Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Analisis Kalender 6 Hendy dalam Sistem Pertanian
2 Maret 2025 14:52 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Suhendi bin Suparlan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sistem kalender berperan penting dalam pengaturan siklus pertanian. Berbagai jenis tanaman memiliki perbedaan usia panen dan siklus pertumbuhan, sehingga membutuhkan sistem penanggalan yang dapat mengakomodasi kebutuhan ini dengan baik. Kalender konvensional, seperti kalender Gregorian, umumnya digunakan sebagai acuan dalam pertanian modern. Namun, dengan diperkenalkannya Kalender 6 Hendy, yang berbasis sistem bilangan 6, muncul peluang baru untuk menyusun pola pertanian yang lebih terstruktur dan konsisten.
ADVERTISEMENT
Artikel ini akan membahas bagaimana penerapan Kalender 6 Hendy dapat diadaptasi ke berbagai jenis tanaman, termasuk tanaman pangan (padi, jagung, dll.), palawija, serta tanaman perkebunan (tebu, kelapa sawit, kopi, karet, dan lainnya).

Struktur Kalender 6 Hendy dan Relevansinya dalam Pertanian
Dalam Kalender 6 Hendy, waktu dihitung berdasarkan siklus 6, dengan struktur sebagai berikut:
1 Tahun (Sasetya) = 6 bulan = 216 hendy
1 Siklus Kecil (Sananta) = 6 tahun = 1.296 hendy
1 Siklus Besar (Sadwipa) = 36 tahun = 7.776 hendy
Sistem ini dirancang agar memiliki pola yang seragam dan matematis stabil, sehingga tidak memerlukan koreksi seperti tahun kabisat. Dalam konteks pertanian, kalender ini dapat digunakan untuk menyusun siklus tanam dan panen secara lebih teratur, menyesuaikan dengan usia berbagai tanaman.
ADVERTISEMENT
Analisis Siklus Tanaman dalam Kalender 6 Hendy
1. Tanaman Pangan
Tanaman pangan seperti padi dan jagung memiliki siklus panen yang relatif singkat dan dapat ditanam beberapa kali dalam satu tahun (Sasetya).
Padi:
Umur panen: ± 3–4 bulan atau sekitar 108–144 hendy
Dalam 1 Sasetya (216 hendy), padi bisa dipanen 1–2 kali, tergantung sistem irigasi dan varietas yang digunakan.
Dalam 1 Sananta (6 tahun = 1.296 hendy), padi dapat mengalami 6–12 siklus panen.
Jagung:
Umur panen: ± 3 bulan atau sekitar 108 hendy
Dalam 1 Sasetya (216 hendy), jagung bisa dipanen 2 kali.
Dalam 1 Sananta (6 tahun), dapat mengalami 12 siklus panen.
Dari data ini, terlihat bahwa Kalender 6 Hendy tetap kompatibel dengan siklus tanam tanaman pangan karena pembagiannya yang simetris.
ADVERTISEMENT
2. Tanaman Palawija
Palawija mencakup tanaman seperti kedelai, kacang tanah, ubi kayu, dan sejenisnya, yang memiliki variasi usia panen lebih beragam.
Kedelai & Kacang Tanah:
Umur panen: ± 3–4 bulan (108–144 hendy)
Siklus panen mirip dengan padi dan jagung, dapat mencapai 1–2 kali dalam Sasetya.
Ubi Kayu:
Umur panen: ± 9–12 bulan (324–432 hendy)
Dalam 1 Sananta (6 tahun = 1.296 hendy), ubi kayu bisa dipanen sekitar 3 kali.
Karena tanaman palawija memiliki siklus tanam yang beragam, perhitungan berdasarkan sistem 6 ini tetap memungkinkan dengan penyesuaian fase tanam.
3. Tanaman Perkebunan
Tanaman perkebunan seperti tebu, kopi, kelapa sawit, dan karet memiliki siklus panen yang jauh lebih panjang dibandingkan tanaman pangan.
Tebu:
Umur panen: ± 10–12 bulan (360–432 hendy)
ADVERTISEMENT
Dalam 1 Sasetya (216 hendy), tebu masih dalam fase pertumbuhan dan baru bisa dipanen dalam 2 Sasetya.
Dalam 1 Sananta (6 tahun), tebu bisa dipanen sekitar 5–6 kali jika mempertimbangkan sistem ratoon (panen ulang).
Kelapa Sawit:
Umur mulai produksi: ± 3 tahun setelah tanam (648 hendy)
Produksi berlangsung secara berkelanjutan dengan siklus panen bulanan.
Dalam 1 Sadwipa (36 tahun), sawit bisa mengalami fase puncak produksi dan replanting.
Kopi & Kakao:
Umur mulai produksi: ± 3–5 tahun (648–1.080 hendy)
Siklus panen utama biasanya setahun sekali, tetapi dapat dipanen sepanjang tahun.
Dalam 1 Sadwipa (36 tahun), tanaman ini mengalami beberapa siklus produktif dan peremajaan.
Karet:
Umur mulai produksi: ± 5–7 tahun (1.080–1.512 hendy)
ADVERTISEMENT
Produksi berlangsung selama 20–25 tahun, sebelum replanting.
Dalam 1 Mahasaka (1.296 tahun), karet mengalami beberapa kali siklus peremajaan.
Dengan pola ini, Kalender 6 Hendy dapat memberikan kerangka waktu yang lebih sistematis untuk merencanakan masa tanam, produksi, dan replanting tanaman perkebunan.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Dari analisis di atas, terlihat bahwa Kalender 6 Hendy tetap kompatibel dengan berbagai jenis tanaman, dari pangan, palawija, hingga perkebunan.
Keunggulan utama yang bisa dioptimalkan dalam sistem pertanian adalah:
✅ Pola waktu yang konsisten dan stabil
✅ Siklus tanam lebih mudah disusun karena sistem berbasis 6 mempermudah perhitungan fase tanam
✅ Pengelolaan siklus jangka panjang untuk tanaman perkebunan lebih terstruktur
Sebagai rekomendasi, penerapan Kalender 6 Hendy dalam pertanian bisa dilakukan dengan menyusun kalender tanam berbasis siklus 6 yang membagi fase pertanian menjadi:
ADVERTISEMENT
1️⃣ Persiapan lahan
2️⃣ Penanaman
3️⃣ Pertumbuhan awal
4️⃣ Masa produktif
5️⃣ Panen
6️⃣ Istirahat/persiapan ulang
Pendekatan ini akan membantu petani dan pemangku kepentingan dalam menyusun jadwal pertanian yang lebih optimal dalam sistem Kalender 6 Hendy.