Konten dari Pengguna

Riset Pemanfaatan Biota Laut di Kawasan Perairan Enggano dan Sumatera Selatan

Sri Handayani
Humas Pemerintah BRIN
9 November 2023 12:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sri Handayani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perairan Enggano sebagai pulau kecil terluar di Samudra Hindia memiliki potensi bioprospeksi laut yang sangat besar. Marine bioprospecting dapat mendorong berkembangnya industri berbasis produk hasil laut yang meliputi kegiatan eksplorasi, pengungkapan potensi, dan pemanfaatan sumber daya laut yang berkelanjutan, baik dalam bentuk produk maupun inovasinya.
ADVERTISEMENT
Hal ini dengan ditemukannya beberapa jenis flora dan fauna laut di Sumatera yang memiliki kualitas dan nilai ekonomis sebagai bahan baku produk dan inovasi dibidang farmasi (Kesehatan dan obat) atau bidang lainnya, namun tetap mempertahankan kelestarian sumberdaya.
                                                                                               (Foto dokumentas;: koleksi pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
(Foto dokumentas;: koleksi pribadi)
BRIN dan Universitas Sriwijaya sepakat meningkatkan kolaborasi di bidang riset dan inovasi dalam pengembangan produk marine bioprospecting dari ekosistem terumbu karang pada kawasan perairan enggano dan inovasi TAL (Tachypleus Amebocyte Lysate) dari rFC (Rekombinan Factor C) Belangkas Asal Sumatera Selatan yang ditandai dengan penandatanganan perjanjian Kerjasama antara Pusat Riset Rekayasa Genetika (PRRG) BRIN dengan Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Sriwijaya, di Cibinong, Senin (06/11) yang lalu.
Dalam sambutannya Kepala Pusat Riset Rekayasa Genetika, Ratih Asmana Ningrum menyampaikan kegiatan penelitian ini dapat menjadi bagian yang terintegrasi untuk pengembangan ilmu pengetahuan mulai dari kegiatan ekstraksi data digital flora fauna dan lingkungan perairan kelautan. Terkait dengan data DNA, struktur protein dan juga senyawa-senyawa aktif yang dikandung di dalamnya.
(Foto dokumentasi; koleks pribadi)
Ratih menyambut baik kerjasama dengan FMIPA Universitas Sriwijaya dalam pengembangan bahan baku farmasi, lebih khususnya pemanfaatan hasil laut. Di kelompok rekayasa genetika selama 2 tahun ini sudah ada 50 kerjasama yang tidak hanya universitas dalam dan luar negeri, tetapi juga dengan industri.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Prof. Hermansyah selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya, dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada BRIN atas kemudahan akses untuk mahasiswa-mahasiswa kami yang nantinya untuk melakukan kerjasama riset. Harapannya jalinan kerjasama ini kedepannya terus dilanjutkan.
“Hari ini kita melakukan penanda tanganan kerja sama riset yang beberapa kegiatannya adalah eksplorasi, sampling, identifikasi, karakterisasi, pertukaran peneliti, SDM, dan kerjasama lainnya akan mengikuti”, ungkapnya.
A. Zaenal Mustopa, selaku PIC Peneliti Pusat Riset Rekayasa Genetika menjelaskan, bahwa Kerjasama ini meliputi 2 kegiatan: 1) Pengembangan Produk Marine Bioprospecting dari Ekosistem Terumbu Karang Pada Kawasan Perairan Enggano; 2) Inovasi TAL (Tachypleus Amebocyte Lysate) dari rFC (Rekombinan Factor C) Belangkas Asal Sumatera Selatan.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Zaenal menjelaskan, Kegiatan Marine Bioprospecting meliputi survei lapangan di perairan Pulau Enggano, Pengukuran kualitas perairan, Pengambilan sampel penelitian, Identifikasi spesies menggunakan teknologi berbasis metabarcoding DNA, isolasi dan identifikasi mikroba simbion serta pengujian bioaktivitas dari mikroba simbion tersebut. Sedangkan kegiatan Inovasi TAL (Tachypleus Amebocyte Lysate) meliputi Identifikasi belangkas secara morfometrik dan teknologi DNA barcoding serta produksi protein factor C secara in vitro.
Menurutnya Belangkas merupakan salah satu hewan yang dilindungi di Indonesia dengan status konservasi. Darah belangkas mengandung komponen protein faktor C yang berfungsi sebagai biosensor yang dapat mendeteksi keberadaan endotoksin/lipopolisakarida dari bakteri gram negative. Selain itu, belangkas merupakan invertebrata laut dengan darah berwarna biru yang sering digunakan untuk mendeteksi kontaminasi oleh endotoksin dalam vaksin, obat suntik, dan peralatan medis.
ADVERTISEMENT
“Penggunaan darah belangkas untuk keperluan medis tersebut menyebabkan dampak negatif yakni kematian karena darahnya diambil. Salah satu cara untuk menjaga kelestarian belangkas untuk keperluan medis adalah rekayasa genetika untuk mensintesis faktor C”, jelasnya.
Fauziyah selaku PIC Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Sriwijaya menjelaskan, bahwa jenis flora dan fauna laut di Sumatera memiliki kualitas yang dapat diterima dan bernilai ekonomis sebagai bahan baku produk dan inovasi dibidang farmasi (Kesehatan dan obat) atau bidang lainnya, namun tetap mempertahankan kelestarian sumberdaya.
Fauziyah menambahkan riset ini pengembangannya kearah protein rekombinan yang bisa menghasilkan produk alat Kesehatan dan bekerjasama dengan pihak industri. BRIN sendiri memiliki kemampuan dalam rekayasa protein rekombinan.
Kerjasama riset ini secara umum bertujuan untuk mengidentifikasi variasi karakteristik plasma nutfah flora, fauna dan aquatic asal Sumatera (khususnya perairan Banyuasin Sumatera Selatan dan Perairan Enggano Bengkulu) secara morfologi dan molekuler serta mempersiapkan produk dan inovasi dari marine bioprospecting maupun biota yang dilindungi dengan menjaga ketentuan manajemen konservasi. (sh)
ADVERTISEMENT