news-card-video
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Menggali Keterampilan Sosial dalam Desain Visual: Lebih dari Estetika & Fungsi

Sabina Casmaranandika
Mahasiswa Prodi DKV Institut Teknologi Telkom Purwokerto
4 Maret 2025 9:34 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sabina Casmaranandika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Desain Komunikasi Visual ( Source : Shutterstock )
zoom-in-whitePerbesar
Desain Komunikasi Visual ( Source : Shutterstock )
ADVERTISEMENT
Desain Komunikasi Visual (DKV) sering kali dipandang hanya sebagai dunia yang berfokus pada estetika, visual yang menarik, dan penyampaian pesan yang efektif melalui media grafis. Namun, sedikit yang membahas peran penting keterampilan sosial dalam bidang ini. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi sisi lain dari DKV yang sering terabaikan, yaitu hubungan antara keterampilan sosial, empati, dan kreativitas dalam proses desain.
ADVERTISEMENT
1. DKV: Lebih dari Sekadar Visual
Pada umumnya, mahasiswa DKV dilatih untuk menciptakan karya-karya visual yang tidak hanya menarik secara estetika, tetapi juga efektif dalam menyampaikan pesan. Namun, banyak yang melupakan bahwa proses desain komunikasi visual sangat bergantung pada pemahaman dan hubungan antara desainer dan audiensnya. Di sinilah keterampilan sosial dan kemampuan berkomunikasi menjadi sangat penting.
Sebagai desainer, kemampuan untuk memahami perspektif orang lain dan berempati dengan audiens adalah kunci untuk menciptakan karya yang tidak hanya terlihat bagus, tetapi juga dapat menyentuh dan menginspirasi. DKV bukan hanya tentang membuat gambar atau logo yang bagus, tetapi juga tentang bagaimana desain tersebut berkomunikasi dengan audiens dalam konteks sosial yang lebih luas.
2. Empati: Jembatan Antara Desainer dan Audiens
ADVERTISEMENT
Dalam dunia DKV, empati adalah kemampuan untuk memahami perasaan, kebutuhan, dan keinginan audiens yang beragam. Setiap audiens memiliki latar belakang budaya, sosial, dan psikologis yang berbeda. Seorang desainer yang mampu mengembangkan empati akan lebih mudah menciptakan desain yang relevan, menyentuh, dan dapat diterima oleh berbagai kalangan.
Sebagai contoh, dalam merancang kampanye sosial, seorang desainer harus mampu memahami isu yang ingin disampaikan serta bagaimana audiens merespon atau merasakan isu tersebut. Tanpa empati, pesan yang disampaikan bisa menjadi terputus atau bahkan terkesan tidak sensitif.
3. Keterampilan Sosial sebagai Penunjang Kerja Tim
DKV juga sering melibatkan kerja tim, terutama dalam proyek-proyek besar yang memerlukan kolaborasi dengan klien, copywriter, ilustrator, atau pengembang web. Dalam lingkungan seperti ini, keterampilan sosial yang baik menjadi aset yang sangat berharga.
ADVERTISEMENT
Komunikasi yang jelas dan efektif, kemampuan untuk mendengarkan umpan balik, dan menyelesaikan konflik yang mungkin muncul adalah keterampilan sosial yang penting dalam DKV. Misalnya, seorang desainer harus bisa menerima kritik konstruktif dan mengubah desain sesuai dengan kebutuhan klien tanpa kehilangan inti dari kreativitasnya. Hal ini juga berlaku saat bekerja dengan tim, di mana peran masing-masing individu harus saling melengkapi.
4. Keterampilan Sosial dalam Membaca Tren Sosial dan Budaya
Desain komunikasi visual tidak dapat dipisahkan dari konteks sosial dan budaya tempat desain tersebut diproduksi dan dikonsumsi. Oleh karena itu, desainer DKV perlu memiliki keterampilan sosial yang mendalam dalam membaca tren sosial dan budaya, serta memahami dinamika masyarakat.
Tren visual atau simbol yang populer di satu budaya bisa jadi tidak relevan atau bahkan dianggap ofensif di budaya lain. Oleh karena itu, memahami nilai-nilai sosial dan budaya audiens yang menjadi target komunikasi adalah hal yang sangat penting bagi seorang desainer DKV.
ADVERTISEMENT
5. Dari Keterampilan Sosial ke Karya yang Berarti
Tidak hanya berfungsi untuk menciptakan desain yang menarik, keterampilan sosial yang kuat juga dapat membantu desainer DKV menciptakan karya yang lebih bermakna. Melalui desain, seorang desainer dapat mendorong perubahan sosial, meningkatkan kesadaran tentang isu tertentu, atau bahkan memberikan suara kepada kelompok-kelompok yang terpinggirkan.
Sebagai contoh, desain untuk kampanye keberagaman atau kesetaraan gender tidak hanya memerlukan teknik desain yang bagus, tetapi juga pemahaman mendalam tentang isu-isu sosial yang mendasarinya. Di sini, keterampilan sosial sangat membantu desainer dalam menciptakan pesan yang kuat dan relevan.
6. Kesimpulan: DKV yang Bersifat Holistik
Masa depan Desain Komunikasi Visual tidak hanya bergantung pada kecanggihan teknologi dan kreativitas dalam merancang visual yang menarik. Namun, keberhasilan dalam dunia DKV juga ditentukan oleh kemampuan desainer dalam menggabungkan keterampilan sosial, empati, dan komunikasi yang baik dengan audiens serta tim.
ADVERTISEMENT
Dengan memperluas keterampilan desain mereka ke ranah interpersonal dan sosial, mahasiswa dan profesional DKV dapat menciptakan karya-karya yang lebih inklusif, berpengaruh, dan memiliki nilai yang lebih dalam. Sehingga, DKV bukan hanya tentang desain yang indah, tetapi juga desain yang memiliki dampak sosial yang positif.