Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
PUAN MAHARANI, TAK HARUS BUDAYAWAN YANG BISA MENYERAP NILAI-NILAI BUDAYA
3 Maret 2018 11:13 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
Tulisan dari Saiful Hasan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Kebudayaan adalah kekuatan dan kepribadian bangsa. Jika tidak ada, apakah yang bisa dibanggakan dari bangsa yang tidak punya kekuatan dan kepribadian?” _ Puan Maharani
ADVERTISEMENT
Puan Maharani memberikan sebuah statement kebudayaan yang berharga, bahwa seni dan budaya adalah “ruh” kehidupan berbangsa dan bernegara kita, sehingga upaya untuk membangun kesadaran, bahwa budaya merupakan potensi bangsa perlu ditingkatkan. Hal itu disampaikannya pada acara gelar budaya Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) yang digelar di Taman Blambangan, Banyuwangi.
Puan Maharani berharap acara ini bisa menjadi refleksi kehidupan dalam rangka membangun kesadaran masyarakat terhadap arti penting kebudayaan sebagai kekayaan bangsa. Gagasan Puan Maharani ini tentu sangat menarik, terutama ketika ditilik dari sejarah bangsa, bahwa memang seni dan kebudayaan menjadi sarana tepat untuk membangun kepribadian dan karakter bangsa. Seni dan budaya adalah nilai-nilai, yang secara sistematis diturunkan dengan tanpa melupakan unsur estetikanya sebagai sebuah karya.
ADVERTISEMENT
Dengan hanya melalui sebuah lagu, misalnya, jutaan manusia bisa bersatu dengan cara yang cantik. Hanya karena upacara adat istiadat, orang-orang bisa menyatu tanpa sekat. Inilah bentuk nyata dari kebudayaan sebagai kekuatan yang dapat menyatukan dalam ke-bhinnekaan. Puan Maharnai juga mengungkapkan tentang pentingnya menjadikan budaya sebagai kepribadian. Budaya mempunyai kekuatan, sekaligus sebagai kepribadian. Tanpa keduanya, Indonesia tak akan mampu bertahan, tak akan bisa dibanggakan.
Apresiasi yang besar diberikan Puan Maharani untuk mereka yang peduli dan intens dalam menjaga dan merawat budaya bangsa, nilai-nilai luhur Pancasila, termasuk gelaran acara fenomenal seperti BEC. Karena dengan gelaran-gelaran seperti itu, tidak hanya menjadi bagian dari upaya merawat kebudayaan Indonesia an sich, tapi sekaligus sebagai bagian dari memperkenalkannya kepada anak bangsa, termasuk juga para wisata, tentang khazanah kebudayaan Indonesia yang kaya.
ADVERTISEMENT
Gelaran semacam itu, semakin banyak dilakukan, juga menjadi sarana untuk meningkatkan perekonomian dan menggeliatkan ecowisata di suatu daerah sehingga menjadi lebih dinamis. Bagi Puan Maharani, kebudayaan yang dikembangkan dapat mengangkat potensi wisata dan kreativitas penduduk lokal sehingga daerah tersebut menjadi lebih “hidup” dan “meriah”. Pertunjukan busana-busana dengan desain dan modifikasi yang luar biasa menjadi bagian dari bukti kreativitas masyarakat lokal serta antusiasme mereka dalam menjaga dan merawat budaya. Semangat semacam inilah yang perlu terus-menerus dimaintain.
Banyuwangi adalah contoh nyata bagaimana memoles sebuah daerah sehingga menjadi “layak jual”. Dengan kunjungan sekitar 4 juta wisatawan pada tahun 2016 akhir menempatkan Banyuwangi menjadi salah satu destinasi wisata menarik di Indonesia. Puan Maharani mengapresiasi Banyuwangi sebagai salah satu daerah yang menjadi potensi lokal sebagai kekuatan sekaligus karakter yang berdampak pada “daya jual” secara ekonomi sehingga mampu menyejahterakan rakyat melalui geliat perekonomian yang lebih dinamis dan hangat. Pada daerah lain, diharapkan akan muncul semangat yang sama untuk menyadari pentingnya kebudayaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
ADVERTISEMENT
Pandangan luar biasa Puan Maharani tentang kebudayaan sebagai kekuatan, kepribadian, manifestasi, sekaligus investasi besar bagi bangsa ini.