Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mindfulness dalam Konsumsi: Menjadi Konsumen Bijak dalam Memilih
5 Desember 2024 12:32 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Sabriana Az-Zahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"Pernahkah Anda membeli suatu barang atau makanan, namun pada akhirnya tidak terpakai atau hanya memberikan kebahagiaan sesaat?" Pertanyaan ini mungkin terdengar sederhana, tetapi menggugah kita untuk merenungkan tentang cara kita sebagai konsumen dalam mengonsumsi barang atau jasa. Dalam dunia yang serba modern dan dipenuhi godaan ketika berbelanja dengan tren konsumtif, penting bagi kita untuk memberi jeda sejenak dan bertanya, "apakah barang ini benar-benar saya butuhkan?"
ADVERTISEMENT
Kebiasaan Belanja yang Impulsif sebagai Tantangan di Era Modern
Kehidupan era modern yang serba instan seringkali membuat kita terjebak dalam kebiasaan konsumsi yang impulsif. Di era modern yang dipenuhi dengan iklan, diskon besar-besaran, dan kemudahan berbelanja secara online, menjadikan perilaku impulsif dalam berbelanja menjadi fenomena yang semakin umum. Konsumen sering kali tergoda untuk membeli barang secara spontan tanpa mempertimbangkan kebutuhan atau dampaknya terhadap lingkungan. Hal ini tentunya tidak hanya merugikan keuangan pribadi, tetapi juga berdampak negatif bagi lingkungan dengan meningkatnya konsumsi sumber daya yang tidak perlu dan meningkatnya limbah. Perilaku impulsif ini menjadi tantangan serius, terutama di tengah era global. Tentu saja ini menjadi hal krusial bagi konsumen untuk dapat mempertimbangkan pembelian berdasarkan kebutuhan, bukan untuk kesenangan semata.
ADVERTISEMENT
Konsumsi menjadi suatu hal yang sangat penting untuk memenuhi keberlangsungan hidup manusia. Namun, konsumsi yang berlebihan dan perilaku belanja yang impulsif justru bisa menimbulkan masalah yang serius yang tidak hanya berdampak buruk bagi diri sendiri, tetapi juga bagi lingkungan. Konsumsi yang berlebihan ini dapat dipengaruhi oleh kebiasaan belanja tanpa berpikir panjang, adanya keinginan untuk memenuhi standar tertentu di lingkungan sosial seperti membeli suatu barang hanya karena gengsi dan ingin terlihat lebih baik dari orang lain, atau membeli suatu barang hanya sebatas takut ketinggalan tren. Untuk mengatasi perilaku konsumsi yang berlebihan ini, salah satu pendekatan yang efektif adalah dengan menerapkan mindfulness yang dapat membantu kita untuk lebih sadar dan bijak dalam setiap keputusan yang diambil, termasuk bijak sebagai konsumen.
ADVERTISEMENT
Mindfulness dalam Mengatasi Pembelian Impulsif
Mindfulness merupakan konsep yang berasal dari teknik meditasi Buddha dengan berfokus pada perhatian seseorang pada momen saat ini. Mindfulness juga melibatkan pengamatan terhadap stimulus dengan menerima sensasi, perasaan, serta pikiran tanpa memberi penilaian atau menghakimi (Baer, 2003). Mindfulness ditandai oleh suatu keadaan pikiran yang tidak menghakimi kesadaran akan saat ini serta kemampuan untuk menahan atau mengendalikan pikiran, sensasi, dan emosi seseorang (Kabat-Zinn, 1994). Tujuannya adalah untuk membantu kita lebih sadar pada situasi saat ini, tanpa terjebak dalam pikiran akan masa lalu atau masa depan dan tanpa penilaian terhadap pikiran kita. Ketika pikiran datang, kita berhenti sejenak untuk mengamati, mengakui, dan menerima pikiran tersebut. Pikiran tidak dianggap baik atau buruk, benar atau salah. Pikiran hanya ada begitu saja. Dengan cara ini, kita mulai melihat pikiran dengan lebih objektif tanpa menyikapinya secara berlebihan. Ini membantu kita untuk lebih sadar pada momen saat ini (present moment).
ADVERTISEMENT
Seseorang dengan mindfulness yang baik memiliki kesadaran sebagai konsumen dalam memilih dan membeli, mereka cenderung melakukan tindakan dengan berpikir terlebih dahulu. Berbanding terbalik dengan seseorang yang tidak mindful (mindless) yang cenderung tidak diiringi dengan kesadaran dalam membeli. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Brown & Ryan (2003), mindfulness memiliki hubungan negatif dengan impulsive buying yang artinya semakin mindful seseorang maka semakin rendah kemungkinannya membeli sesuatu dengan impulsif. Kemudian, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Yigit (2020) dengan melakukan survei kepada 220 orang responden, menunjukan hasil bahwa individu dengan mindfulness yang baik cenderung lebih mampu mengendalikan perilaku impulsifnya dalam berbelanja. Mereka tidak mudah tergoda untuk membeli sesuatu secara mendadak atau hanya karena dorongan sesaat. Kesadaran penuh ini membuat mereka lebih sadar akan kondisi saat ini sehingga tidak membuat mereka mudah terpengaruh dengan dorongan sesaat pada kebiasaan belanja mereka.
ADVERTISEMENT
Mindfulness juga mengajak kita untuk mengamati pikiran dan tubuh kita sebagai tempat yang nyaman dan hadir tanpa menghakimi. Melalui mindfulness, kita bisa lebih memahami hubungan antara diri kita dengan bumi yang sama-sama merupakan bagian dari alam. Dengan memiliki kesadaran ini, kita sebagai konsumen tidak hanya sekadar hidup di planet ini, tetapi juga berinteraksi kepada planet kita dengan cara yang lebih peduli dan lebih sadar akan keberlangsungan lingkungan. Penerapan mindfulness dalam konsumsi mengajarkan kita untuk lebih sadar dan memperhatikan apa yang kita konsumsi. Sadar dengan memperhatikan apa yang dirasakan oleh tubuh, pikiran, serta emosi apa yang sedang dirasakan saat akan membeli sesuatu. Selain itu, manfaat terpenting dari mindfulness adalah memisahkan individu dari pikiran otomatis (autopilot), kebiasaan impulsif, dan pola perilaku yang tidak sehat.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi konsumsi berlebihan dan kebiasaan membeli tanpa pertimbangan yang matang, kita perlu menerapkan beberapa langkah yang dapat membantu kita menjadi konsumen yang sadar dan bijak, di antaranya:
Kesimpulan
Dengan meningkatkan kesadaran diri dan perhatian penuh terhadap momen saat ini, seseorang dapat lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan pembelian, menghindari godaan untuk membeli barang hanya karena dorongan sesaat, gengsi, atau takut ketinggalan tren. Melalui mindfulness, kita dapat lebih mengenali motivasi di balik tindakan kita dan memilih untuk membeli barang yang benar-benar dibutuhkan, bermanfaat, dan aman bagi lingkungan. Dengan demikian, mindfulness tidak hanya membantu kita menjadi konsumen yang sadar untuk mengurangi konsumsi berlebihan, tetapi juga mendorong kita untuk menjadi konsumen yang lebih bijak dan bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Referensi :
Garg, R., Bansal, S., Rathi, R., & Bhowmick, S. (2024). Mindful consumption–A systematic review and research agenda. Journal of Cleaner Production, 459, 142373.
Yiğit, M. K. (2020). Consumer mindfulness and impulse buying behavior: Testing moderator effects of hedonic shopping value and mood. Innovative Marketing, 16(4), 24