Konten dari Pengguna

Lupa Materi Pelajaran, Persoalan yang Sering Terjadi pada Pelajar

Safira Ridho Nur Amalina
Mahasiswi di Universitas Brawijaya
30 Maret 2021 19:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Safira Ridho Nur Amalina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Memori | pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Memori | pixabay.com
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita tahu, memori merupakan cara kita menyimpan dan menarik informasi dari pengalaman masa lalu untuk digunakan saat ini, dan pastinya memori ini tidak lepas dari proses-proses seperti encoding, storage, dan retrieval. Di mana setiap informasi yang kita dapatkan dari lingkungan menjadi informasi mental (encoding) yang kemudian akan dimasukkan ke dalam short term memory maupun long term memory (storage).
ADVERTISEMENT
Pada tahap encoding ini menentukan kebagian mana informasi akan disimpan (short term memory ataukah long term memory) dan sangat mempengaruhi waktu lamanya suatu informasi disimpan dalam pikiran seseorang. Pada short term memory lebih utamanya mengkoding informasi secara akustik (mengingat bunyi) namun juga dapat secara visual maupun semantik, sedangkan pada long term memory lebih utama mengkoding dengan cara semantik yaitu memahami maknanya dibanding secara visual dan akustik. Kemudian informasi ini dapat dipanggil dan diingat kembali dari penyimpanan memori pada tahap retrieval. Hal ini pastinya terjadi selalu dalam kehidupan kita di setiap aktivitas yang kita lakukan seperti mempelajari suatu materi sekolah maupun perkuliahan.
Hanya saja terkadang dari setiap materi maupun pelajaran yang kita pelajari, kita lupa dan tidak bisa mengingatnya kembali dengan sangat rinci, terlebih lagi jika semakin banyak materi baru yang harus kita pelajari. Pastinya terdapat beberapa materi lama akan sulit diingat setiap kali mempelajari materi baru, dan justru lebih paham dan ingat akan materi baru ini. Pada Interference Theory (kelupaan disebabkan oleh informasi yang diperoleh terlebih dahulu terganggu oleh informasi baru yang didapatkan, terlebih lagi jika kedua informasi memiliki kemiripan) hal ini dapat disebut sebagai Retroactive Interference, yaitu keadaan di mana informasi yang baru diingat menghalangi penarikan kembali informasi yang lebih lama.
ADVERTISEMENT
Mengapakah hal ini bisa terjadi? Sesuai dengan pemaparan sebelumnya, semua informasi yang tersimpan dalam memori kita tergantung bagaimana cara kita memperoleh informasi tersebut. Jika kita memprosesnya dengan tujuan hanya sebatas short term memory, di mana kita secara mental tidak mengulangi informasi yang didapat maka informasi itu tidak bisa bertahan lama dan akan sedikit sulit untuk diingat kembali dikarenakan sifatnya yang terbatas. Berbeda dengan jika kita memprosesnya dengan tujuan long term memory yang berkapasitas sangat besar, meskipun tidak bisa diingat dengan sangat rinci seperti sebelum memperoleh materi baru, setidaknya kita dapat lebih mudah untuk memanggil kembali informasi tersebut karena jangka waktu penyimpanannya yang lebih tahan lama dibandingkan short term memory.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kelupaan ini juga dapat terjadi karena adanya skema (kerangka mental yang merepresentasikan informasi secara bermakna atau secara singkatnya pengategorian informasi), sehingga jika pengategorian di dalam skema tidak tepat informasi yang didapat untuk dipanggil kembali bisa tidak akurat karena tercampur dengan informasi lainnya.
Sebelum lanjut untuk membahas bagaimana caranya agar kita bisa mengingat lebih lama dan tidak mudah lupa akan suatu materi, terlebih dulu akan dijelaskan bahwa dalam proses kita untuk mengingat terdapat yang namanya rehearsal. Rehearsal yaitu mengulang kembali informasi agar lebih kuat diingat dan menghasilkan efek latihan (practice effect) terutamanya pada long term memory. Rehearsal ini memiliki dua macam, yaitu Elaborative Rehearsal (memperluas cakupan informasi dengan menambahkan makna atau penekanan lainnya sehingga lebih memahami konsepnya) dan Maintenance Rehearsal (mengulang kembali informasi apa adanya, hanya diulang sebagaimana adanya). Rehearsal ini juga bisa menjadi salah satu solusi bagi para pelajar untuk bisa mengingat lebih lama.
ADVERTISEMENT
Solusi efektif lainnya agar informasi bisa tersimpan di long term memory yaitu Distribution Practice, yaitu melatih memori dengan cara mengingat sebagian informasi dalam beberapa waktu yang berbeda/berjeda, karena memori akan tersimpan dalam waktu yang lebih lama jika diingat dalam beberapa bagian dalam beberapa waktu yang berbeda/berjeda, sehingga akan lebih mudah untuk kita memanggil atau menarik kembali memori tersebut.
Sebenarnya terdapat cara lain yaitu Massed Practice (melatih memori dengan cara mengingat keseluruhan informasi sekaligus dalam waktu yang sama), hanya saja cara ini tidak terlalu efektif karena memori yang tersimpan tidak lebih jika dengan Distribution Practice, contoh dari Massed Practice ini yaitu misalkan saat kita belajar dengan sistem kebut semalam untuk ujian yang akan dilakukan keesokan harinya, terkadang kita membaca seluruh materi sekaligus tanpa memberi jeda, sehingga setelah ujian selesai materi tersebut akan tertimbun oleh materi-materi baru dan sulit untuk di recall.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, untuk para pelajar yang terkadang lupa akan materi yang dipelajari sebelumnya lebih disarankan untuk mempelajarinya secara bertahap dan memaknai setiap materinya, juga dengan membagi menjadi beberapa kategori agar mudah memahami konsepnya, dan lebih baik lagi mengulang-ulang atau membaca kembali secara singkat materi tersebut sebelum akan masuk ke materi baru sehingga dapat memicu agar memori tersebut untuk muncul kembali dan bisa bertahan dengan lama dalam memori, sehingga di saat mempelajari materi baru, materi lama dapat dengan mudah diingat atau ditarik kembali.
Daftar Pustaka
Bhinnety, M. (2008). Struktur dan proses memori. Buletin Psikologi, 16(2).
Nofindra, R. (2019). Ingatan, Lupa dan Transfer dalam Belajar dan Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Rokania, 4(1), 21-34.
ADVERTISEMENT
Sandi, A., & Neviyarni, N. (2021). Ingatan II: Pengorganisasian, Lupa dan Model-Model Ingatan. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(1), 115-123.