Sejarah Kebudayan Mahabbaturrosul di Desa Sumber Mulyo, Jogoroto, Jombang

Sabrang Ali Daei
Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Jember
Konten dari Pengguna
24 April 2022 22:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sabrang Ali Daei tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kebudayaan menurut Tylor dipandang sebagai hal kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan lain perkataan, kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif. Artinya, mencakup segala cara-cara atau pola-pola berpikir, merasakan dan bertindak(Tylor dalam Nurmansyah, 2013).
ADVERTISEMENT
Di Indonesia terdapat 6 agama yang sudah diakui oleh negara, agama tersebut terdiri atas Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghuchu. Adapun Agama sendiri merupakan salah satu wujud dari kepercayaan yang dimiliki manusia sebagai anggota masyarakat.
Dalam perkembanganya agama islam memiliki pengaruh yang cukup besar pada kebudayaan di Indonesia dibandingkan agama lainnya. seperti pernyataan dari Soekmono bahwa perkembangan agama Islam itu sangat besar meluas serta pengaruhnya atas hidup dan alam pikiran bangsa Indonesia seumumnya. Pengaruh Islam itu pulalah yang memberikan dan menentukan arah baru serta corak khusus kepada kebudayaan bangsa Indonesia. Pengaruh tersebut memunculkan banyak budaya baru di Indonesia yang memiliki corak islam, salah satunya muncul dan berkembang budaya Maulid Nabi.
ADVERTISEMENT
Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam berupa peringatan atas hari kelahiran Nabi Muhammad. Peringatan tersebut bagi umat muslim adalah penghormatan dan pengingatan kebesaran dan keteladanan Nabi Muhammad dengan berbagai bentuk kegiatan budaya, ritual dan keagaamaan yang dilakukan Setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah.
Di Indonesia Kebudayaan Maulid Nabi ini berkembang dan dilakukan oleh masyarakat muslim dengan caranya masing-masing. Serperti kebudayaan peringatan Maulid Nabi yang ada di Desa Sumber Mulyo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang. Masyarakat desa sumber mulyo menyebut kebudayaan Maulid Nabi yang berkembang disana sebagai kebudayaan Mahabbaturrosul.
Sumber : Dokumentasi Pribadi ( Gapura Desa Sumber Mulyo)
Kebudayaan Mahabbaturrosul pertama kali di adakan oleh Kyai Haji Sholihin Hamzah bersama para tokoh masyarakat Desa Sumbermulyo yang tergabung dalam kegiatan Sholawat Nariyah. Pada bulan Rabiul awal tahun 1384 Hijriyah atau bertepatan dengan bulan Agustus tahun 1964 M diadakan suatu peringatan Maulid Nabi Muhammad, Dengan melibatkan para anggota sholawat nariyah di seluruh Desa Sumbermulyo sebagai implementasi kecintaan umat Islam kepada Nabi Muhammad. Dengan kegiatan pengajian, Khitanan Massal dan kegiatan sosial lainnya.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu kegiatan tersebut menjadi kegaitan tahunan di desa sumber mulyo dan tidak hanya melibatkan para anggota sholawat nariyah tapi juga melibatkan seluruh warga desa sumber mulyo dalam perkembangannya. kegitan tersebut berkembang menjadi budaya Mahabbaturrosul dengan dibentuk pengerus dan suatu aturan atau tata tertib di dalamnya.
Berbagai kegiatan yang dilakukan pada waktu Budaya Mahabbaturrasul berlangsung, yakni yang pertama dimulai dengan kegiatan malam kerohanian. Malam kerohanian bertujuan untuk lebih mendekatkan kepada Allah SWT dan Rosulnya dengan banyak membaca ayat-ayat al quran dan sholawat kepada Nabi Muhammad dan menjaga hubungan baik dengan sesama manusia.
Setelah Malam rohani kegiatan selajutnya yakni pawai ta'aruf dengan berjalan mengelilingi desa sumbermulyo. Pawai ta'aruf berguna untuk memeriahkan budaya mahabbaturrasul, agar masyarakat tetap semangat. Pada awal terbentuknya kebudayaan pawai ta'aruf hanya dilaksanakan dengan berjalan kaki mengelilingi desa dengan membaca sholawat. Setiap dusun mengirimkan sejumlah seseorang untuk mewakili dusunnya. Pada tahun 1991 mulai ada gerak dan tari dalam pelaksanaan pawai ta'aruf. Setelahnya kegiatan pawai ta'aruf semakin berkembang dan masyarakat saling menunjukkan hasil kreativitasnya dari setiap dusun.
Sumber : Dokumentasi Pribadi ( Kegiatan Pawai Ta'aruf)
Kegiatan selanjutnya, malam hari terdapat pengajian akbar. Pada awal kali pertama terbentuknya, pengajian yang ada hanya dilaksanakan secara sederhana dan termasuk pengajian kecil-kecilan. Hanya bertujuan untuk memberikan dakwah Islam yang diperuntukkan masyarakat Desa Sumbermulyo. Pendakwah berasal dari pendakwah atau kyai lokal. selanjutnya untuk beberapa tahun belakangan kegiatan pengajian dilaksanakan dengan besar-besaran yang membutuhkan banyak biaya. Penceramah yang diundang berasal dari seluruh Indonesia, mulai dari ustadz-ustadz ibu kota, semisal Alm. Jefry al Bukhari, Alm. Zainudin M. Z, dan lain sebagainya, dari music religi terdapat Rhoma irama, opick dan sebagainya, dan dari tokoh-tokoh lawak Indonesia.
ADVERTISEMENT
Budaya mahabbaturrasul juga berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat setempat dan masyarakat luar untuk memperoleh pendapatan. Ketika budaya ini berlangsung, khususnya pada waktu kegiatan pawai ta'aaruf dan pengajian masyarakat bisa membuka stan-stan untuk berjualan. Aneka ragam barang yang diperdagangkan oleh mereka, ada yang membuka warung kopi, berjualan makanan, berjualan busana muslim, berjualan mainan anakanak dan banyak lagi. Pedagang dari luar kota juga turut meramaikan untuk mengais rezeki dalam berangsungnya budaya Mahabbaturrasul. Dalam 5 tahun belakangan ini, system untuk membuka stan penjualan dilakukan dengan sewa tempat yang sudah disediakan oleh panitia yang bersangkutan. Tujuannya yakni agar pedagang tidak semenamena dalam pembukaan stan, dan agar tidak caruk-maruk dalam membuka stan-stan berdagang. Pedagang dikenai biaya untuk membuka stan.
ADVERTISEMENT
Kegiatan yang terakhir dalam budaya Mahabbaturrasul yakni berupa lelangan sumbangan masyarakat. Setelah kegiatan pengajian telah usai, masyarakat berbondong-bondong menuju lokasi lelangan untuk turut melelang barang yang disukainya. Barang-barang yang dilelang berasal dari masyarakat. Masyarakat menyumbangkan barang yang dimilikinya dengan ikhlas. Tidak ada pemaksaan oleh masyarakat untuk turut menyumbangkan barang. Apabila masyarakat tidak sanggup, ya tidak ada masalah. Jadi lelangan tersebut berasal dari masyarakat dan dikembalikan lagi ke masayarakat dengan system beli. Tujuan lelangan yang pertama yakni, penggalian dana untuk melaksanakan budaya mahabbaturrasul untuk periode atau tahun selanjutnya.
Budaya Mahabbaturrasul dari awal proses terbentuknya memiliki program memberdayakan bidang sosial dan kesejahteraan masyarakat. Diantaranya yakni mengadakan khitanan massal, santunan anak yatim dan fakir miskin masyarakat desa Sumbermulyo. Semua kegiatan tersebut dilaksanakan dengan menggunakan dana budaya mahabbaturrasul tersendiri.
ADVERTISEMENT
Rerensi :
Darmawan, Sandy F. 2014. Makna Budaya Mahabbatulrasul Bagi Masyarakat Di Desa Sumbermulyo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Sosiologi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya: Surabaya
Nurmansyah, G., Rodliyah, N., & Hapsari, Ayu Recca. 2013. Pengantar Antropologi Sebuah Ikhtisar mengenal antropologi. Bandar Lampung: Aura
Soekmono, R. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 3. Yogyakarta: Kanisius
Yunus, M. 2019. Peringatan Maulid Nabi (Tinjauan Sejarah Dan Tradisinya di Indonesia). Jurnal Humanistika 2(5)