Sadarkan Bahaya Dunia Maya Lewat Film ‘Malang-Malang Putung’

Sabrina Aisya R
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro
Konten dari Pengguna
2 Desember 2021 16:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sabrina Aisya R tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Cuplikan film Malang-Malang Putung (dok. Youtube/Ravacana Films)
zoom-in-whitePerbesar
Cuplikan film Malang-Malang Putung (dok. Youtube/Ravacana Films)
ADVERTISEMENT
Sebuah film pendek berjudul ‘Malang-Malang Putung’ menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menjaga keamanan di dunia maya. Film ini merupakan persembahan dari kolaborasi antara Ravacana Films, Kemkominfo RI, serta Siberkreasi.
ADVERTISEMENT
Melalui kisah pencurian laptop dalam perdagangan online, film ini menyentil masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam melakukan transaksi secara elektronik. Kecerobohan menjadi kata kunci dalam konflik utama yang disampaikan dalam film ini. Di mana Rijal, kakak kandung dari sang tokoh utama dengan mudahnya menyebar foto KTP milik adiknya. Alhasil, perbuatannya pun menimbulkan dampak yang merugikan.
Kisah ini berawal dari Rijal yang mengira bahwa adiknya akan melakukan transaksi COD atau cash on delivery dengan calon pembeli laptopnya. Sayangnya, laptop tersebut lebih dulu sampai di tangan sang pencuri tanpa sepengetahuan sang adik, Sheila. Sang pencuri bisa dengan mudah mengambil laptop tersebut karena foto KTP Sheila yang ia dapatkan dari Rijal. Dengan tergesa-gesa, Rijal, Sheila, beserta kawan-kawannya lantas bergegas mencari tahu siapa pelakunya melalui berbagai cara. Namun, usaha mereka rupanya berbuah nihil. Tanpa mereka sadari, rupanya pelaku sesungguhnya dalam kasus pencurian tersebut adalah Pipit, salah satu kawan yang menemani Rijal dan Sheila dalam mencari pelaku.
ADVERTISEMENT
Meskipun film ini terkesan memberi rongga bagi penonton untuk menebak siapa pelaku sebenarnya melalui gerak-gerik tokoh, pesan yang disampaikan tetap berhasil menggugah kesadaran penonton. Di mana menyebar foto KTP adalah suatu hal yang amat dilarang. Selain itu, film ini juga menyadarkan penonton pentingnya tidak mudah memercayai orang lain. Apalagi, era digital seperti sekarang ini memungkinkan terjalinnya transaksi dengan orang lain yang belum pernah kita temui.
Film ini memberi tahu masyarakat bahwa Nomor Induk Kependudukan atau NIK yang tersebar dapat membawa dampak buruk bagi pemiliknya. Sebab, di dalam NIK terdapat banyak data penting yang juga bersifat rahasia. Jika NIK tersebar, akan ada banyak dampak buruk yang bisa terjadi. Seperti penipuan, pemalsuan, hingga penyalahgunaan data.
ADVERTISEMENT
Dibalut dalam bahasa Jawa khas Jawa Timur yang kental membuat film ini terasa lebih dekat dengan masyarakat. Sehingga pesan yang disampaikan pun mudah diterima. Masyarakat rural yang umumnya kurang melek teknologi pun dapat dengan mudah memahami maksud film ini.