Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Konten dari Pengguna
Kembali Melimpahnya Ikan Lemuru di Selat Bali Jadi Berkah untuk Semua
6 Agustus 2019 18:10 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
Tulisan dari saiful umam tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ikan Lemuru (Sardinella lemuru) atau Ikan Kocing (bahasa masyarakat lokal) merupakan primadona dan ikon nelayan Pengambengan, Negara, Kabupaten Jembrana, Bali. Selain rasanya enak dan gurih ketika disantap, Ikan Lemuru juga bisa dijadikan bahan baku industri ikan sarden.
ADVERTISEMENT
Fenomena Ikan Lemuru yang sempat hilang pada tahun 2014-2017 telah menimbulkan mega dampak, khususnya bagi masyarakat pesisir Bali. Ratusan nelayan pencari Ikan Lemuru ini pendapatannya menurun drastis. Industri ikan sarden yang mengandalkan Ikan Lemuru juga kesulitan mencari bahan baku.
Kini, Ikan Lemuru kembali bangkit dan melimpah jumlahnya. Hal ini ditandai dengan kembali tertangkapnya Ikan Lemuru oleh nelayan Pengambengan, sekitar Maret 2018. Tertangkapnya ikan lemuru ini merupakan berkah bagi masyarakat setempat.
Tidak hanya nelayan yang dapat menikmatinya, hampir semua pelaku usaha di wilayah sekitar pelabuhan juga merasakan keuntungannya. Mulai dari usaha perbekalan (BBM, es, air bersih, garam), bakul, manol (jasa pemikul ikan), Unit Pengolahan Ikan (UPI), sampai warung-warung kecil yang menyediakan makanan.
Tercatat, selama 2018, Ikan Lemuru yang didaratkan di TPI-PPN Pengambengan mencapai 1.154,1 ton, dengan nilai produksi sebesar Rp 5,85 miliar. Sedangkan hingga tahun , volume produksi Ikan Lemuru sudah sebanyak 4.217,8 ton.
ADVERTISEMENT
Artinya, ada kenaikan sebesar 365 persen jika dibandingkan dengan tahun 2018. Sementara itu, nilai produksi Ikan Lemuru hingga akhir Juli 2019 mencapai Rp 20,2 miliar atau 248 persen lebih besa jika dibandingkan dengan nilai produksi sepanjang tahun 2018.
Peningkatan produksi Ikan Lemuru ini tentunya berkontribusi besar terhadap meningkatnya retribusi pelelangan ikan sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang dipungut oleh Dinas Perhubungan, Kelautan, dan Perikanan Kabupaten Jembrana.
PAD Kabupaten Jembrana dari retribusi pelelangan ikan di TPI-PPN Pengambengan pada tahun 2017 mencapai Rp 350,2 juta, meningkat 105,5 persen pada tahun 2018 yang mencapai Rp 720,3 juta, dan pada bulan Juli 2019 ini sudah mencapai 403,9 juta. Diyakini pada akhir 2019 dapat mencapai target sebesar Rp 1 miliar, seiring dengan tren peningkatan produksi yang terjadi, dengan puncak musim, yaitu di bulan September-November (Sumber data: TPI Pengambengan).
ADVERTISEMENT
Dikutip dari tulisan Eka Sabara dalam buku Sejarah Pesisir Pengambengan 2019, sejarah booming atau melimpahnya Ikan Lemuru juga pernah terjadi pada tahun 1970-an dan sempat menimbulkan permasalahan pemasaran bagi para nelayan di Desa Pengambengan saat itu.
Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Jembrana pada tahun 1977, Letkol Liek Rochadi (28 Juli 1975-26 Agustus 1980), akhirnya memediasi semua pemangku kepentingan yang terkait (nelayan, belantik, pengepul dan lain-lain), dan menyepakati bahwa pemasaran ikan dikelola melalui Koperasi Unit Desa.
Selanjutnya, pemerintah bersama masyarakat mendirikan Koperasi Unit Desa (KUD) yang diberi nama Mina Karya, dan membangun Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Hampir bersamaan dengan didirikannya KUD Mina Karya dan TPI, maka bermunculan industri-industri pengolahan ikan di Desa Pengambengan, yang bergerak di bidang pengalengan ikan, pengepulan, dan perebusan ikan (minyak). Wilayah berdirinya KUD dan TPI ini merupakan cikal bakal perjalanan panjang dari riwayat Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan yang sekarang ini.
Sekarang merupakan momentum untuk menjaga keberlanjutan sumber daya Ikan Lemuru, agar tetap lestari dan tidak punah. Hal ini dilakukan dengan mengendalikan penangkapan ikan sesuai dengan daya dukung sumber daya ikan, penggunaan alat penangkapan yang ramah lingkungan, penggunaan alat penangkapan ikan yang selektif agar ikan yang berukuran kecil tidak ikut tertangkap, pengaturan kapasitas penangkapan untuk menghindari pemanfaatan yang berlebih, serta menjaga ekosistem sumber daya laut agar Ikan Lemuru dapat hidup dan berkembang biak dengan baik.
ADVERTISEMENT
Data dan informasi bersumber dari: Dr. Bagus Oktori (Kepala PPN Pengambengan) dan Lukman Hadi S.St.Pi