Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Mahasiswa Menempuh Jarak 100 Km Demi Kasih Sayang
8 Mei 2025 13:29 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sabila Rahadatul Aisi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Aku, seorang mahasiswa yang sedang menjalani kehidupan kampus di kota besar, selalu merindukan rumah. Setiap kali mendengar suara telepon dari orang tua, hatiku bergetar. Mereka adalah sumber semangatku, dan setiap kali aku merasa lelah dengan tugas dan ujian, ingatan tentang mereka memberiku energi baru.
ADVERTISEMENT
Setelah seminggu penuh dengan kuliah dan tugas yang menumpuk, aku merasa sangat lelah. Aku memutuskan untuk pulang ke rumah. Meskipun jarak 100 km terasa jauh, hatiku berdebar penuh semangat. Aku ingin melihat senyum mereka, mendengar cerita mereka, dan merasakan kasih sayang yang selalu menguatkanku.
Pagi-pagi sekali, aku berangkat menggunakan motor Scoopy-ku. Dalam perjalanan, aku melihat pemandangan yang berubah dari hiruk-pikuk kota menjadi hamparan sawah yang hijau. Setiap detik perjalanan mengingatkanku pada kenangan indah di rumah. Tawa, cerita, dan masakan ibu selalu menghangatkan hati.
Setelah beberapa jam, akhirnya aku tiba di rumah, tempat aku mengisi ulang energiku. Dengan langkah cepat, aku menuju rumah. Saat aku membuka pintu, aroma masakan ibu langsung menyambutku. Mereka berdua, ayah dan ibu, terkejut melihatku tiba. Senyum mereka adalah hadiah terindah yang pernah kuterima.
ADVERTISEMENT
Kami menghabiskan waktu bersama, bercerita tentang kehidupan masing-masing. Ibu menyiapkan makanan favoritku, dan kami tertawa mengenang masa-masa kecil. Dalam momen-momen sederhana ini, aku merasakan kekuatan cinta yang tidak ternilai.
Saatnya kembali ke kota, aku merasa lebih kuat dan bersemangat. Meskipun perjalanan 100 km terasa melelahkan, setiap kilometer yang kutempuh sangat berarti. Aku membawa pulang bukan hanya kenangan, tetapi juga energi positif dari orang tua yang selalu mendukungku.
Akhirnya, aku menyadari bahwa terkadang, kita perlu meluangkan waktu dan tenaga untuk orang-orang terkasih. Mereka adalah sumber kekuatan yang sesungguhnya, dan pertemuan sederhana ini adalah investasi terbaik dalam hidupku.