Konten dari Pengguna

Korelasi Inflasi dengan Pengangguran

LindaArista
Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang
23 Januari 2022 17:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari LindaArista tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pengangguran  Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pengangguran Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Inflasi dan pengangguran merupakan dua indikator kinerja ekonomi yang terus menjadi sorotan dan perlu diwaspadai. Bagaimana kedua hasil ekonomi ini terkait?
ADVERTISEMENT
Kita dapat melihat bahwa tingkat pengangguran secara inheren tergantung pada berbagai karakteristik pasar tenaga kerja, seperti regulasi upah minimum, kekuatan pasar serikat pekerja, peran upah yang efisien, dan efektivitas pencari kerja.
Inflasi dan pengangguran, di sisi lain, umumnya merupakan masalah independen dalam jangka panjang, karena inflasi terutama bergantung pada jumlah uang beredar yang dikelola oleh bank sentral. Jadi apa hubungan antara inflasi dan pengangguran?
Akibat Pengangguran Bagi perekonomian Indonesia:
1. Penurunan pendapatan perkapita.
2. Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari pajak.
3. Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan pemerintah.
Bagi masyarakat:
1. Menjadi beban psikologis dan psikis
2. Dapat menghilangkan keterampilan karena tidak pernah dipakai untuk bekerja.
3. Menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik, sperti meningkatnya tindak kriminalitas.
ADVERTISEMENT
Hubungan Inflasi dan Pengangguran Pentingnya inflasi dan pengangguran telah dijelaskan secara singkat di atas. Sebagaimana diketahui bahwa ketika inflasi terlalu tinggi, orang tidak lagi ingin menabung.
Anda harus siap pakai atau melalui proses produksi (misalnya membangun rumah). Sedangkan pengangguran adalah mereka yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan.
Pengangguran secara teoritis menganggur karena dalam situasi inflasi yang relatif tinggi, tidak hanya banyak orang yang membutuhkan pekerjaan, tetapi pemerintah juga perlu memanfaatkan dinamika kenaikan harga komoditas dengan meningkatkan produksi, akibatnya akan terciptanya banyak pekerjaan. Ini membutuhkan kapasitas produksi baru dan, tentu saja, pekerja baru hingga kesempatan kerja penuh.
Kenyataannya inflasi yang relatif tinggi membuat masyarakat hidup berhemat, banyak PHK dan penurunan jumlah produksi sehingga terjadi kelangkaan barang di pasar, dan ini justru akan menjadi inflasi yang sudah tinggi menjadi lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
Prof. A. W Phillips dari London School of Economic (tahun 1958), Inggris meneliti data dari berbagai negara mengenai tingkat pengangguran dan inflasi. Secara empiris tanpa didasari teori yang kuat ditemukan suatu bukti bahwa ada hubungan yang terbalik antara tingkat inflasi dan pengangguran, dalam arti apabila inflasi naik, maka pengangguran turun, sebaliknya apabila inflasi turun, maka pengangguran naik
Gambar: Linda Arista
Oleh karena itu, semakin besar permintaan untuk kerja berlebihan, semakin tinggi tingkat upah. Dengan kata lain, tingkat pengangguran rendah. Rasio permintaan overwork sebanding dengan pertumbuhan upah, sehingga tingkat upah yang tinggi berarti tingkat pengangguran yang rendah dan tingkat upah yang rendah berarti tingkat pengangguran yang tinggi. Namun sebaliknya, jika tingkat pengangguran tinggi, upah akan rendah, dan jika tingkat pengangguran rendah, upah akan tinggi.
ADVERTISEMENT