Lingkaran biru itu menyusuri seluruh tubuh pari bandi lalu pecah dan menyebar. Pecahannya menyusuri seluruh tubuhnya, menjadi gurat-gurat tipis beraneka warna. Mustahil menyebut nama warnanya satu per satu, seakan-akan mereka tengah dalam proses melahirkan warna yang belum pernah kulihat sebelumnya. Saat mulutnya menganga terdengar bunyi menderum yang memekakkan telinga. Lalu, cairan berbau busuk muncrat dari mulutnya bersama benda-benda.
Beberapa benda yang dimuntahkan nyaris menimpa kami. Selang robot pneumatik dan potongan tubuh manusia tanpa tangan dan kepala. Darahnya masih segar. Aku mengenali pakaian yang ia kenakan, ia salah satu pekerja di terowongan.
“Sudah kubilang,” ujar si Audionot. “Mereka makhluk abadi.”
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814