Laris Manis, Semanis Senyum Ibu Tukang Sayur Keliling

Nur Afidah Zalfalia Sagita
mahasiswi jurnalistik di politeknik negeri jakarta
Konten dari Pengguna
16 Juli 2021 13:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nur Afidah Zalfalia Sagita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto tukang sayur keliling. Dokumentasi pribadi oleh Nur Afidah
zoom-in-whitePerbesar
Foto tukang sayur keliling. Dokumentasi pribadi oleh Nur Afidah
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pagi hari di tengah suasana Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM di kota Jakarta, terdengar salah satu ibu yang mengeluh karena tidak kebagian cabai. “duh.. terus saya masak apa dong ce..”
ADVERTISEMENT
‘Eceu sayur’ adalah panggilan akrab Ibu tukang sayur keliling di rumah ku, dirinya menceritakan bahwa semenjak PPKM memang sayur yang dijualnya selalu cepat habis. Bahkan tidak sampai matahari terik, ia bisa menghabiskan 5 kg cabai.
“Semenjak PPKM gini mah neng, emang jadi pada takut ke pasar tuh. Jadi mendingan belanja di si eceu” ujar salah satu nenek, pelanggan eceu sayur.
Foto tukang sayur keliling. Dokumentasi pribadi oleh Nur Afidah
Alih-alih mengurangi rantai penularan virus, para ibu-ibu lebih memilih untuk berbelanja sayur mayur di tukang sayur keliling seperti eceu ini. Ditambah harga yang dijajalkan oleh eceu sayur memang tidak terlalu jauh berbeda, dengan harga pasar.
Berbeda dengan beberapa penjual lain yang kehilangan lapak semenjak PPKM, eceu sayur justru merasa bersyukur karena gerobak sayurnya selalu kosong habis karena laris manis dibeli pembelinya.
ADVERTISEMENT