Konten dari Pengguna

Kebijakan Selamatkan Kehidupan Rakyat di Tengah Multikrisis

M. Said Didu
Pengamat kebijakan publik.
28 Maret 2020 20:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari M. Said Didu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Corona. Foto:  Maulana Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah menulis kebijakan atasi krisis corona, kebijakan atasi krisis fiskal, dan kebijakan atasi krisis ekonomi, tulisan ini mengulas kebijakan apa yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan kehidupan rakyat di tengah multikrisis yang sedang terjadi.
ADVERTISEMENT
Setiap krisis yang terjadi, semua lapisan masyarakat akan mengalami masalah ekonomi. Namun bobot "penderitaan" yang dialami berbeda-beda sesuai dengan strata kehidupan masing-masing. Pengusaha akan mengalami kerugian dan berkurangnya modal mereka, orang kaya akan berkurang kekayaannya, masyarakat menengah akan menata prioritas pengeluaran, yang paling berat adalah masyarakat miskin akan mengurangi makanannya !!!
Jika strata tingkat kesejahteraan rakyat dan pola pendapatan dapat digambarkan dengan kebiasan binatang menyimpan makanannya, maka secara analogi dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Pola atau kepompong ulat
Seperti diketahui bahwa kepompong ulat menikmati makanan yang sudah tersedia sampai kepompong tersebut berubah jadi kupu2. Ini gambaran masyarakat yang persediaan hidupnya sudah cukup sampai berpindah ke alam lain (wafat), bahkan untuk keturunannya pun sudah cukup. Golongan ini adalah golongan masyarakat kaya raya.
ADVERTISEMENT
2. Pola ular piton
Ular piton setelah makan mangsa yang besar maka tidak perlu cari makan lagi sampai waktu yang lama. Artinya memiliki persediaan makanan yang cukup. Golongan masyarakat seperti ini adalah yang memiliki tabungan cukup untuk beberapa bulan atau beberapa tahun ke depan. Atau dikenal kelas menengah yang sekali memperoleh pendapatan akan lebih dari cukup untuk kebutuhan bulan itu sehingga bisa menabung.
3. Pola ternak peliharaan
Ternak peliharaan akan bisa makan apabila diberikan makanan oleh pemiliknya. Masyarakat yang termasuk golongan ini adalah pekerja tetap dengan gaji yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup terbatas.
4. Pola cari makan ayam lepas
Ayam lepas bisa hidup dengan mencari makanan tiap hari untuk bisa hidup hari itu. Jika dia tidak mencari makan hari itu maka dia akan mati. Masyarakat yang termasuk golongan ini adalah yang mendapatkan rezeki dari aktivitas hari ini untuk memenuhi kebutuhan hari ini. Yang termasuk golongan ini adalah pekerja upah harian, sopir ojol, sopir taksi, buruh angkut dll.
ADVERTISEMENT
Saat menghadapi krisis, prioritas kebijakan harus dimulai dari bawah ke atas.
Kebijakan harus mengutamakan menyelamatkan kehidupan masyarakat dengan pola pendapatan seperti ayam lepas, diikuti kepada masyarakat dengan pola pendapatan ternak peliharaan, dan berikutnya adalah bagi masyarakat yang pola pendapatanya seperti ular piton, dan yang terakhir baru menyelamatkan masyarakat yang pendapatannya sudah dalam tahap kepompong.
Multikrisis yang sedang terjadi yang dipicu oleh krisis pandemi corona dipastikan akan mengganggu semua strata ekonomi masyarakat, namun yang paling menderita adalah strata paling bawah.
Jika pandemi corona makin meluas, meningkat dan tidak terkendali maka pilihan kebijakan akan makin sulit. Apalagi Indonesia dalam waktu bersamaan menghadapi krisis fiskal dengan defisit dan utang yang sangat besar.
ADVERTISEMENT
Atas uraian tersebut maka pilihan dan urutan prioritas kebijakan untuk menyelamatkan kehidupan rakyat adalah sebagai berikut:
Ilustrasi Dampak Virus Corona ke Ekonomi Foto: Dok. Dimas Prahara/kumparan
1. Alihkan semua sumber daya (dana, SDM, sarana dan prasarana, serta organisasi) untuk mengatasi pandemi corona agar kehidupan sosial dan ekonomi bisa kembali normal.
2. Alihkan dana APBN untuk memberikan bantuan langsung tunai kepada kelompok masyarakat yang berpola pendapatan "ayam lepas" - pendapatan harian.
3. Berikan bantuan pemenuhan kebutuhan pokok untuk rakyat miskin.
4. Berikan subsidi listrik, gas dan BBM untuk kelas menengah ke bawah.
5. Berikan insentif keringanan pengeluaran kepada golong pendapatan harian dan berpendapatan tetap, seperti keringanan cicilan utang.
6. Berikan keringanan pajak kepada golongan masyarakat yang memiliki tabungan cukup jika membelanjakan uangnya untuk membeli produk dalam negeri, produk petani, atau menggerakkan UMKM.
ADVERTISEMENT
7. Berikan insentif kepada orang kaya yang mengubah tabungannya dari mata uang asing ke mata uang rupiah.
8. Turunkan suku bunga pinjaman untuk pembelian pembelian produk dalam negeri, seperti real estate.
Pilihan kebijakan tersebut memang tidak mudah karena kendala utamanya adalah keterbatasan ruang fiskal. Ruang fiskal bisa bertambah dengan cara menghentikan atau menunda berbagai pembangunan, termasuk penundaan pemindahan Ibu Kota.
Dalam menghadapi kesulitan atas pilihan kebijakan saat krisis, maka sikap pemimpin sangat menentukan, apakah memilih menyelamatkan kehidupan rakyat banyak ataukah memilih proyek pencitraan atau proyek legacy pribadi.
Seperti diketahui bahwa kebijakan adalah pilihan bagi pemimpin.
Mari kita tunggu.