Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
8 Siswa SMA Daftarkan Paten dan Paper di Jurnal Internasional di High School Research
6 September 2018 12:18 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Sahabat Beasiswa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jakarta — Sebanyak 8 siswa SMA dari berbagai wilayah di Indonesia terpilih mengikuti High School Research Camp (HSRC) 2018 untuk mengikuti workshop penulisan paten dan paper jurnal internasional di kawasan Pusdiklat Pegawai Kemdikbud selama 5 hari (25-28, Agustus 2018). HSRC 2018 sendiri merupakan inisiatif yang diselenggarakan oleh komunitas “Kemaren Sore” yang merupakan komunitas yang peduli dengan bakat dan prestasi siswa SMA, bekerjasama dan didukung oleh startup company Nano Center Indonesia dan Direktorat pembinaan SMA (PSMA) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta PT. Bank Negara Indonesia (Persero). Uniknya, pada workshop kali ini para siswa tidak hanya diajarkan teori mengenai paten dan jurnal internasional, namun melakukan praktek penulisan dan langsung melakukan pendaftaran paten ke dirjen hak dan kekayaan intelektual kementerian hukum dan HAM, serta submission ke beberapa jurnal internasional.
ADVERTISEMENT
Siswa yang mengikuti HSRC 2018 memiliki penelitian dan temuan yang terbilang sangat inovatif. Salah seorang peserta dari SMA Bali Mandara, Yuan Dwi Kurniawan menemukan alat pendeteksi birahi pada sapi berbasis internet of things (IoT) yang bermanfaat agar peternak mengetahui waktu yang optimal untuk melakukan inseminasi. Temuan ini telah membawa Yuan menjuarai olimpiade penelitian siswa Indonesia (OPSI) tahun 2017, serta mengantarkan dirinya mewakili Indonesia untuk mengikuti kompetisi penelitian internasional INTEL ISEF di Pittsburgh, Amerika Serikat tahun 2018. Peserta asal SMA Model Terbuka Madani Palu Sulawesi Tengah, Kurnia Fadilah Bahri menemukan formula memanfaatkan bonggol nanas sebagai bahan fermentasi pembuatan kecap ikan teri. Inovasi-inovasi lainnya yang juga tidak kalah menarik misalnya jamu berbasis pepaya jantan yang berpotensi menyembuhkan penyakit malaria, atau pembuatan pupuk dari salak pondoh busuk.
ADVERTISEMENT
Kepala seksi bakat dan prestasi Direktorat PSMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Asep Sukmayadi menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya pada acara HSRC 2018 ini. “Inisiatif yang sangat perlu diapresiasi. Selama ini ribuan siswa SMA se-Indonesia telah menunjukkan potensi inovasi yang sangat luar biasa. Namun kini saatnya inovasi-inovasi tersebut untuk naik level mendapatkan hak paten juga pengakuan dunia internasional dengan mengirimkan naskah ke jurnal internasional. Kegiatan seperti ini kita mulai lakukan bekerjasama dengan komunitas peduli generasi muda, juga sebagai upaya pembinaan berkelanjutan untuk bakat hebat siswa Indonesia sekaligus sebagai penguatan karakter siswa yang tekun, jujur, mencintai ilmu, mandiri, dan cinta tanah air. Insya Allah mereka akan menjadi bonus generasi yang sesungguhnya untuk Indonesia"
ADVERTISEMENT
Ketua panitia HSRC 2018, Rengga Adi Nugraha, sekaligus salah satu pendiri komunitas Kemaren Sore menyampaikan harapannya agar siswa SMA semakin tidak dianggap sebelah mata.
“Sesuai nama komunitas kami, kita ingin menunjukkan bahwa anak-anak kemarin sore ini punya karya yang keren. Yang membuat kami makin berbesar hati adalah rata-rata inovasi yang dibuat oleh siswa-siswa ini bertujuan memberikan solusi bagi permasalahan sehari-hari di sekitar.”
Melihat siswa-siswa cemerlang pada HSRC 2018 ini patut menjadikan optimisme terhadap masa depan sains di Indonesia. Ilmuwan-ilmuwan kemarin sore ini kelak akan menjadi future scientists yang membawa kegemilangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.