Konten dari Pengguna

Solusi dalam Menghadapi Ancaman Resesi 2023

Sahitya Jati Dwisesa
Mahasiswa Bisnis Digital Universitas Amikom Purwokerto
7 Januari 2023 12:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sahitya Jati Dwisesa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Beberapa bulan terakhir ini, kita diramaikan dengan isu resesi ekonomi global yang mengancam dunia. Presiden Jokowi menggambarkan secara dramatis, jelas, dan gamblang bahwa situasi dunia pada 2023 akan gelap. Pesan yang sangat kuat dari Presiden Jokowi tersebut
https://pixabay.com/id/illustrations/krisis-keuangan-bursa-efek-jerman-1718436/
mem­be­rikan peringatan bagi se­­luruh komponen bangsa agar melakukan persiapan yang dianggap penting.
ADVERTISEMENT
Pernyataan ini kemudian diperkuat oleh Sri Mulyani yang menyampaikan bahwa keadaan dunia sedang dalam bahaya. Beberapa hari berselang, Menteri Keuangan menambahkan bahwa akan ada beberapa negara yang dianggap relatif aman terhadap resesi dunia, yaitu emerging economy seperti India, Indonesia, Brazil, dan Meksiko.
Bukan tanpa alasan kegelisah­an menghantui aktivitas bis­nis UMKM dan masyarakat awam. Kondisi ekonomi ne­gara-negara yang selama ini dianggap perkasa, Inggris, Ame­rika Serikat, dan negara Eropa lainnya melesu. Me­nim­bulkan kekhawatiran akan berdampak pada bisnis da­lam negeri. Lantas pertanyaan besar menghantui rakyat Indonesia, apakah Indonesia dapat bertahan tidak terjatuh dalam jurang resesi 2023?
Pengalaman membuktikan bahwa selama masa-masa sulit sebelumnya, seperti krisis 1998 dan masa pandemi Covid-19, UMKM menjadi garda terdepan yang dapat bertahan dan menjadi solusi dalam menghadapi masalah ekonomi.
ADVERTISEMENT
Menurut data Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) tahun 2018, jumlah pelaku UMKM sebanyak 64,2 juta atau 99,99 persen dari jumlah pelaku usaha di Indonesia. UMKM tersebut didominasi oleh pelaku usaha mikro yang berjumlah 98,68 persen dengan daya serap tenaga kerja sekitar 89 persen. Sementara itu sumbangan usaha mikro terhadap PDB hanya sekitar 37,8 persen.
Dari data di atas, Indonesia mempunyai potensi basis ekonomi nasional yang kuat karena jumlah UMKM terutama usaha mikro yang sangat banyak dan daya serap tenaga kerja sangat besar. Tiap tahunnya sektor ini memberikan persentase yang besar dalam pengurangan jumlah pengangguran di Indonesia. Dengan jumlah UMKM yang selalu bertambah di setiap tahunnya, maka secara tidak langsung jumlah pengangguran juga akan berkurang.
ADVERTISEMENT
Poin tambahan bagi UMKM adalah ketergantungannya terhadap nilai dolar yang kecil. Sehingga, naik turunnya nilai dolar di dunia tidak akan berpengaruh besar terhadap pergerakan UMKM di Indonesia. Hal inilah yang menjadi alasan utama UMKM sebagai solusi dalam berbagai keadaan ekonomi.
Kesadaran akan pentingnya UMKM dalam keberlangsungan ekonomi di Indonesia, harus disertai dengan kebijakan dan regulasi dari pemerintah untuk dapat mengelola dan meningkatkan peran UMKM agar dapat terus tumbuh dan berkembang. Dalam konteks ini, pemerintah juga perlu menggandeng pihak perbankan, swasta, serta BUMN agar semua pihak tersebut dapat membuat skema permodalan yang mudah di akses oleh para pelaku usaha UMKM.
Dapat disimpulkan bahwa, UMKM yang dimulai dari unit-unit kecil tentu akan menjadi penggerak roda perekonomian yang relatif tangguh. Sebagaimana dinyatakan sebelumnya, bahwa UMKM adalah sektor yang relatif mampu bertahan kuat di masa kritis.
ADVERTISEMENT