Konten dari Pengguna

Mengenal Sam Harris dan Pemikiran Provokatifnya

sabrina sauzan
An undergraduate student of English Language and Literature. English Department Faculty of Humanities University of Airlangga.
13 Desember 2020 20:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari sabrina sauzan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Dalam kehidupan ini, manusia menjalani kegiatan sehari-hari didasari dengan kepercayaan yang mereka anut.

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di Indonesia sendiri, terdapat banyak sekali kepercayaan yang diakui oleh warganya. Kepercayaan-kepercayaan ini diyakini mengatur kita dalam bertindak/bersikap hingga bersosialisasi dengan sesama. Namun, jika kita membicarakan tentang kepercayaan, akan banyak sekali perdebatan yang akan muncul. Dengan banyaknya kayakinan yang ada, tentu manusia harus hidup dengan menerima perbedaan itu. Menghargai keyakinan orang lain tentu bukan hal yang mudah. Di satu sisi, tak sedikit orang yang menentang keberadaan keyakinan-keyakinan ini. Salah satu dari orang-orang tersebut adalah Sam Harris.
sumber: samharris.org
Sam Harris merupakan salah satu pendiri dan juga kepala eksekutif dari sebuah grup nirlaba yang memasarkan sains dan sekularisme, yang disebut Project Reason. Ia disebut sebagai salah satu anggota dari ‘Empat Penunggang Kuda Ateisme’, yang mana didalamnya terdapat juga Daniel Dennet, Richard Dawkins dan mendiang Christopher Hitchens. Sam Harris sendiri sudah menerbitkan beberapa buku mengenai pandangan-pandangannya. Salah satu bukunya yang berjudul 'The End of Faith' merupakan buku pertamanya yang paling popluler. Buku tersebut bahkan mendapatkan Penghargaan PEN / Martha Albrand untuk Nonfiksi Pertama.
ADVERTISEMENT
Namun, buku-bukunya tersebut mengundang berbagai macam kritik dari masyarakat. Dalam buku-bukunya ia menentang agama serta relativisme moral. Ia bahkan menentang pemikiran Hume serta G. E. Moore. Ini dikarenakan ia seorang moral realis. Pada bukunya yang berjudul ‘The Moral Landscape: How Science Can Determine Values’ ia sendiri menyatakan jika yang harus dilakukan oleh manusia dalam membentuk moralitas sebagai subjek ilmiah adalah mengakui bahwa baik dan buruk itu ada, dan manusia dapat mengetahui sesuatu yang baik dan buruk, meskipun begitu manusia lebih suka hal-hal yang baik. Selain tidak mempercayai baik dan buruk, ia juga menyatakan jika pemisahan antara fakta dan nilai hanyalah sebuah ilusi, begitu juga dengan pemisahan ilmu pengetahuan dan moralitas.
ADVERTISEMENT
Sam Harris sendiri mempunyai konsep untuk tidak melibatkan iman dengan Tuhan. Ia merasa jika hal-hal yang bersangkutan dengan spiritual ini harus dipahami dengan betul serta dipraktikkan kedalam disiplin ilmu seperti psikologi dan ilmu saraf. Maka dari itu ia menolak polaritas antara spritualitas religi dan rasionalitas ilmiah. Ia juga mendukung untuk melestarikan sains dan spritualitas tetapi tidak dengan melibatkan agama. Dari sinilah ia mulai banyak mengkritik agama pada buku-bukunya.
Ia bahkan dengan berani menyatakan pendangan-pandangannya mengenai agama Islam, Kristen, Abrahamik, serta Yahudi. Sebagai contoh, baginya, keyakinan bahwa “Islam adalah agama yang ‘damai’” adalah kesalahan yang berbahaya karena menurutnya Islam adalah agama yang agresif dibandingkan dengan agama lain. Ia juga mengkritik tentang penggunaan istilah ‘Islamophobia’. Selain itu, baginya orang-orang Katolik adalah “mesin mengerikan yang siap berputar-putar selama berabad-abad oleh angin berlawanan dari rasa malu dan sadisme.” Yang lebih mengejutkan lagi, ia bahkan menyumpahi struktur dari Gereja Katolik dan menyalahkan penentangan terhadap penggunaan kontrasepsi demi masa hidup yang lebih singkat, kemiskinan, serta penyebaran HIV/AIDS.
ADVERTISEMENT
Pernyatan-pernyataan yang dibuat oleh Sam Harris ini tentu saja tidak dapat diterima bagi sebagian besar masyarakat. Berbagai kalangan juga tak henti-hentinya melontarkan kritik kepada pemikirannya tersebut. Salah satunya adalah postingan dengan komentar sarkastik yang dibuat oleh seorang ahli biologi ternama bernama PZ Myers dalam postingan yang berjudul ‘The Saga Of Slippery Sam’. Ia menyatakan jika Sam Harris sangat berbakat dalam menyatakan hal-hal yang sangat menyeramkan. Tak hanya itu, ia juga menyumpahi pengikut-pengikut Sam Harris.
Glenn Greenwald, juga mengklaim jika Sam Harris tidak dapat membuktikan apa yang ia katakan. Menurutnya, Sam Harris mempublikasikan artikel dengan judul yang provokatif, berisi tentang pernyataan yang juga provokatif. Namun, jika orang lain mencoba mengkritik dan menyangkalnya, ia juga akan bersikeras menyangkal dan menyatakan jika orang tidak mengerti apa yang dia coba katakan. Ia tidak mau mengakui apa yang sebenarnya ia katakan.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Sam Harris sendiri sekarang masih aktif dalam dunia karirnya. Ia kini menekuni profesinya sebagai pembawa acara podcastnya yang berjudul ‘Waking Up with Sam Harris’. Disana ia menanggapi kritik, membahas tentang pandangan-pandangannya, serta mewawancarai bintang tamu pada podcastnya.