Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Kemarau Panjang: Sidoarjo di Ambang Krisis Air
1 Oktober 2024 16:51 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari M Sabil Baihaqi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kekeringan akibat musim kemarau yang berkepanjangan mulai menimbulkan dampak serius bagi masyarakat di Sidoarjo. Debit air di kali pelayaran, salah satu sumber utama pasokan air bersih warga, mengalami penurunan drastis hingga ke titik rendah. Kondisi ini memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat. Ribuan warga di sebagian wilayah merasakan dampak langsung berupa keterbatasan akses air bersih. Beberapa wilayah yang terdampak yaitu Taman Sidorejo, Alam Pesona, Griya Loka, Kedungturi, Taman Pondok Jati, Medaeng, Bungurasih, Pepelegi dan Makarya Binangun. Selain itu, beberapa wilayah lain yang terdampak adalah Janti, Graha Tirta, Wedoro, Rewwin, Ngingas, Sawotratap, Kepuh kiriman, Berbek, Tropodo, Wadungasri, Tambaksumur, Griyo Mapan Sentosa, Kepuh Permai, Pabean, dan sekitarnya
ADVERTISEMENT
Menurut laporan dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sidoarjo, debit air kali pelayaran telah turun ke tingkat yang sangat menghawatirkan. Air untuk rumah tangga dan sektor sektor lainya terancam akibat hal ini. Masyarakat di sejumlah daerah yang terdampak terpaksa berjuang mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari hari. Kondisi semacam ini dalam pandangan Anderson (1979) mengharuskan para pembuat kebijakan untuk mau dan mampu bersikap responsif dan adaptif, baik terhadap bentuk dan jenis kebutuhan publik yang telah mengalami perubahan akibat suatu kondisi sosial tertentu.
Sebagai bentuk responsivitas, PDAM sidoarjo segera bertindak dengan menyiapkan sembilan truk tangki berkapasitas 5 meter kubik untuk mendistribusikan air bersih ke wilayah terdampak. Upaya ini dilakukan untuk memastikan kebutuhan dasar warga tetap terpenuhi meskipun debit air menurun tajam. Namun hal ini hanya solusi sementara dari PDAM agar masyarakat dapat kembali melanjutkan aktivitas seperti semula.
ADVERTISEMENT
Kebijakan ini mendapat apresiasi dari sebagian besar warga yang terdampak, meskipun ada beberapa warga yang tetap mengeluhkan keterbatasan jumlah air yang diterima. "Kami sangat bergantung pada air bersih, terutama untuk kebutuhan minum, mandi, dan mencuci. Dengan adanya pengiriman air ini, setidaknya kami masih bisa bertahan, meski memang jumlah airnya terbatas," ujar ida, seorang warga di Kecamatan Waru, yang juga berharap distribusi air ini bisa dilakukan lebih sering untuk menghindari kekurangan. Namun, beberapa warga juga menyoroti pentingnya solusi jangka panjang. Kekhawatiran muncul di kalangan masyarakat mengenai berapa lama krisis ini akan berlangsung, dan apakah pasokan air akan kembali normal dalam waktu dekat.
Dalam upaya mengatasi krisis air bersih akibat kemarau panjang, Perumda Delta Tirta Sidoarjo mengadakan rapat koordinasi pada Senin, 9 September 2024, bertempat di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tawangsari. Rapat ini melibatkan berbagai instansi terkait guna menyusun langkah-langkah konkret untuk mengatasi permasalahan air bersih yang sedang melanda wilayah tersebut.
Salah satu langkah yang diambil adalah kerja sama dengan Dinas PU SDA Jawa Timur, yang akan melakukan pembersihan sampah-sampah yang menghambat aliran air. Selain itu, penanganan darurat akan segera dilakukan untuk memperbaiki bangunan plengsengan di dua titik kritis, yakni PL3 dan PL4, yang mengalami kerusakan.
ADVERTISEMENT
Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) bersama Dinas PUBMSDA Sidoarjo juga akan melaksanakan normalisasi dan pemeliharaan saluran irigasi guna memastikan aliran air tetap lancar. Langkah-langkah ini diharapkan mampu menjaga ketersediaan air bersih bagi masyarakat yang terdampak kekeringan.
Selain langkah-langkah tersebut, kepedulian masyarakat juga sangat penting dalam menjaga kebersihan saluran Pelayaran, dengan tidak membuang sampah ke sungai. PDAM juga menghimbau masyarakat untuk bijak dalam menggunakan air selama masa krisis ini. Mengurangi pemborosan air, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun bisnis, menjadi hal penting agar air bersih yang ada dapat dibagi secara merata untuk semua warga.