Buzzer Politik di Indonesia

Said Zaidaan Firstiansyah
Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Konten dari Pengguna
17 Januari 2021 21:57 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Said Zaidaan Firstiansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ilustrasi Buzzer Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Buzzer dapat diartikan sebagai Pendengung atau penggiring opini, mereka bisa bekerja dibalik topeng atau secara terang-terangan. Pada awalnya buzzer digunakan sebagai strategi marketing yang digunakan untuk menjual suatu produk. Mereka menggiring opini public untuk membeli suatu produk tersebut. Namun sekarang buzzer banyak digunakan sebagai alat politik, biasanya digunakan untuk menggiring opini masyarakat untuk mendukung suatu partai politik atau caleg tertentu. Buzzer digunakan sebagai alat politik ini semenjak tahun 2012 pada kampanye Jokowi-Ahok yang akan mencalonkan diri sebagai cagub dan wagub DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
Kemunculan buzzer terjadi dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin canggih, selain itu muculnya media sosial yang berkembang dengan pesat di masyarakat. Perkembangan media sosial diawali dengan berkembangnya Facebook di tahun 2004 kemudian diikuti Twitter di tahun 2006. Twitter sendiri adalah jejaring sosial atau microblog yang memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan berbasis teks hingga 140 karakter. Twitter didirikan oleh Jack Dorsey, Evan Williams, dan Biz Stone. Pada tahun 2013 pengguna Twitter mencapai lebih dari 500 juta, 200 juta diantaranya adalah pengguna aktif (Abugaza, 2013). Fitur yang ada pada Twitter terdiri dari hashtag, pengguna Twitter dapat mengelompokkan kicauan atau tweet menurut topik atau jenis dengan menggunakan tagar (hashtag) kata atau frasa dengan tanda #. Kemudian untuk mengirim, menandai, membalas pengguna lain dapat menggunakan tanda @ yang diikuti dengan nama pengguna dan fitur retweet yang biasanya digunakkan untuk memposting ulang cuitan atau tweet dari pengguna lain. Fitur-fitur dan kemudahan di media sosial twitter inilah yang membuat para buzzer sering menggunakan jejaring media sosial twitter sebagai saranannya.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Para buzzer menggunakan beragam strategi untuk meggiring dan mengamplifasikan sebuah pesan. Salah satunya caranya adalah menggunakan akun bot secara masif dengan memanfaatkan otomatis mesin dan algoritma media sosial sehingga dapat menghasilkan kicauan frekuensi tinggi dan mencapai trending topik. Dalam sejumlah kasus para buzzer menggunakan bot untuk membuat dan memenangkan polling pilihan pemilu seperti yang terjadi pada pemilu tahun 2019. Para buzzer juga menyebarkan pesan dengan cara menempatkan dua akun atau lebih untuk terlibat dalam sebuah percakapan dimana satu akun akan bertindak sebagai pihak yang pro dan akun lainnya berada di pihak yang kontra terhadap topik percakapan. Strategi seperti ini diharapkan bisa memancing rasa penasaran dan keterlibatan para pengguna media sosial sendiri sehingga semakin banyak orang yang terlibat semakin trending juga pesan yang dibahas.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kemudian salah satu cara untuk mengontrol kegaduhan ruang publik ini pemerintah harus mengedukasi masyarakatnya agar dapat membedakan informasi yang benar dan selalu mengecek fakta dan verifikasi informasi secara mandiri. Dengan demikian media sosial dapat menjadi ruang publik dimana terjadinya dialog yang sehat dan setara antar kalangan masyarakat dan dapat mendukung agenda publik yang berkelanjutan.
Selain buzzer,beberapa influencer di Media Sosial memiliki kekuatan besar untukk mempengaruhi ruang publik. Mereka memiliki kemampuan untuk mempengaruhi dan membentuk opini publik. Influencer dapat berperan sebagai buzzer dikarenakan kemampuan mereka yang besar dapat mempengaruhi opini publik namun buan berarti influencer adalah buzzer. Influencer dapat dikatakan sebagai buzzer apabila ia memviralkan atau menyebarkan suatu pesan. Kapabilitas itu dimiliki oleh para influencer juga dikarenakan ia memiliki pengikut yang banyak, sementara buzzer didukung oleh pasukan anonim yang telah di persiapkan sebelumnya dan dianggap memiliki kapabilitas mumpuni.
ADVERTISEMENT
Buzzer pada awalnya adalah sebuah profesi yang legal. Bisa juga dimaknai secara netral karena dia digunakan untuk kepentingan promosi brand atau produk. Untuk menaikkan citra produk tersebut sebingga untuk kepentingan pemasaran dari produk atau brand. Buzzer tak selalu berkonotasi negatif banyak juga akun buzzer yang menyediakan jasa untuk mengangkat konten positif. Masyarakat sendirilah yang harus dapat menyaring berbagai informasi yang didapatkan.