Konten dari Pengguna

27 Steps of May, Film Berlatar Belakang Kekerasan Seksual

Sabrina Ghaisani
Communication Student at UPN Veteran Jakarta
6 April 2022 13:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sabrina Ghaisani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Adegan film 27 Steps of May (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Adegan film 27 Steps of May (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
ADVERTISEMENT
Ditinggal mati oleh orang yang sangat kita sayang adalah hal paling menyakitkan dan menyedihkan di dunia. Bagaimana tidak, orang yang selalu berada di sisi kita dan kita sayangi sepenuh hati meninggalkan kita untuk selamanya. Tapi apakah perasaan menyakitkan dan menyedihkan akan terjadi saat kita ditinggal oleh diri kita sendiri? Bagaimana jika kita ditinggalkan oleh diri kita sendiri dengan luka fisik maupun luka jiwa yang sangat berbekas di hati kita? Apakah kita akan merasakan hal yang sama saat ditinggal mati oleh orang yang kita sayang?
ADVERTISEMENT
Jarang sekali saya menemukan film Indonesia yang menceritakan trauma berkepanjang seperti 27 Steps of May ini. Kebanyakan film di Indonesia bergenre romantis ataupun komedi. Tidak banyak film-film yang ada di Indonesia membawa latar belakang film dari trauma yang mendalam sehingga sangat berpengaruh dalam kehidupan zaman sekarang.
27 Steps of May ini sangat mendeskripsikan bagaimana lingkungan di sekitar kita yang beberapa dari mereka melakukan hal tercela seperti yang ada di film. Film ini membuat saya berpikir tentang bagaimana hancurnya perasaan May sehingga ia kehilangan dirinya sendiri dan menarik diri dari kehidupannya tanpa koneksi maupun komunikasi dengan orang terdekatnya. Sutradara Ravi Bharwani mengajak para penonton untuk menyelam lebih dalam tentang pemahaman kekerasan seksual yang sangat sering terjadi di Indonesia dan terutama untuk anak yang di bawah umur.
ADVERTISEMENT
Melawan trauma yang begitu dalam dan sangat mengerikan akan butuh waktu lama dan tidak bisa dilakukan secara terburu-buru bagi korban. Sama halnya dengan May yang berjuang untuk melawan trauma terdalamnya selama 8 tahun lamanya untuk mengembalikkan dirinya sendiri. 8 tahun bukanlah waktu yang singkat bagi korban, setiap hari korban akan selalu teringat perlakuan-perlakuan menjijikan yang terjadi terhadapnya dan mulai berasumsi tentang dirinya sendiri dengan hal-hal yang tidak baik seperti menganggap dirinya sendiri adalah hina.
May yang tidak pernah keluar dari kamarnya atau May yang tidak seceria dahulu sewaktu menaiki permainan kora-kora di pasar malam adalah hasil dari pemerkosaan oleh orang yang tidak beradab yang terjadi pada dirinya sewaktu berumur 14 tahun. 8 tahun lamanya May hidup tanpa koneksi dan komunikasi dari luar akibat perlakuan-perlakuan yang dihadapinya ketika ia masih menginjak bangku SMP, bahkan ayahnya sendiri tidak dapat berkomunikasi dengan May karena selalu dihiraukan oleh anak semata wayangnya itu.
ADVERTISEMENT
Isolasi mandiri yang dilakukan May akhirnya mulai terganggu saat May menemukan lubang kecil yang ada di tembok kamarnya. Lubang kecil itu membuat perhatian May terusik dengan kerutinitasan yang selalu ia lakukan. Ketergangguan yang disebabkan oleh lubang kecil itu merupakan sebuah langkah besar bagi May untuk berusaha mengembalikkan jati dirinya. Seorang pesulap yang tinggal tepat di sebelah rumah May adalah pemilik koneksi antara lubang kecil di kamar May dengan rumahnya, pesulap itu sebagai pintu keluar bagi May untuk keluar dari hidup buruk dan mulai menumbuhkan keberanian membuka diri terhadap orang sekitar.
27 steps of May merupakan film yang unik dan patut disaksikan karena film ini menyuguhkan film tanpa dialog untuk pemeran utamanya yaitu, May. Tanpa dialog yang dimaksud adalah karakter May yang diperankan oleh Raihaanun memiliki dialog yang bisa dihitung pakai jari. Tidak heran bahwa 27 Steps of May dapat ditayangkan di Busan International Film Festival dan langsung menarik perhatian banyak orang serta meraih beberapa penghargaan.
ADVERTISEMENT
Lewat Youtube 27 Steps of May, Raihaanun mengatakan memainkan karakter May adalah sebuah challenge bagi semua aktor karena harus mengeksperesikkan lewat mimik wajah yang menurutnya sangat susah. Raihaanun juga sangat bersyukur untuk mendapatkan karakter May yang minim dialog karena sangat membantunya dalam berkembang sebagai aktris. Hal yang didapatkan oleh Raihaanun setelah memainkan May dalam 27 Steps of May adalah kesensitifan atas perasaan dan detail-detail kecil yang May lakukan terbawa ke kehidupan nyatanya Raihaanun