Konten dari Pengguna

Kecepatan Donasi di Era Digital: Mengubah Cara Beramal Menjadi Lebih Mudah

Sabrina Putri Afrilia
Mahasiswa Universitas Pamulang, Prodi S1 Akuntansi
27 Juni 2024 11:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sabrina Putri Afrilia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : iStock / treety
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : iStock / treety
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di era digital dan media sosial yang terus berkembang seperti sekarang, kecepatan dan kemudahan dalam berdonasi telah mengalami perubahan signifikan. Platform-platform seperti Facebook, Instagram, Twitter (X), dan TikTok tidak hanya menjadi tempat untuk berbagi momen pribadi, tetapi juga menjadi wadah untuk menyebarkan campaign positif dan menggalang dana untuk mereka yang membutuhkan.
ADVERTISEMENT
Konten yang menggugah emosi, berupa foto atau video yang memperlihatkan mereka yang mengalami kesulitan atau kesusahan, memiliki daya tarik yang kuat dalam membangkitkan empati dan kesadaran sosial. Ketika publik melihat visual yang mengharukan, mereka seringkali merasa terdorong untuk memberikan bantuan secara langsung. Hal ini dapat mempercepat proses penggalangan dana dan memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan dengan lebih efisien.
Namun, ada risiko besar terkait dengan penggunaan konten emosional dalam penggalangan dana di media sosial. Penyalahgunaan empati dan kebaikan hati orang-orang menjadi masalah serius. Banyak yang memanfaatkan situasi mengharukan atau konten emosional tersebut untuk tujuan pribadi, seperti mencari keuntungan finansial atau popularitas tanpa mempertimbangkan kebenaran atau kredibilitas cerita yang mereka bagikan. Seperti pada kasus individu yang menggunakan foto-foto anak-anak dari internet dan mengklaim bahwa mereka membutuhkan bantuan medis mendesak. Setelah terkumpul sejumlah uang, terungkap bahwa cerita tersebut adalah fiktif dan dana digunakan untuk kepentingan pribadi.
ADVERTISEMENT
Contoh lainnya adalah ada seorang konten kreator mengunggah video di mana seorang ayah terlihat duduk bersama putrinya di restoran cepat saji dan hanya memperhatikan putrinya makan tanpa memesan makanan untuk dirinya sendiri. Video ini mendadak viral karena dramatisasi yang dilakukan konten kreator, memicu simpati dari banyak netizen yang kemudian berdonasi kepada si ayah melalui sang konten kreator tersebut. Namun, setelah penyelidikan lebih lanjut, terungkap bahwa ada fakta mengejutkan di balik cerita tersebut. Konten kreator dan ayah tersebut sebenarnya telah merencanakan bersama untuk membuat konten yang mengharukan itu, dengan tujuan meningkatkan popularitas konten kreator dan mengumpulkan uang dari donasi. Ayah tersebut sebenarnya bukanlah golongan kurang mampu, melainkan terlibat dalam skenario fiktif yang disusun dengan sengaja. Praktik seperti ini tidak hanya mengecewakan para donatur, tetapi juga merusak kepercayaan publik terhadap upaya-upaya penggalangan dana yang sebenarnya sangat dibutuhkan.
ADVERTISEMENT
Dalam menanggapi hal ini, penggunaan platform crowdfunding seperti kitabisa.com mungkin bisa menjadi platform alternatif untuk menyalurkan donasi karena platform ini menawarkan transparansi dan verifikasi informasi lebih lanjut. Kitabisa.com adalah platform yang memungkinkan individu, komunitas, atau organisasi untuk membuat kampanye penggalangan dana dengan mudah dan mengelola donasi yang terkumpul dengan transparan. Platform ini memberikan kesempatan bagi para donatur untuk melihat langsung bagaimana kontribusi mereka digunakan dan memastikan bahwa dana tersebut benar-benar mencapai penerima yang tepat.
Transparansi dan verifikasi informasi sangatlah penting dalam penggalangan dana digital. Organisasi dan individu yang melakukan penggalangan dana harus memberikan informasi yang jelas tentang tujuan mereka dan bagaimana dana akan digunakan, serta laporan terperinci tentang penggunaan dana tersebut.  Selain itu, edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat juga sangat penting. Pengguna media sosial perlu dilatih untuk menjadi lebih kritis terhadap informasi yang mereka terima dan untuk melakukan verifikasi sebelum mereka berpartisipasi dalam donasi. Masyarakat juga perlu diberikan pemahaman yang lebih baik tentang tanda-tanda potensi penipuan atau penyalahgunaan dalam penggalangan dana.
ADVERTISEMENT
Kecepatan donasi di era digital bukan hanya tentang seberapa cepat kita dapat memberikan bantuan, tetapi juga tentang bagaimana kita dapat melakukannya dengan tepat dan bertanggung jawab. Dengan menggunakan teknologi dan media sosial dengan bijak, kita dapat mengubah cara beramal dalam sekejap, membantu lebih banyak orang, dan membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik untuk mereka yang layak mendapatkan bantuan.