Konten dari Pengguna

Jalan-jalan Sore

sabrina wulandari
Ibu satu anak, bekerja diluar rumah, tertarik pada hal tulis menulis dan prakarya
20 Februari 2023 9:48 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari sabrina wulandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tulisan ini bertujuan untuk mengikuti kompetisi Lomba menulis teman kumparan healing yang diselenggarakan oleh tim Kumparan. Jujur, saya bukan tipe orang yang suka travelling. Selain karena lelah dan hanya ingin istirahat saja ketika ada waktu luang, saya lebih suka beberes rumah daripada harus travelling. Namun, entah mengapa, waktu itu suami mengajak saya untuk sekedar jalan-jalan menggunakan motor. Tempat yang akan kami kunjungi pun tidak pasti, hanya sekedar jalan berdua menikmati senja setelah seharian lelah bekerja.
ADVERTISEMENT
Kebetulan rumah mertua berada pada ketinggian yang lebih sehingga jalan-jalan sore menuju tempat yang rendah. Dalam perjalanan kami mengobrol biasa, sharing soal aktivitas yang telah dilakukan selama seharian bekerja dan aktivitas aktivitas lainnya. Setelah beberapa kilometer berjalan tiba-tiba suami berkata,
"Dek, disana itu ada danau lho"
Danau yang dimaksud suami saya adalah danau buatan. Saya menoleh kearah yang ditunjuk oleh suami saya, terlihat di kejauhan ada semacam wadah berbentuk kotak, seperti bak besar yang berisi air. Tempatnya berada di Jawa Tengah, karena rumah kami berbatasan dengan provinsi Jawa Tengah.
"Kamu sudah pernah kesana?" Tanya saya
"Belum" ucapnya
"Terus tahu jalan menuju kesana atau tidak?"
"Ya nanti kita cari sama-sama" jawabnya
ADVERTISEMENT
Akhirnya kami memutuskan untuk mencari danau tersebut. Di sepanjang jalan yang dilalui ada banyak pemandangan yang menakjubkan. Ada beberapa dusun yang menamai dusunnya dengan berbagai macam kampung sesuai dengan komoditas dusun tersebut. Ada kampung tofu, kampung singkong, kampung jamu herbal, kampung pisang dan lain sebagainya.
Kampung yang menarik perhatian saya adalah kampung dolanan. Karena tujuan kami bukan ke kampung tersebut maka saya hanya bisa bertanya kepada suami, dia bilang kalau kampung dolanan merupakan sentra kerajinan mainan anak-anak. Waaa sangat menarik ternyata konsep yang digunakan untuk menamai setiap dusun dengan nama-nama komoditas yang dihasilkan.
Setelah bertanya-tanya agak banyak, ternyata konsep tersebut merupakan inisiasi dari pemerintah desa setempat untuk mendongkrak perekonomian desa dengan cara memilah setiap dusun berdasarkan komoditas yang dihasilkan. Pemerintah Desa setempat memberi modal untuk para produsen dimasing-masing kampung untuk bisa menjalankan usahanya. Bahkan ada beberapa tempat yang diberi fasilitas tempat mangkal (berjualan).
ADVERTISEMENT
Sambil jalan kami masih membicarakan banyak hal. Setelah beberapa saat akhirnya kami menemukan gang yang terdapat papan penunjuk jalan menuju embung. Danau buatan disini lebih dikenal dengan sebutan embung. Menurut wikipedia, embung atau cekungan penampung (retention basin) adalah cekungan yang digunakan untuk mengatur dan menampung suplai aliran air hujan serta untuk meningkatkan kualitas air di badan air yang terkait (sungai, danau). Embung digunakan untuk menjaga kualitas air tanah, mencegah banjir, estetika, hingga pengairan. Embung menampung air hujan di musim hujan dan lalu digunakan petani untuk mengairi lahan di musim kemarau.
Ternyata jalan menuju embung agak jauh, kami harus melewati beberapa gang dan perumahan-perumahan. Setelah melalui beberapa belokan akhirnya kami bertemu salah satu jalan yang masih tanah dengan lebar 2 meter dan ternyata itu merupakan jalan menuju embung. Jalan tersebut berada ditengah sawah dan butuh beberapa meter lagi untuk sampai ke embung. Embung ini tepatnya berada di Desa Karangasem Kecamatan Cawas. Masuk ke embung ini gratis atau tidak dipungut biaya sama sekali.
ADVERTISEMENT
“waaa bagus sekali ini tempatnya” ucap saya yang takjub dengan keindahan pemandangan yang luar biasa.
“gak sia-sia ya cari-cari tempat ini muter-muter gang” jawab suami saya
Sumber : dokumen pribadi
Dan akhirnya sampai juga di embung. Lumayan ramai orang berkunjung dan pemandangannya bagus. Pemandangan berlatar belakang pegunungan dan sawah-sawah dengan padi yang menguning. Sungguh pemandangan yang begitu menakjubkan. Ada banyak orang berkunjung ke embung tersebut, sekedar nongkrong, ngobrol, bermain layang layang bersama anak, memancing, keluarga kecil yang menikmati waktu bersama dan tentu saja muda mudi yang sedang mabuk asmara pun tak ketinggalan turut menikmati senja di embung karangasem. Tak lupa ada banyak penjual jajanan mulai dari cilok, cireng, bakso bakar, es cincau dan lain sebagainya. Penjual-penjual ini berasal dari masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
Kami mencoba untuk mengelilingi embung menggunakan motor, karena disana belum ada tempat parkir yang baku. Sehingga sepanjang tepi embung penuh dengan motor-motor pengunjung. Jalan yang mengelilingi embung juga masih tanah, sepertinya belum tersentuh pembangunan yang lebih intensif untuk mempercantik embung.
Jadi tujuan pembangunan embung ditengah sawah ini adalah untuk menciptakan saluran irigasi bagi pertanian setempat. Selain dapat digunakan untuk memanen air hujan, air yang ditampung dapat dipergunakan untuk mengairi lahan pertanian milik petani supaya tetap produktif meskipun sedang musim kemarau. Dan yang paling penting adalah embung ini juga berfungsi sebagai tempat wisata. Apalagi bagi para pengunjung yang suka dengan destinasi wisata air dan pertanian. Embung ini cocok sekali untuk sekedar melepas lelah setelah penat bekerja.
ADVERTISEMENT
Pada saat kami kesana sawah-sawah dipinggir embung sedang menguning, ada beberapa petak sawah juga yang sudah mulai dipanen oleh pemiliknya. Sore itu bahkan masih ada beberapa petani yang berada disawah dengan peralatannya untuk memanen padi yang mulai menguning. Di musim panen, terkadang beberapa petani berangkat subuh dan pulang maghrib supaya proses memanen dapat segera selesai dan bisa ditanami padi lagi.
Semakin senja pengunjung yang datang pun semakin banyak, karena senja di embung sangat indah. Melihat matahari tenggelam diufuk barat sembari menikmati semilir angina. Sungguh pemandangan yang luar biasa menakjubkan. Yang tak terlupakan dari rencana jalan-jalan sore bersama suami adalah mengabadikan semua momen melalui foto-foto. Tapi sayang foto-foto yang tersisa tinggal beberapa dikarenakan semua foto yang ada di handphone saya telah rusak bersama kartu memorinya.
ADVERTISEMENT
Setelah puas dengan pemandangan di embung, kami memutuskan untuk berpindah tempat menuju persawahan sekitar, karena senja masih ada dan sayang untuk melewatkan momennya. Kami berpindah ke tempat yang berlatarbelakang persawahan, lokasinya agak jauh dari embung. Di persawahan, matahari terbenam jadi terlihat lebih jelas dikarenakan tidak banyak orang. Kami mengabadikan lagi momen-momen itu melalui foto secara bergantian.
Sumber : dokumen pribadi
Karena waktu sudah hampir malam, kami segera pulang supaya sebelum maghrib sudah sampai rumah. Kami melalui jalan yang berbeda ketika pulang. Kami melalui sawah-sawah dan sungai yang jembatannya hanya dapat dilalui oleh 1 motor saja. Kebetulan ketika kami lewat ada segerombolan anak-anak yang juga melewati jembatan tersebut dari arah yang berlawanan sehingga kami harus kembali mundur supaya mereka bisa lewat terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
Sungguh perjalanan melepas penat yang luarbiasa. Pikiran bisa kembali fresh setelah jalan-jalan sore. Meskipun hanya pengalaman jalan-jalan biasa, namun pengalaman tersebut membuat saya menjadi lebih tahu bahwa travelling merupakan salah satu hal yang menyenangkan. Jalan-jalan tak perlu jauh-jauh dan tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun, dan tentu saja sekaligus memperkenalkan wisata lokal untuk mendukung kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat.