Sudah Tepatkah WhatsApp Menjadi Media Daring Pilihan Siswa Sekolah Dasar?

sabilanur
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat UI 2018
Konten dari Pengguna
30 Desember 2020 15:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari sabilanur tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
COVID-19 (Coronavirus Disease-19) disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 merupakan penyakit baru dengan transmisi penularan melalui droplet. Virus ini telah menyebar di seluruh dunia termasuk Indonesia. Upaya antisipasi penyebaran virus dilakukan dalam bentuk isolasi mandiri, jaga jarak, dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran No. 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran COVID, sehingga kegiatan belajar dilakukan di rumah secara daring.
ADVERTISEMENT
Pembelajaran daring bertujuan untuk memenuhi standar pendidikan dengan memanfaatkan teknologi dan perangkat yang menghubungkan antar siswa dan guru. Sistem ini memungkinkan siswa mengakses materi menggunakan internet kapan saja dan dimana saja. Berbagai platform telah menyediakan media belajar daring seperti Googe Classroom, Edmodo, Rumah Belajar, hingga WhatsApp. Pada tingkat sekolah dasar, WhatssApp merupakan media yang paling banyak dipakai. Survei yang dilakukan oleh Rosarians pada tahun 2020 menyebutkan 100% belajar daring di tingkat SD hanya menggunakan WhatsApp.
WhatsApp menjadi media yang paling bayak dipilih oleh guru dan orang tua murid sebagai pendamping dalam pembelajaran anak. Komunikasi texting pada WhatsApp Group tidak membutuhkan kuota yang besar sehingga biaya rendah. WhasApp dapat melakukan pengiriman gambar, voice note dan video. WhatsApp memiliki jumlah pengguna sangat besar, di Indonesia terdapat 143 juta orang pengguna pada tahun 2019.
ADVERTISEMENT
Pembelajaran daring melalui WhatsApp dimulai dengan membuat grup yang melibatkan guru dan orang tua murid. Guru memberikan tugas sesuai dengan jadwal belajar setiap harinya. Tugas tersebut dapat berupa membaca buku dan mengerjakan latihan soal yang ada. Penjelasan detil dari guru maupun video jarang didapat, padahal video penjelasan dapat memberikan pemahaman yang lebih dibanding hanya mengerjakan latihan soal. Pembelajaran melalui video call atau share video dapat dilakukan tetapi terdapat aspek fleksibilitas waktu orang tua. Tentu tidak mudah untuk melakukan video call setiap hari dengan semua orang murid. Pengumpulan tugas dilakukan dengan mengirimkan foto atau video kepada guru secara pribadi maupun di dalam grup.
Penilaian pengetahuan dengan cara melihat kemampuan murid dalam mengerjakan tugas. Soal yang diberikan sesuai dengan indikator yang telah dibuat. Penilaian keterampilan, guru menilai dengan teknik unjuk kerja. Peserta didik menuliskan cara untuk jawaban yang telah mereka dapatkan dengan menuliskan langkah-langkahnya. Guru tidak dapat melihat proses pembelajaran dan keaktifan murid, sehingga penilaian hanya berdasarkan hasil akhir.
ADVERTISEMENT
Hambatan yang dialami dalam pembelajaran daring yaitu akses internet yang tidak merata, bahkan terdapat wilayah yang belum memiliki akses internet. Di daerah Maluku sulit mendapatkan sinyal handphone apalagi mengakses internet. Sebagian orang menganggap selama pembelajaran daring terjadi efisiensi biaya karena tidak adanya biaya transportasi. Berdasarkan hasil survei menyatakan biaya pembelajaran daring naik sebesar 69.73% untuk penyiapan perangkat, biaya paket data, dan biaya bulanan listrik. Pembelajaran daring membutuhkan perangkat komputer dan smartphone yang terhubung dengan internet. Sebesar 28.95% siswa belum mencukupi kebutuhan minimal perangkat, sehingga berdampak pada keberlangsungan dengan pembelajaran.
Kesulitan lain yang wajar dialami berkaitan dengan latar belakang orang tua. Orang tua dengan tingkat pendidikan tinggi lebih mudah membimbing anak dalam belajar daring, berbeda dengan orang tua yang memiliki literasi digital yang minim. Sebagian orang tua mengeluh adanya overburden akibat kesibukan mereka dalam bekerja, mereka juga harus meluangkan waktu mempelajari pelajaran anak. Masalah lain berupa kebosanan anak yang belajar setiap hari tanpa teman. Komunikasi dengan teman sebaya memberi dampak menyenangkan pada anak sehingga bedampak kepada perilakunya.
ADVERTISEMENT
Penggunaan WhatsApp sebagai media belajar daring kurang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini disebabkan kurangnya penjelasan yang komprehensif, sederhana, dan detail dari guru, rendahnya aspek afektif dan psikomotorik pada pembelajaran, sinyal internet yang tidak merata, kesibukan dan latar belakang pendidikan orang tua. Pembelajaran melalui WhatsApp perlu dievaluasi menyeluruh dengan mempertimbangkan kapasitas guru dan kemampuan orang tua. Peningkatan sistem belajar daring berbasis jaringan membutuhkan upaya yang serius dari semua pihak. Meskipun banyak keterbatasan dari penggunaan media WhatsApp, namun WhatsApp tetap menjadi pilihan guru dan orang tua dalam melakukan pembelajaran daring.
Referensi:
1. Daheri, M. et al. (2020) Efektifitas WhatsApp sebagai Media Belajar Daring, JURNALBASICEDU Research & LearninginElementary Education. Available at: http://www.jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/445/pdf_1 (Accessed: 25 November 2020).
ADVERTISEMENT
2. Sadikin A, Hamidah A. Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19 [Internet]. BIODIK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi. 2020 [cited 2020 Nov 25]. p. 214–24. Available from: https://online-journal.unja.ac.id/biodik/article/view/9759/5665
3. Anugraha A. Hambatan, Solusi dan Harapan: Pembelajaran Daring Selama Masa Pandemi Covid-19 Oleh Guru Sekolah Dasar [Internet]. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 10 No. 3, September2020: 282-289. 2020 [cited 2020 Nov 25]. p. 282–9. Available from: https://ejournal.uksw.edu/scholaria/article/view/4033/1527
4. Patimah S, Lyesmaya D, Maula LH. Analisis Aktivitas Pembelajaran Matematika Pada Materi Pecahan Campuran Berbasis Daring (Melalui Aplikasi Whatsapp) Di Masa Pandemi Covid-19 Pada Siswa Kelas 4 Sdn Pakujajar Cbm [Internet]. Vol. 5, JKPD) Jurnal Kajian Pendidikan Dasar. 2020 Jul [cited 2020 Nov 25]. Available from: https://journal.unismuh.ac.id/index.php/jkpd/article/view/3679
ADVERTISEMENT