Konten dari Pengguna

Persaingan Tidak Sehat Antar Aplikasi Ojek Online

Sabilla Sintha
Saya adalah seorang Mahasiswi Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman
12 September 2024 15:37 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sabilla Sintha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: pexels.com/El Jusuf
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: pexels.com/El Jusuf
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Transportasi umum di Indonesia seperti sudah terbagi menjadi dua kubu yaitu transportasi umum dengan tarif yang murah dan transportasi umum dengan tarif yang mahal. Namun dalam hal ini, transportasi umum dengan tarif yang murah seperti angkot, bemo, dan ojek pengkolan mendapatkan pandangan negatif dari masyrakat seperti kurangnya kenyamanan yang didapatkan penumpang karena pengemudi ugal-ugalan dan kondisi transportasi yang kumuh. Selain itu pada transportasi umum dengan tarif yang murah rawan terjadi tindak kriminalitas seperti pencopetan. Sedangkan transportasi umum dengan tarif yang mahal memberikan jaminan kenyamanan dan keamanan para penumpang hingga sampai ke tujuannya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan kedua permasalahan dalam hal transportasi umum tersebut, terbitlah inovasi baru yaitu transportasi umum berbasis online yang berupa kendaraan pribadi baik dalam bentuk kendaraan roda empat maupun kendaraan roda dua. Hal ini dapat menjadi solusi atas keresahan masyarakat terhadap transportasi umum. Transportasi umum berbasis online ini memiliki berbagai keunggulan bagi para penggunanya seperti mudah, cepat, aman dan nyaman dengan harga yang terjangkau akibat dari berbagai promo yang diberikan oleh perusahaan layanan. Dengan menggunakan telepon genggam milik pribadi, transportasi umum berbasis online dapat diakses kapan saja dan di mana saja asalkan layanannya tersedia di area tempat pemesanan dilakukan. Dalam waktu yang relatif singkat, transportasi umum berbasis online berhasil menguasai pasar transportasi umum di Indonesia didorong dengan tingginya kebutuhan dan tuntutan mobilitas yang kian cepat.
ADVERTISEMENT
Namun di balik berbagai manfaat yang didapatkan atas adanya platform aplikasi transportasi online tersebut, terdapat persaingan tidak sehat yang dilakukan oleh pihak aplikasi lain dengan memberikan harga yang lebih murah daripada harga pasarannya. Persaingan tarif ojek online di Indonesia telah menjadi topik yang cukup panas, terutama karena dampaknya terhadap pengguna, pengemudi, dan perusahaan penyedia layanan.
Ketiadaan regulasi telah menyebabkan banyak masalah, terutama terkait tarif yang berkaitan dengan penghasilan pengemudi. Tarif ojek online sangat berubah-ubah karena mekanisme pasar. Berbeda dengan tarif taksi online, yang diatur oleh Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 118 Tahun 2018 tentang Angkutan Sewa Khusus dan perubahannya pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 17 Tahun 2019. Terakhir, ada kecenderungan ke bawah antara platform aplikasi untuk tetap kompetitif di mata pelanggan, yang mengakibatkan penurunan terus-menerus dalam pendapatan pengemudi ojek online.
ADVERTISEMENT
Faktor utama yang menyebabkan persaingan tarif di antaranya adalah terdapat beberapa aplikator yang telah mendominasi pasar. Persaingan yang ketat inilah yang membuat perusahaan-perusahan ini menawarkan tarif yang lebih rendah untuk menarik lebih banyak pengguna. Perusahaan juga sering memberikan subsidi atau promosi tarif rendah untuk menarik pelanggan baru atau mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Ini dilakukan untuk meningkatkan pangsa pasar mereka. Pihak perusahaan ini tidak mengikuti tarif yang diberlakukan secara umum.
Kerugian-kerugian yang dirasakan oleh pengemudi ojek online atas tindakan dari penyedia layanan ojek online lain menjadi masalah prioritas yang harus segera diatasi. Persaingan tarif dapat mengakibatkan penurunan pendapatan untuk pengemudi karena tarif perjalanan menjadi turun drastis walaupun jumlah penumpang mungkin meningkat, namun pendapatan bersih dapat menurun karena biaya operasional seperti bensin dan biaya perawatan kendaraan. Ini juga dapat mempengaruhi kesejahteraan pengemudi yang bergantung pada pendapatan dari layanan ojek online. Tarif yang terlalu murah bisa mengurangi pendapatan pengemudi, sehingga menurunkan motivasi dan kesejahteraan mereka. Pengemudi mungkin harus bekerja lebih lama untuk memperoleh pendapatan yang cukup, yang bisa mengakibatkan kelelahan dan stres. Hal ini dapat berpengaruh terhadap kualitas layanan yang diberikan kepada para penumpang. Selain itu persaingan tarif ini membuat kestabilan pasar menjadi terganggu. Apabila suatu perusahaan tidak mampu bertahan maka bisa mengakibatkan para pengemudi kehilangan pekerjaannya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi persaingan tidak sehat antar aplikasi transportasi online, yaitu sebagai berikut:
1. Pemerintah atau otoritas transportasi membuat regulasi yang mengatur tentang penetapan tarif minimum untuk memastikan persaingan tidak merugikan pengemudi dan perusahaan serta menjaga stabilitas pasar.
2. Pemerintah provinsi berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk meninjau penyesuaian tarif transportasi online berbasis online roda dua dengan kondisi.
3. Memperkuat pengawasan terhadap praktik persaingan tarif dan memberikan surat teguran hingga menjatuhkan sanksi bagi perusahaan yang melanggar aturan.
4. Pemerintah menyediakan fasilitas pengaduan bagi pengemudi untuk melaporkan masalah terkait tarif dan mendapatkan solusi yang adil untuk memastikan hak-hak mereka terlindungi.
5. Mewajibkan aplikator untuk menyediakan transparansi dalam menentukan tarif dan biaya tambahan agar konsumen dan pengemudi dapat membuat keputusan yang lebih informatif.
ADVERTISEMENT