Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Konten dari Pengguna
Mengapa Konsumsi Plastik Sulit Dilawan?
18 Desember 2024 15:39 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Sabrina Asniawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ilustrasi banyaknya konsumsi plastik di bumi (sumber: https://www.pexels.com/id-id/foto/bumi-tanah-lahan-dunia-4167540/)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jfa6nzs2dnbaehgjfts95zyf.jpg)
ADVERTISEMENT
Saat ini telah banyak masyarakat yang sadar akan dampak negatif dari plastik. Mereka tahu bahwa penggunaan plastik akan berdampak buruk, baik bagi lingkungan maupun kesehatan. Bagi lingkungan, sampah plastik akan mencemari kondisi tanah, perairan, dan udara, bahkan dapat mengancam keselamatan hewan-hewan. Bagi manusia, sampah plastik dapat mengganggu kesehatan, seperti asma, gangguan saraf, hingga kanker. Meskipun kesadaran lingkungan ini semakin meningkat, tetapi sepertinya konsumsi plastik masih sulit untuk dikurangi. Terbukti dengan jumlah sampah plastik di Indonesia yang terus meningkat setiap tahunnya. Menurut Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Indonesia, pada tahun 2022 sampah plastik menjadi kontributor terbesar kedua pada produksi sampah di Indonesia, yaitu sebesar 18,90% dari total sampah. Salah satu penyumbang sampah plastik ini ialah sebagian masyarakat yang kerap kali mengonsumsi plastik sekali pakai.
ADVERTISEMENT
Lalu, mengapa konsumsi plastik ini sulit dilawan, meski masyarakat tahu akan dampak besar yang ditimbulkan?
1. Kenyamanan
Salah satu penyebab utama sulitnya menghindari sampah plastik adalah kenyamanan yang ditawarkannya. Kita telah terbiasa menggunakan plastik sekali pakai, mulai dari sedotan hingga peralatan makan, sehingga sulit membayangkan kehidupan tanpanya. Kemudahan penggunaan produk plastik telah menjadi standar di masyarakat modern yang serba cepat dan mengutamakan kepraktisan. Padahal kenyamanan ini datang dengan dampak yang serius bagi lingkungan.
2. Harga produk plastik yang sangat terjangkau
Harga merupakan salah satu yang menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian barang. Sebagian konsumen cenderung memilih barang dengan harga terjangkau. Mayoritas produk plastik memiliki harga yang cukup murah dibandingkan produk dengan bahan lain. Misalnya saja, kantong plastik sekali pakai memiliki harga yang lebih murah dibandingkan dengan bioplastik atau tas kain, sehingga masih banyak konsumen yang menggunakan kantong plastik sekali pakai untuk membungkus belanjaan mereka.
ADVERTISEMENT
3. Terintegrasi dengan banyak sektor industri
Produk plastik kini sangat banyak ditemukan di masyarakat. Hampir semua aspek di kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari penggunan plastik, mulai dari kemasan makanan, minuman, dan peralatan rumah tangga. Industri plastik merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi signifikan terhadap output manufaktur di Indonesia. Selama 10 tahun terakhir, produksi plastik menempati posisi kelima setelah industri logam dasar, kendaraan bermotor, bahan kimia, dan makanan. Produksi plastik untuk kemasan di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahun dengan rata-rata pertumbuhan tahunan mencapai 4,65%. Menurut Danareksa Research Institute, penggunaan plastik untuk kemasan mencapai 34,88%, automotif sebesar 22,09%, bangunan mencapai 5,35%, elektronik mencapai 4,42%, dan penggunaan plastik lainnya mencapai 33,26%.
4. Maraknya belanja daring
ADVERTISEMENT
Belanja daring telah menjadi pilihan populer bagi konsumen untuk berbelanja tanpa perlu keluar rumah. Namun, seiring dengan meningkatnya aktivitas belanja daring, jumlah sampah kemasan yang dihasilkan juga bertambah secara signifikan. Setiap pesanan daring biasanya dikemas dalam berbagai jenis kemasan, seperti kotak kardus, plastik, atau bubble wrap. Sampah kemasan ini menjadi limbah utama dari belanja daring, karena produk yang dikemas dalam lapisan plastik atau bubble wrap tidak mudah untuk didaur ulang.
Untuk mengatasi masalah plastik ini, Pemerintah Indonesia sebenarnya telah membuat beberapa kebijakan, seperti strategi pengelolaan sampah yang berpedoman pada reuse, reduce, dan recycle, serta kebijakan yang diintegrasikan bersama pelaku industri, seperti kantong plastik berbayar, pelarangan penggunaan plastik sekali pakai di Jakarta, penerapan Circular Economy di industri, dan pengenaan cukai pada plastik sekali pakai. Namun, sebagai konsumen yang bertanggung jawab terhadap lingkungan, kita juga perlu berkontribusi untuk mengurangi sampah plastik dengan beberapa cara mudah berikut:
ADVERTISEMENT
1. Merubah kebiasaan konsumsi
Merubah kebiasaan konsumsi dengan membawa tas kain saat berbelanja, membawa wadah makanan dan botol minum sendiri untuk diisi ulang, serta menggunakan sedotan kertas yang ramah lingkungan akan mengurangi ketergantungan pada kantong, botol dan sedotan plastik. Selain itu, saat berbelanja daring kita dapat meminta kepada penjual agar membuat kemasan yang lebih efektif dan efisien, sehingga tidak perlu menggunakan banyak plastik atau bubble wrap yang berlapis-lapis.
2. Melakukan daur ulang
Sampah plastik membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk dapat terurai secara alami. Tidak semua plastik dapat kita hindari penggunaannya. Oleh karena itu, kita dapat melakukan daur ulang secara mandiri di rumah agar sampah plastik tidak mencemari lingkungan. Daur ulang dapat dilakukan mulai dari pemilahan sampah berdasarkan jenisnya hingga dibuat kerajinan. Sampah plastik seperti botol dapat dijadikan sebagai pot bunga dan tempat pensil. Bungkus kemasan juga dibuat menjadi tas yang manarik.
ADVERTISEMENT
3. Melakukan kampanye anti-plastik
Kampanye antiplastik bertujuan untuk memberikan edukasi dan memotivasi masyarakat agar berhenti atau setidaknya mengurangi penggunaan plastik yang dapat merusak lingkungan sekitar. Kampanye ini dapat dilakukan secara langsung maupun melalui media sosial. Kampanye yang dilakukan di media sosial dapat dibuat sekreatif mungkin untuk menarik perhatian publik.
Meskipun sejauh ini konsumsi plastik sulit dilawan, tetapi dengan langkah kecil yang kita lakukan untuk mengurangi penggunaan plastik dapat menyelamatkan diri kita, lingkungan dan generasi yang akan datang. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama berusaha melawan konsumsi plastik.