesuatu yang baru memperkaya juga sebagai ajang untuk pertukaran informasi dan untuk meningkatkan penguatan kompetensi, kita semua juga sudah banyak sekali menandatangani perjanjian Kerjasama Industri, atau Institusi lainnya yang menjadi narasumber dari seminar ini.
Ratih menambahkan saat ini Pusat Rekayasa Genetika kami memang fokus kepada Bioteknologi Modern yaitu merah putih dan hijau kita bentuk karena memang itu target, bagaimana populer dan rekayasa genetika itu dapat memberikan solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang ada dalam bidang lapangan Kesehatan.
Gambar: Paparan presentasi disampaikan oleh Prof Dr Afaf Baktir, Universitas Airlangga pada kegiatan webinar “Friday Scientific Sharing Seminar” Pusat Rekayasa Genetika BRIN, melalui zoom. (Sumber dok. Foto pribadi).
Narasumber pertama Prof.Dr. Afaf Baktir, M.Si., Dosen Prodi Kimia, FST, Universitas Airlangga menyampaikan judul paparan presentasi "Strategies in the development of Candida albicans and Pseudomonas aeruginosa antibiofilms”, menjelaskan Biofilm ada di sebagian besar lingkungan alami yang terdapat mikroorganisme, terutama sebagai biofilm multi spesies.
ADVERTISEMENT
Menurutnya tempat interaksi dan komunikasi antar sel untuk bertahan hidup di dalam lapisan matriks ekstraselular. Kombinasi biofilm yang dikenali adalah virus, bakteri, jamur, dan parasit. Sebagian besar infeksi mikroba pada manusia adalah biofilm polimikroba yang berasosiasi.
Baktir menambahkan Biofilm juga terjadi pada beberapa penyakit seperti autis, periodontitis, karies gigi, infeksi paru. Jadi sangat penting sekali melakukan penelitian anti biofilm ini, terutama untuk mencari mekanisme terbaik anti biofilm, sehingga dapat mencegah terjadinya fenomena biofilm yang sangat mengganggu Kesehatan manusia.
Gambar: Paparan presentasi disampaikan oleh Nurhasni Hasan, S.Si, Apt., M.Pharm.Sc, Ph.D. Universitas Hasanudin pada kegiatan webinar “Friday Scientific Sharing Seminar” Pusat Rekayasa Genetika BRIN, melalui zoom. (Sumber dok. Foto pribadi).
Sementara itu, narasumber kedua Dosen Fakultas Farmasi, Universitas Hasanudin, Nurhasni Hasan, S.Si, Apt., M.Pharm.Sc, Ph.D. dalam paparan presentasinya berjudul “The role of nano-and microparticulate-based drug delivery systems in combating bacterial infection”, menjelaskan Bakteri infeksi yang saya jadikan model disini adalah infeksi luka terutama diabetes jadi sudah resisten bakteri membentuk biofilm pada luka. Kemudian yang kedua akan memberikan model untuk infeksi bakteri yang di paru-paru disebabkan oleh multi drug resisten Pseudomonas aeruginosa.
ADVERTISEMENT
Nurhasni menambahkan jadi kita akan lihat biofilm yang gram positif dgn gram negatif. Dan bagaimana peran nanopartikel mikropartikel dalam mengobati infeksi bakteri.
Melalui webinar ini mari kita manfaatkan kesempatan ini bagi Periset untuk bisa berdiskusi dengan narasumber dan bertukar pengalaman, diharapkan terjadi pertukaran informasi untuk mencari peluang melakukan kolaborasi kegiatan riset lebih lanjut, apakah nanti melalui pembimbingan mahasiswa atau melalui kegiatan riset bersama dan lain-lain, tidak hanya kegiatan riset saja tapi ada kegiatan mobilitas perisetnya juga, peningkatan kompetensi dan program capacity building nya juga berjalan dengan baik, jelas Ratih. (sh)