Konten dari Pengguna

Kekerasan terhadap Perempuan dalam Film ‘Door Lock’ Masih Sering Terjadi

Sabrina Aisya R
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro
30 November 2021 12:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sabrina Aisya R tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Cuplikan trailer film Door Lock (dok. Youtube/Eon Talk)
zoom-in-whitePerbesar
Cuplikan trailer film Door Lock (dok. Youtube/Eon Talk)
ADVERTISEMENT
Sebuah film Korea berjudul ‘Door Lock’ yang rilis pada tahun 2018 menggambarkan kisah seorang perempuan bernama Cho Kyung Min yang mendapat perilaku kekerasan berulang kali. Baik kekerasan secara verbal, fisik, maupun kekerasan seksual.
ADVERTISEMENT
Di samping menyuguhkan kisah yang menarik, film ber-genre thriller ini juga banyak menampilkan adegan kekerasan terhadap perempuan yang mirisnya masih sering kita temui hingga saat ini. Mulai dari skala ‘ringan’ hingga yang dinilai ‘ekstrim’.
Dalam sebuah adegan, Cho Kyung Min yang sedang bekerja di sebuah bank menerima perilaku yang tidak mengenakkan dari customer-nya. Customer yang merasa tersinggung atas ucapan Kyung Min tentang tawaran sebuah tabungan pun lantas dengan enteng mengajak Kyung Min untuk minum kopi bersama. Meskipun Kyung Min telah menolak ajakan tersebut dengan sopan, customer itu tetap marah dan memaksa Kyung Min untuk menerima ajakannya. Bahkan hingga melakukan aksi kekerasan.
Hal ini menunjukkan bahwa seakan-akan perempuan tidak memiliki kemerdekaan untuk memilih dan harus tunduk atas keinginan laki-laki. Seolah kemauan laki-laki adalah satu hal yang mutlak dan harus dipatuhi perempuan. Selain itu, adegan ini juga menggambarkan bahwa ‘berkencan’ dapat menjadi penebus atas kesalahan yang telah dilakukan. Sosok perempuan pun seolah menjadi remeh dan hanya dianggap sebagai budak atas laki-laki.
ADVERTISEMENT
Rasanya, peristiwa ini masih banyak terjadi di lingkungan kita. Di mana laki-laki merasa berhak atas diri perempuan dan melepaskan kemerdekaan dalam diri perempuan. Tak jarang, kekerasan menjadi jalan terakhir untuk memaksa perempuan menghendaki kemauannya.
Selain itu, terdapat sebuah adegan yang juga masih sering terjadi hingga saat ini. Adegan ini menggambarkan Kyung Min dan sahabat perempuannya, Oh Hyo Joo yang sedang duduk di dalam kereta. Di sebelah Hyo Joo, seorang laki-laki tak dikenal duduk dan tampak mengantuk. Perlahan-lahan, laki-laki itu menyandarkan kepalanya di pundak Hyo Joo. Dengan sigap, Hyo Joo menggerakkan bahunya keras-keras hingga laki-laki itu terhempas dari bahunya.
Kejadian ini pun tampaknya masih sering terjadi di sekitar kita. Di mana laki-laki menyentuh perempuan tanpa izin. Laki-laki seharusnya tidak memiliki hak untuk menyentuh perempuan entah dengan sengaja ataupun tanpa disengaja. Apa yang dilakukan Hyo Joo adalah suatu tindakan yang benar. Tindakan ini menunjukkan bahwa perempuan bukan sosok yang lemah dan berhak atas dirinya sendiri. Ini juga menunjukkan bahwa perempuan mampu melindungi dirinya sendiri dan tidak ‘takut’ pada laki-laki.
ADVERTISEMENT
Selain adegan-adegan tersebut, masih banyak tindak kekerasan terhadap perempuan yang digambarkan dalam film ini. Film ini juga menunjukkan keberanian perempuan dalam melawan kekerasan itu.
Film ‘Door Lock’ mengingatkan kita bahwa perempuan adalah kaum yang merdeka. Tidak ada seorang pun yang memiliki hak untuk mencabut kemerdekaan itu. Apalagi jika dilakukan dengan aksi kekerasan. Semua tindak kekerasan terhadap perempuan pun sudah seharusnya tidak lagi terjadi. Baik itu kekerasan yang dinilai ‘ringan’ hingga yang dinilai ‘ekstrim’.