Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 Β© PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Melihat Rambu Solo: Upacara Pemakaman di Toraja
16 Desember 2017 22:03 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
Tulisan dari Sabrina Anggraini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Toraja terkenal akan kekayaan budayanya, terutama prosesi pemakamannya yang mempertahankan tradisi leluhur. Pemakamannya sendiri cukup mahal dan panjang dibanding prosesi adat pemakaman pada umumnya.Tapi beda halnya dengan wisata kuburan Toraja yang bisa kita datangi setiap saat, kesempatan untuk menyaksikan upacara adat di Toraja sebagai turis itu untung-untungan karena memang pelaksanaan acaranya bergantung dari pihak keluarga yang menyelenggarakan dan dapat berubah sewaktu-waktu.
ADVERTISEMENT
Di saat itulah kita merasa beruntung karena dapat mengikuti salah satu prosesi rangkaian upacara adat Rambu Solo, yakni saat kurban kerbau. Uniknya di acara ini, jumlah kerbau dikurbankan ada hingga 24 ekor dengan biaya satu kerbau seharga ratusan juta hingga miliaran!
Apa itu Rambu Solo?
Mantuan ini merupakan bagian dari rangkaian upacara kematian yang dinamakan sebagai Rambu Solo. Rambu Solo merupakan upacara penyempurnaan kematian. Hanya dengan cara Rambu Solo lah, arwah yang meninggal dipercayai bisa mencapai kesempurnaan di alam sana. Karena itu, tak heran jika keluarga yang ditinggalkan ingin menyiapkan upacara tersebut sebaik mungkin. Tapi memang karena biayanya tidak murah, bisa saja upacara ini diselenggarakan bertahun-tahun setelah kematian jenazah.
ADVERTISEMENT
Loh selama bertahun-tahun itu jenazahnya diapain dong? Biasanya jenazah diawetkan dan disimpan di rumah, dianggap layaknya keluarga yang masih sakit. Setiap hari dikasih makan dan kadang rokok. Culture shock much?
Saat itu, kita sebagai turis yang hadir untuk melihat upacara adat ini pun dipersilakan bergabung dengan keluarga atau masyarakat untuk menikmati snack serta minuman teh dan kopi.
Tapi prosesi kurbannya juga enggak asal dilaksanakan karena banyak banget persyaratannya. Pertama, kerbau yang dikurbankan lehernya harus ditebas dalam sekali ayunan. Kedua, bahkan saat memilih kerbau sang keluarga enggak asal beli kerbau yang ada saja, namun harus memperhatikan karakteristik kerbau seperti apa saja yang ingin dikurbankan. Misalnya, ekornya harus putih dan panjang, jika tidak sesuai persyaratan maka tidak bisa dihitung. Ketiga, bukan main, di acara yang saya hadiri, kerbau yang dikurbankan ada 24 ekor!
ADVERTISEMENT
Konon semakin banyak kerbau yang dikorbankan, semakin cepat sang arwah menuju puya. Orang yang merupakan bangsawan atau berstatus tinggi akan mengurbankan lebih banyak hewan agar almarhum lebih cepat sampai tujuan. Jangan salah, kerbau di sini bisa sekelas mobil hingga miliaran. Jenis kerbau menentukan variasi harga, seperti dari bentuk tanduknya, warna pola kulitnya, bahkan ekornya. Kerbau yang berwarna putih-hitam itu biasanya lebih mahal. Tedong Saleko β Kerbau putih dengan belang hitam, tanduk berwarna gading, dan bermata putih harganya bisa sampai 1,7 miliar!
Cara melihat Upacara Adat di Toraja
Banyak yang nanya, kok bisa sih datang ke Toraja pas ada upacara adat? Karena kebetulan saat di Toraja aku pergi bersama teman yang memang asli orang sana, sehingga dia tahu jadwal pelaksanaannya kapan aja. Kalau kamu berencana datang ke Toraja dan mungkin pengen tahu info-info acara ini, donβt hesitate to contact me through my email ([email protected]).
ADVERTISEMENT
Memang rangkaian upacara adat Toraja tidak ada tanggal yang fiks. Jadwal dari Rambu Solo bergantung dari pihak keluarga. Bahkan tadinya kita berencana untuk hadir dalam acara rangkaian prosesi lain, tapi ternyata acaranya dimajukan. Ya, namanya juga bertamu ya. Jadi kalo saranku, ke Toraja itu enggak bisa cepat-cepat kalau memang ingin ngerasain kearifan lokalnya. Luangkan sedikit waktu extra supaya bisa dapat lebih banyak kejutan di sini!
Jadi ada alasan untuk balik lagi ke Toraja, deh! Semoga bisa balik lagi untuk melihat rangkaian upacara kematian Toraja yang lain π
Cheers,
Sabrina Anggraini - Travel Blogger at The Classic Wanderer (http://theclassicwanderer.com/2017/12/12/melihat-rambu-solo-upacara-pemakaman-di-toraja/)