Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
KALIMAT SEDERHANA TAPI CUKUP MENJELASKAN SIAPA PUAN MAHARANI
3 Maret 2018 11:10 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
Tulisan dari Saiful Hasan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Saya ditugaskan untuk bekerja, mengabdikan diri pada bangsa” _ Puan Maharani
ADVERTISEMENT
Kalimat sederhana, tapi menjadi representasi dari etos kerja dan komitmen Puan Maharani untuk bekerja membangun bangsa. Posisinya sebagai Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) mempunyai peranan (sangat) penting dalam mendukung kemajuan Indonesia, sehingga jabatan yang dimanahkan kapadanya, selain menjadi ladang amal, juga menjadi bagian dari pengabdian diri pada bangsa.
Untuk itulah, dalam beberapa tahun terakhir ini kita banyak melihat hasil kerja nyata Puan Maharani dalam membangun manusia dan kebudayaan Indonesia, termasuk beberapa capaian prestisius selama 3 tahun terakhir.
Masalahnya (jika mau dianggap sebagai masalah), apatisme berlebihan muncul untuk mengapresiasi kerja nyata Puan Maharani. Menegasikannya dengan sesuatu yang buruk sehingga (seakan) tak bekerja. Bahkan “sadisnya”, Puan Maharani dianggap tak tahu apa yang harus dikerjakannya. Tapi sebenarnya (penilaian buruk yang tak objektif) itu tak penting, sebab Puan Maharani tidak ditugaskan untuk membuat citra, apalagi agar disukai media; tugasnya adalah bekerja.
ADVERTISEMENT
Mudah saja kita melihatnya, untuk mengatakan, bahwa apa yang telah dilakukan oleh Puan Maharani adakah kerja dan pengabdian pada bangsa. Setidaknya, dalam konteks koordinasi antar-Kementerian, Puan Maharani telah melakukan sekitar 79 kali rapat koordinasi tingkat menteri serta melakukan sebanyak 147 kunjungan kerja di 16 Provinsi/71 Kabupaten/Kota. Angka yang tidak bisa dibilang sedikit.
Kerja Puan Maharani, dalam konteks posisinya sebagai Kemenko PMK, setidaknya memiliki tiga urusan penting, yakni kesejahteraan rakyat, pemberdayaan rakyat, dan pembangunan karakter. Untuk kesejahteraan rakyat, hasil pencapaiannya bisa dilihat dari kemiskinan yang mengalami penurunan dari 11,25% pada tahun 2014 menjadi 10,64% pada tahun 2017. Angka ketimpangan sosial juga menurun dari 0,414 (2014) menjadi 0,393 (2016). Indeks Pembangunan Manusia meningkat dari 68,9% (2014) menjadi 70,7 (2017).
ADVERTISEMENT
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah mencapai angka penyebaran 92,4 juta. Kartu Indonesia Pintar sudah mencapai angka 17,9 juta penerima. Bantuan pangan untuk 15,5 juta keluarga penerima manfaat, bantuan pangan non-tunai untuk 1,2 juta keluarga penerima manfaat, serta beras sejahtera untuk 14,3 juta keluarga penerima manfaat. Indeks kepuasan jemaah haji mengalami peningkatan dari 81,50% (2014) menjadi 85,20% (2017). Termasuk juga capaian dalam pembangunan desa melalui pembangunan dan perbaikan Polindes, pelaksanaan posyandu, pemberian bantuan alat untuk air bersih, dan lain sebagainya.
Pemberdayaan rakyat, dilakukan oleh Puan Maharani dengan revitalisasi pendidikan vokasional /SMK yang terdiri dari pembangunan praktik, SMK Rujukan, rehabilitasi ruang belajar, dan kerjasama Indsustri. Sementara untuk pembangunan karakter, telah dimulai dengan Gerakan Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Bersih, Gerakan Indonesia Tertib, Gerakan Indonesia Mandiri, Gerakan Indonesia Bersatu. Termasuk juga peningkatan 75 Pelayanan Publik di berbagai bidang, serta kuliah kerja nyata di 48 perguruan tinggi dengan tema revolusi mental; representasi sebuah gerakan bersama.
ADVERTISEMENT
Paparan fakta tersebut, tentu saja menjadi sebuah bukti nyata dari komitmen dan etos kerja Puan Maharani yang bisa dilihat dan dinikmati secara nyata oleh masyarakat Indonesia. Artinya, inilah jawaban dari segala bentuk keraguan dan nyinyir yang seringkali dialamatkan secara serampangan kepada Puan Maharani, tanpa memerhatikan secara seksama dan objektif bagaimana Puan Maharani melakukan upaya koordinasi, sinkronis, dan pengendalian kerja yang luar biasa untuk membangun bangsa; mengabdi pada Indonesia!