Maladaptive Perfectionism: Kenali Gejala Terlalu Perfeksionis

Sahilla Nastaina Ashar
Mahasiswi Psikologi UIN Syarif Hidayatullah
Konten dari Pengguna
16 Desember 2022 13:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sahilla Nastaina Ashar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apakah kamu adalah orang yang selalu merasa tidak puas terhadap apa yang telah kamu kerjakan? Atau kamu pernah merasa sulit untuk menyelesaikan tugas karena selalu menuntut hasil yang terbaik dari tugas yang kamu kerjakan? Jika jawabannya iya, inilah pertanda bahwa kamu adalah orang yang perfeksionis.
Sumber: unsplash
Adaptif vs Maladaptif
ADVERTISEMENT
Banyak orang beranggapan bahwa perfeksionisme ini adalah sesuatu yang baik. Well, sikap perfeksionis mungkin dapat menjadi suatu hal yang baik jika dengan porsi yang cukup dan didasari oleh emosi yang stabil. Atau bisa disebut juga dengan adaptif perfeksionisme. Dimana perfeksionisme ini adalah perfeksionisme yang sehat dan terarah, walaupun mereka menetapkan standar yang tinggi pada diri mereka, mereka tidak takut akan kegagalan yang akan terjadi.
Sebaliknya, perfeksionisme itu akan menjadi maladaptif diikuti oleh kesulitan sosial emosi yang akan menghambat seseorang untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaannya karena takut akan kegagalan yang akhirnya tidak dapat memenuhi standar yang diharapkan.
Melansir dari laman verywellmind.com ada beberapa gejala perfeksionisme yang tidak sehat
ADVERTISEMENT
Orang dengan maladaptif perfeksionis cenderung dimotivasi oleh rasa takut akan sesuatu yang kurang dari tujuan yang harus tercapai dengan sempurna.
Tanda perfeksionis lainnya adalah mereka menetapkan tujuan yang tidak masuk akal. Mereka sering menetapkan tujuan yang berada di luar kapasitas mereka.
Orang yang perfeksionis tidak dapat menikmati proses tumbuh kembang untuk mencapai tujuan dan hanya fokus pada tujuan dan bagaimana cara menghindari kegagalan.
Seorang perfeksionis terkadang akan sangat merasa khawatir untuk melakukan sesuatu yang tidak sempurna sehingga mereka justru tidak melakukan apapun dan menjadi gagal. Padahal penundaan ini kemudian dapat menyebabkan perasaan gagal yang lebih besar dan akan membentuk lingkaran setan.
ADVERTISEMENT
Ketika seseorang dengan kepribadian perfeksionis menilai diri mereka secara kritis, hal ini justru akan berkontribusi pada harga diri yang rendah dan akan berdampak serius pada citra diri seseorang dan kepuasan hidup secara keseluruhan.
Perfeksionis memiliki ketakutan yang besar akan kegagalan. Karena mereka menaruh ekspektasi yang besar akan hasil yang sempurna sehingga kegagalan adalah sesuatu hal yang sangat menakutkan dan mereka akan sulit untuk memulai sesuatu yang baru.
Apa yang perlu Dilakukan untuk mengatasi Maladaptif Perfeksionis?
Mengubah sifat perfeksionis memang tidak mudah. Namun, kamu bisa mencoba untuk mengendalikannya dengan hal-hal berikut:
Meningkatkan self-esteem
Meningkatkan konsep dan harga diri dalam hal ini sangatlah penting untuk kita dapat berfungsi sebagai manusia seutuhnya (Aditomo & Retnowati, 2015). Karena orang dengan maladaptif perfeksionisme cenderung memandang rendah diri mereka sendiri. Mereka merasa orang yang gagal ketika hasil yang dicapai tidak sesuai dengan ekspektasi mereka atau orang lain. Sedangkan, Orang yang mempunyai harga diri tinggi dapat memaknai suatu kegagalan dengan tepat.
Sumber: pixabay
Belajar untuk menerima kegagalan
ADVERTISEMENT
Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jadi, cobalah untuk berhenti menuntut kesempurnaan dari diri kamu. Ingatlah proses yang telah kamu lakukan dengan baik ketika kamu mendapatkan hasil yang tidak sesuai dengan harapanmu. Karena tidak sesuai target yang diharapkan bukanlah akhir dari segalanya. Ini adalah pola pikir yang sehat dan membangun sehingga kamu dapat melanjuti hidup dengan bahagia dan tidak berlarut dalam kesedihan akan kegagalan.
Ingat tidak ada orang yang sempurna, semua orang pasti pernah melakukan kesalahan. Yang terpenting bagaimana kita bisa menyikapi kesalahan tersebut dan bertanggung jawab atasnya.
Jika sikap perfeksionisme ini sudah sangat membuatmu merasa tidak bahagia dan bahkan menjadi sesuatu yang tidak sehat, jangan takut untuk meraih pertolongan kepada yang ahli ya!
ADVERTISEMENT
Referensi
Aditomo, A., & Retnowati, S. (2015). PERFEKSIONISME, HARGA DIRI, DAN KECENDERUNGAN DEPRESI PADA REMAJA AKHIR. https://doi.org/10.22146/jpsi.7033
Scott, E (2022) "Perfectionist Traits: 10 Signs of Perfectionism" https://www.verywellmind.com/signs-you-may-be-a-perfectionist-3145233