Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Menggagas Ruang Aman: Sosialisasi Kekerasan Seksual di MTs Nurul Huda Banyuputih
15 Agustus 2024 10:55 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari sagalaselvita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Banyuputih, (30/07/2024) - Dalam upaya meningkatkan kesadaran tentang kekerasan seksual, Selvita Mia Aurelia Sagala, salah satu mahasiswa Ilmu Hukum yang merupakan bagian dari TIM II KKN Universitas Diponegoro yang ditugaskan di Desa Banyuputih, baru-baru ini memberikan edukasi kepada siswa/i kelas 7A MTs Nurul Huda mengenai rape culture pyramid. Konsep ini menjelaskan bagaimana kekerasan seksual sering kali berakar dari perilaku-perilaku kecil yang sering dianggap remeh atau sepele yang kemudian menjadi membudaya.
Rape culture pyramid adalah model yang menggambarkan bagaimana berbagai bentuk perilaku dan sikap yang merendahkan atau tidak menghormati batasan pribadi dapat berkembang menjadi kekerasan seksual. Pada bagian dasar piramida, terdapat perilaku-perilaku kecil yang mungkin tidak terlihat serius, seperti lelucon kasar, catcalling, atau komentar seksual. Meskipun tampaknya tidak berbahaya, perilaku ini menciptakan lingkungan yang mendukung dan memperkuat norma-norma yang merugikan.
ADVERTISEMENT
Seiring dengan meningkatnya toleransi terhadap perilaku-perilaku kecil tersebut, piramida menunjukkan bahwa bentuk kekerasan seksual yang lebih serius, seperti pemerkosaan atau pelecehan seksual, dapat berkembang. Dengan memahami bagaimana perilaku-perilaku kecil ini berkontribusi terhadap budaya kekerasan seksual, diharapkan siswa/i dapat lebih mudah mengenali dan melawan sikap-sikap yang merugikan di lingkungan mereka.
Pelaksanaan kegiatan program kerja ini menggunakan media presentasi PowerPoint (PPT) dan poster untuk menyampaikan materi dengan jelas dan menarik. Selama sesi sosialisasi, para siswa/i menunjukkan minat dan antusiasme yang tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari sesi yang interaktif. Mereka menyimak dengan seksama penjelasan yang diberikan dan aktif berpartisipasi dalam diskusi. Selain memaparkan konsep rape culture pyramid, Selvita juga memberikan informasi penting mengenai langkah-langkah yang bisa dilakukan jika mengalami atau menyaksikan kekerasan seksual. Hal ini termasuk bagaimana cara melaporkan kejadian tersebut dan dukungan yang tersedia untuk korban.
ADVERTISEMENT
Respon positif dari para siswa/i dan semangat mereka selama kegiatan menunjukkan bahwa program ini berhasil dalam menyampaikan pesan-pesan penting mengenai pencegahan kekerasan seksual. Dengan demikian, diharapkan inisiatif ini dapat berkontribusi pada pembentukan masyarakat yang lebih sadar dan peduli terhadap isu kekerasan seksual di masa depan.