Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Pengelolaan Emosi Melalui Inside Out 2
21 Oktober 2024 8:55 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Syarifah Safina Auliya Alaydrus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Walt Disney Pictures bersama dengan Pixar Animation Studios merilis film berjudul “Inside Out 2” pada Juni 2024 lalu. Film ini dirilis sebagai sequel dari film “Inside Out” yang rilis pada Juni 2015.
ADVERTISEMENT
Perbedaan mendasar yang terdapat pada film “Inside Out 2” adalah hadirnya emosi-emosi baru serta tombol pubertas pada tokoh Riley yang telah beranjak remaja.
Aktifnya tombol pubertas menyebabkan kehadiran emosi baru, yakni anxiety, envy, ennui, dan embarrassment. Kehadiran keempat emosi baru tersebut menunjukkan kompleksitas emosi baru yang terjadi dalam diri Riley remaja.
Kemunculan emosi ini memiliki perannya masing-masing pada diri Riley, terutama anxiety. Kehadiran anxiety mengenyampingkan emosi lainnya dan membuatnya menjadi lebih dominan untuk menguasai pikiran Riley.
Dominansi anxiety berhasil menggeser seluruh kenangan serta self acknowledge yang sebelumnya telah dibentuk bersama-sama oleh joy, sadness, disgust, fear, dan anger. Menggantikannya dengan kenangan dan self acknowledge yang telah dibentuknya sendiri.
Hal ini cukup mengingatkan kita dengan apa yang terjadi pada “Inside Out” saat joy berusaha untuk mendominasi pemikiran Riley dengan kenangan-kenangan baik saja. Sehingga kemudian terjadi ketidakseimbangan emosional dalam diri Riley.
ADVERTISEMENT
Pada anxiety juga berlaku demikian. Ketika Riley dipengaruhi agar lebih mencemaskan masa depannya di sekolah menengah dimulai dengan berteman dengan Val Ortiz, seorang pemain ice hockey yang hebat di sekolah barunya dan melupakan Grace serta Bree.
Saat sepenuhnya berada dalam pengaruh anxiety, Riley terus melakukan hal-hal yang menempatkannya dalam situasi sulit dan penuh tekanan demi memenuhi keinginannya hingga menyebabkannya mengalami panic attack saat pertandingan ice hockey berlangsung.
Panic attack yang menyerang Riley menjadi hasil dari ketidakselarasan emosi yang terdapat dalam dirinya. Keselarasan emosi yang merupakan hasil dari pengelolaan emosi yang baik mampu memberikan pengaruh pada berbagai aspek.
Pengambilan Keputusan Secara Bijak
Pengambilan keputusan secara bijak bisa dilakukan dengan melalui pengelolaan emosi yang baik. Dengan tidak mengedepankan emosi-emosi tertentu saja, pengambilan keputusan akan tantangan dan perubahan bisa dilakukan secara bijak.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, Riley yang telah mengalami banyak perubahan pada dirinya mulai dari perpindahan kota, rumah, dan teman mampu melewatinya dengan baik berkat kerjasama antara joy dan sadness.
Melalui validasi perasaan sadness yang dimilikinya terhadap orang tuanya, Riley bisa mengatasi perasaan cemas dan takutnya yang muncul setelah perpindahannya ke San Fransisco.
Keseimbangan Emosional
Keseimbangan emosional menunjukkan tidak adanya dominansi dari satu emosi terhadap emosi lainnya. Pada film “Inside Out 2”, apa yang terjadi pada Riley menunjukkan bahwa tidak ada emosi yang pantas untuk mendominasi emosi lainnya.
ADVERTISEMENT
Berikutnya, jika dominansi tersebut terjadi yang ada hanya lah perasaan akan sesuatu yang terjadi secara berlebihan. Misalnya, ketika anxiety menguasai Riley sendirian, yang terjadi adalah Riley mengalami panic attack.
Penerimaan Emosi Negatif
Sejatinya, penerimaan terhadap emosi negatif perlu dilakukan agar tidak terjadi denial secara terus menerus. Melalui kehadiran emosi negatif seperti kesedihan, rasa takut, dan sebagainya akan membantu seseorang untuk mengelola perasaannya dan membantunya menentukan sikap.
Ketika Riley berhasil menerima perasaan sedih muncul pada dirinya, di saat bersamaan Riley mampu mengutarakan perasaannya pada orang tuanya.
Rangkaian film “Inside Out” dan “Inside Out 2” mampu menunjukkan bahwa pengelolaan emosi dan keselarasannya memiliki peran penting dalam banyak hal.
ADVERTISEMENT
Kehadiran emosi baru pada Riley juga menciptakan kesan bahwa semakin dewasa seseorang, maka akan semakin kompleks pula perasaan dan emosinya. Dan hal itu tentunya membutuhkan pengelolaan emosi yang baik agar tidak menimbulkan masalah serius pada dirinya.