Konten dari Pengguna

Kapal Slerek, Budaya Bahari dan Destinasi Wisata Baru di Bali

saiful umam
OB jalan batu, tulisan merupakan pendapat pribadi tidak mewakili tempat bekerja
19 Juli 2019 9:54 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari saiful umam tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kapal Slerek yang berlabuh di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, Bali. (dokumentasi PPN Pengambengan)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal Slerek yang berlabuh di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, Bali. (dokumentasi PPN Pengambengan)
ADVERTISEMENT
Jembrana- Setiap pagi hari puluhan kapal ikan bersandar di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, tepatnya di Kecamatan Negara, Jembrana, yang berjarak kurang lebih sekitar 100 kilometer dari Kota Denpasar. Kapal-kapal tersebut sepintas memang berbeda dengan kapal-kapal pada umumnya, yang biasa ditemui di pelabuhan-pelabuhan perikanan. Stereotip kapal ikan yang dekil, kumuh, dan kotor tidak tampak di pelabuhan ini. Justru sebaliknya, kapal-kapal ikan bersih, rapi, dan terawat memenuhi pelabuhan.
ADVERTISEMENT
Bentuk fisik kapal sangat unik, terutama warna serta ornamen atau ragam hias menarik yang merepresentasikan sebuah karya seni dan budaya masyarakat setempat, yang bernilai tinggi. Ornamen dan hiasan di kapal juga banyak berkaitan dengan simbol-simbol agama dan adat tertentu, sesuai dengan yang dianut oleh juragan (pemilik kapal). Pemasangan simbol tersebut merupakan wujud kepercayaan dan ketakwaan hamba kepada Sang Pencipta, untuk mengharap keselamatan dan rezeki serta perlindungannya.
Demikian juga rancang bangun kapal di sini memiliki ciri khas tersendiri. Kapal tidak memiliki bangunan atas, deknya terbuka dengan ciri khas haluan dan buritan kapal yang lancip, setinggi dengan tiang-tiang yang dipasang di tengah geladak. Tak kalah menariknya, sepanjang geladak berdiri tiang dengan ornamen dan hiasan yang khas. Ciri khas lainnya yaitu adanya landangan yang ditempatkan di atas dek kapal yang terbuat dari bambu berjumlah 5 (lima) buah, dengan warna dan penempatan yang diatur sedemikian rupa sehingga memberi daya tarik tersendiri.
Kapal 'suami istri' dengan hiasan dan ornamen kapal di atasnya. (dokumentasi pribadi)
Sepintas kapal ini terlihat kembar dan selalu berpasangan baik pada saat melaut maupun sandar di pelabuhan, sehingga sebagian besar masyarakat menyebut kapal 'suami istri'. Yang membedakan yaitu adanya panggungan yang dibentuk menyerupai kereta, yang merupakan tempat bagi nakhoda (juragan panggung atau saudagar laut) yang hanya terdapat di kapal suami.
ADVERTISEMENT
Panggungan tersebut sebagai persembahan dan rasa hormat kepada nakhoda. Nelayan memandang bahwa panggungan layak mendapat sentuhan keindahan dan menjadi tempat yang istimewa. Fungsi kapal suami yaitu sebagai kapal pembawa alat tangkap serta memburu ikan, sedangkan kapal istri sebagai pembawa hasil tangkapan (ikan).
Panggungan sebagai singgasana untuk nahkoda, yang dipasang di atas kapal suami. (dokumentasi pribadi)
Penuturan dari beberapa sumber menyebutkan, bahwa kapal tersebut merupakan metamorfosa dari budaya bahari, keahlian membuat kapal, serta budaya dan seni dari suku Bugis, suku Madura, dan suku Bali, sehingga melahirkan maha karya yang dinamakan kapal Slerek ini.
Sedangkan panggilan Slerek itu sendiri berasal dari jenis alat tangkap yang digunakan, yaitu berupa jaring dengan sistem operasi melingkar. Oleh warga lokal alat ini biasa disebut dengan Slerek dan hanya beroperasi di perairan Selat Bali, dengan target penangkapan ikan Lemuru. Kapal Slerek tidak hanya berfungsi sebagai sarana ekonomi, tetapi juga memiliki fungsi sosial dan budaya, yang hingga kini masih dijaga kelestariannya oleh nelayan di Jembrana-Bali dengan Banyuwangi-Jawa Timur.
ADVERTISEMENT

Potensi Destinasi Wisata Baru

Bali sudah populer dan sudah dikenal dengan wisata baharinya. Beberapa tempat ternama sudah dikenal dunia seperti pantai Kuta, pantai Sanur, Nusa Penida, Uluwatu maupun Seminyak dan masih banyak destinasi wisata lainnya yang bertema bahari. Sudah saatnya kapal-kapal Slerek yang ada di PPN Pengambengan-Bali yang mempunyai nilai historis, budaya, dan seni ini menjadi destinasi wisata budaya bahari baru, untuk melengkapi wisata bahari yang sudah ada saat ini. Hal ini dapat menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia memiliki budaya bahari yang sudah mengakar, serta membudaya di masyarakat, sekaligus menunjukkan bangsa kita sebagai Negara Maritim.
Suasana di PPN Pengambengan dengan pemadangan kapal Slerek dan kapal Cadik khas di Bali. (dokumentasi : PPN Pengembengan)
Destinasi wisata baru ini akan membuka dan menumbuhkan pusat ekonomi baru, serta memberikan multiplier effect bagi pembangunan daerah maupun masyarakat sekitar. Sehingga memerlukan promosi serta dukungan dari semua pihak untuk mewujudkannya.
ADVERTISEMENT
Bagi yang berwisata di Pulau Bali, berkunjunglah ke PPN Pengambengan untuk menikmati wisata budaya bahari negeri ini.
---
Data dan informasi diolah dari beberapa sumber