Pentingnya Personal Boundaries

Nur Afidah Zalfalia Sagita
mahasiswi jurnalistik di politeknik negeri jakarta
Konten dari Pengguna
7 Juli 2021 16:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nur Afidah Zalfalia Sagita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seringkali kita merasa disuruh-guru terus, ngerasa dimanfaatin sama teman, merasa gak dihargain padahal sudah memberikan banyak hal ke sekitar kita. Kalian tau gak sih kenapa hal itu bisa terjadi?
Global vector created by freepik - www.freepik.com
Hal itu terjadi karena kita gak punya yang namanya Personal Boundaries, atau batasan pribadi. Sehingga kita secara gak sadar membiarkan sekitar kita untuk melewati batas, sampai mereka bisa memperlakukan kita seperti itu secara terus-menerus.
ADVERTISEMENT
Batasan pribadi merupakan ruang antara diri Anda sendiri, dengan orang lain. Sama seperti pagar, Anda sebagai penjagalah yang memutuskan seberapa dekat orang lain ke area milik Anda, bukan hanya secara fisik, namun secara keemosian juga.
Dibangun dari campuran kesimpulan, keyakinan, opini, sikap, pengalaman masa lalu serta pembelajaran sosial, konsep Batasan Pribadi sendiri telah banyak direferensikan dalam buku-buku self-help dan digunakan dalam profesi konseling sejak pertengahan 1980-an.
Tujuan dari Self Boundaries adalah untuk melindungi dan menjaga diri, namun seringkali kita mengalami kesulitan untuk melakukannya. Hal-hal yang membuat kita sulit untuk melakukannya antara lain sifat kita yang terbiasa mengutamakan kebutuhan dan perasaan orang lain, sehingga kita tidak merasa bahwa kita sendiri memiliki hak untuk mengutamakan kebutuhan diri sendiri. Sebenarnya, hal tersebut sebenarnya justru akan membuat kita sulit untuk mengenal diri kita sendiri loh.
ADVERTISEMENT
Kadang kita berpikir bahwa menetapkan batasan akan merusak sebuah hubungan, padahal menetapkan batasan pribadi justru menjadi kunci untuk memastikan masing-masing individu dalam sebuah hubungan sama-sama saling menghargai, mendukung, dan peduli.
Ada beberapa bentuk personal boundaries, yaitu:
Material boundaries, menentukan apa yang diri kita perbolehkan untuk memberi atau pinjamkan ke orang lain, seperti uang, mobil, pakaian, buku, makanan, dan sebagainya.
Physical boundaries, berkaitan dengan ruang pribadi, privasi, dan tubuh kita. Contohnya, kepada siapa dan kapan kita memutuskan untuk bersalaman dan berpelukan.
Mental boundaries, berlaku untuk pikiran, nilai, dan pendapat kita. Jika kamu menjadi sangat emosional, argumentatif, atau definsif, mungkin kamu memiliki mental boundaries yang lemah.
Emotional boundaries, membedakan pemisahan emosi dan tanggung jawab kita dari orang lain. Batasan ini juga menjaga kita dari perasaan bersalah atas perasaan negatif atau masalah orang lain dan menjaga kita dari pendapat personal orang lain terhadap kita.
ADVERTISEMENT
Sexual boundaries, menjaga tingkat kenyamanan kita terhadap sentuhan dan aktivitas seksual.
Spiritual boundaries, berhubungan dengan kepercayaan kita dan pengalaman kita terkoneksi dengan Tuhan.
Tidak ada kata terlambat untuk menetapkan batasan-batasan tersebut, yuk kita sama-sama belajar untuk memiliki dan menetapkan batasan untuk diri kita! Berikut beberapa hal yang bisa menjadi cara untuk membantu kita untuk memulainya:
• Mulai membuat daftar 5 hal yang kamu inginkan dari orang lain untuk berhenti melakukan hal tersebut di sekitar mu.
• Kemudian buat daftar 5 hal yang kamu inginkan dari orang lain untuk berhenti melakukan hal tersebut kepada mu.
• Dan yang terakhir kamu bisa membuat daftar 5 perkataan yang tidak boleh kamu dengar dari mulut orang lain kepadamu.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya itu, kamu pikirkan juga tentang batasan pribadi yang kamu miliki saat ini dan tanyakan pada dirimu:
• Pada saat ini juga seberapa besar perhatian yang orang lain harapkan dari dirimu?
• Apakah kamu selalu membuat dirimu “ada”? misalnya kam selalu mengangkat telepon tanpa peduli apakah kamu sedang sibuk.
• Seberapa banyak pujian dan penerimaan yang kamu terima?
• Mengapa kamu popular di pertemanan mu?
• Apa yang kamu rasakan setelah menghabiskan waktu bersama dengan masing-masing teman atau anggota keluarga mu?
Seperti yang dikatakan Gitasav, di video yang ada di channelnya yakni Gita Savitri Devi bahwa kita bertanggung jawab atas diri kita sendiri. eksistensi kita, bukan untuk orang lain.
ADVERTISEMENT
Dan kita berhak untuk hidup mandiri di mana kita tidak bergantung pada keinginan orang lain, pada perasaan orang lain, mood orang lain, ataupun pemikiran orang lain. Kebahagian orang itu bukan tanggung jawab kita, dan ketersinggungan orang juga bukan tanggung jawab kita. Jadi yuk kita mulai untuk membuat Personal Boundaries di diri kita sendiri!(Nur Afidah/Politeknik Negeri Jakarta)