Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Film sebagai Bentuk Propaganda Politik
30 Desember 2020 10:08 WIB
Tulisan dari Sabrina Syaharani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh : Sabrina Syaharani (mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia)
ADVERTISEMENT
Pembuatan film G30S PKI dianggap sebagai propaganda politik oleh masyarakat. Film yang menceritakan mengenai peristiwa gerakan 30 September yang serta merta menyorot anggota Partai Komunis Indonesia atau yang biasa disebut sebagai PKI dan para aktivisnya menjadi dalang dalam peristiwa tersebut. Film yang ditayangkan setiap tanggal 30 September ini juga menarik banyak perhatian dari masyarakat. Dari film tersebut bisa kita lihat dari sisi lain yaitu dengan keterlibatan Amerika yang saat itu tengah berebut pengaruh dengan Uni Soviet yang memiliki ideologi komunis. Bisa kita lihat bahwa kejadian G30S PKI yang akhirnya difilmkan bertujuan untuk mengkambing hitamkan komunis, mengajak masyarakat agar tidak menganut komunisme melalui pesan yang diterima melalui film G30S PKI.
ADVERTISEMENT
Propaganda politik melalui film diyakini sebagai alat yang sangat potensial untuk menggiring opini publik. Film sebagai propaganda politik dinilai memiliki kesempatan yang lebih baik dan lebih cepat untuk membawa pesan kepada masyarakat agar dapat memahami pesan-pesan tertentu ketimbang dengan bacaan ataupun teori.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nurudin tahun 2001 dalam artikel yang berjudul Strategi Komunikasi Politik Amerika Serikat dalam Memanfaatkan Hollywood sebagai Media untuk Memperkuat Dominasi Global : Tinjauan Film Black Panther oleh M. Elfan Kaukab Resolusi Vol. 3 No. 2 tahun 2020, mengatakan bahwa propaganda sendiri memiliki arti mengembangkan atau memekarkan, yang berasal dari bahasa latin yaitu propagare, dalam Ilmu Komunikasi sendiri, propaganda merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak. Sekarang ini marak pembuatan film sebagai bentuk propaganda politik untuk mengajak masyarakat agar memiliki pendapat atau pemikiran atau ideologi yang sama mengenai pesan yang disampaikan lewat film tersebut.
ADVERTISEMENT
Tak hanya di Indonesia, di Amerika pun propaganda politik melalui film sangat berlaku. Banyak film atau bahkan series yang digunakan untuk propaganda politik. Penulis mengambil contoh dari film Stranger Things. Stranger Things merupakan serial Netflix yang mempunyai 3 musim. Serial ini menceritakan kota fiksi yaitu Hawkins, Indiana yang berlatar waktu pada era 1980-an. Serial fiksi tersebut menceritakan tentang gerbang Upside Down yang merupakan sebuah dimensi lain dari dunia kita sekarang namun keadaan di sana lebih berbahaya dan mencengkam, di sana monster aneh dengan sebutan Mind Flayer adalah sang penguasa, mereka merupakan salah satu makhluk yang paling kuat di Upside Down dan Demogorgon adalah salah satu monster kecil bagian dari Upside Down, gerbang ini sendiri muncul di laboratorium kota Hawkins. Pada musim pertama menceritakan tentang penyelidikan atas hilangnya seorang anak laki-laki bernama Wil Byers (Noah Schnapp). Lalu diikuti dengan munculnya gadis misterius bernama Eleven (Millie Bobby Brown) yang memiliki kekuatan super karena ia dulunya menjadi bahan percobaan oleh peneliti dan pemerintah lokal di Hawkins.
ADVERTISEMENT
Lompat ke musim 3 serial Stranger Things, dengan keterlibatan Rusia. Pemerintah Rusia yang mengetahui mengenai gerbang Upside Down tidak menganggap sebagai suatu kesalahan yang dilakukan oleh para peneliti di laboratorium, namun mereka menganggap hal ini sebagai senjata untuk menghancurkan Amerika kala itu. Dan ada adegan dimana masyarakat Hawkins berdemo di depan gedung pemerintah lokal yang dilator belakangi dengan pembangunan Starcourt Mall yang mematikan usaha penduduk setempat. Lalu diketahui bahwa pemerintah lokal Hawkins menyetujui pembangunan karena disuap oleh pemerintah Rusia. Mall dibangun oleh pemerintah Rusia dengan memiliki ruang bawah tanah, yang bertujuan untuk melakukan penelitian agar dapat membuka kembali gerbang Upside Down agar monster yang telah lama mati hidup kembali dan menghancurkan Amerika.
ADVERTISEMENT
Hal ini juga diperkuat dengan keadaan dimana Amerika dan Uni Soviet atau Rusia sedang berada di posisi yang menegangkan, yaitu Perang Dingin yang terjadi sejak tahun 1947 sampai 1991. Masyarakat dapat mengambil pesan dari latar belakang cerita dari serial Netflix ini bahwasannya Amerika dan Rusia tidak memiliki hubungan yang bagus.
Seperti yang dikemukakan di jurnal artikel Film Sebagai Propaganda di Indonesia oleh Eka Nada Shofa Alkhajar tahun 2013 di Forum Ilmu Sosial, Vol 40 No 2, bahwa film bukanlah sebuah entitas yang netral dan bebas nilai, justru film adalah sebuah media yang memang berperan membawa pesan-pesan yang dilekatkan dan ditanamkan ke dalam film lalu disampaikan kepada penontonnya, untuk konteks di dalam artikel tersebut, film ternyata dengan sangat mampu memainkan propaganda secara apik dari masa ke masa, ditemukan juga bahwa adanya hubungan erat di mana penguasa tanggap untuk menjadi media film sebagai alat propaganda dengan berbagai tujuan untuk kepentingan atau keinginan penguasa atau pemerintah.
ADVERTISEMENT
Film mampu memainkan perannya sebagai media propaganda politik memiliki keberadaan yang penting dalam menyampaikan pesan intrinsik dengan kemasan film ataupun serial untuk memengaruhi tindakan dan pikiran seseorang dengan hanya menonton film ataupun serial yang diproduksi sebagaimana tujuan awal dari sebuah propaganda politik. M. Elfan Kaukab dalam artikelnya yang berjudul Strategi Komunikasi Politik Amerika Serikat dalam Memanfaatkan Hollywood sebagai Media untuk Memperkuat Dominasi Global : Tinjauan Film Black Panther yang dimuat di jurnal Resolusi Vol. 3 No. 2 tahun 2020 juga menuliskan bahwa propaganda politik atau bisa kita sebut sebagai komunikasi politik akan berhasil jika komunikan dapat menerima pesan-pesan atau informasi politik dari komunikator, namun akan sia-sia jika komunikan tidak dapat memahami apa arti dari pesan tersebut. Maka dari itu, film dianggap sebagai media yang kedudukannya penting dan strategis bagi komunikator dalam menyampaikan propaganda untuk menyusun kondisi sosial yang terpengaruhi oleh pesan propaganda dalam film tersebut.
ADVERTISEMENT