Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Periset BRIN, Lakukan Riset Konservasi Cendana di Kebun Raya Purwodadi
24 November 2023 8:37 WIB
Tulisan dari Fahmi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kebun Raya Purwodadi, sebagai oase alam yang mempesona, tidak hanya menjadi tempat wisata yang menakjubkan tetapi juga menyimpan perjuangan nyata dalam menjaga keberlanjutan ekosistem. Salah satu fokus utama keberlanjutan ini adalah upaya konservasi pohon Cendana (Santalum album L), simbol kekayaan alam yang semakin terancam. Mari kita menjelajahi perjuangan pelestarian alam yang sedang berlangsung di Kebun Raya Purwodadi. Perlu diketahui bahwa pohon cendana tumbuh secara alami di provinsi Nusa Tenggara Timur dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat, serta telah menyebar ke beberapa wilayah di Indonesia, seperti Bondowoso, Jember, Gunung Kidul, Bali dan Sulawesi. Kayu cendana sangat dihargai dan bernilai ekonomi tinngi, sering digunakan dalam pembuatan barang yang menyimbolkan kewibawaan dan kemapanan.
ADVERTISEMENT
Keunikan Pohon Cendana
Pohon Cendana, dengan keanggunan dan keharumannya, bukan hanya sekadar pohon, melainkan salah satu identitas koleksi pohon langka yang ada di Kebun Raya Purwodadi. Keunikan dan nilai ekologisnya menjadi dorongan utama bagi para penjaga lingkungan untuk memastikan kelangsungan hidupnya.
Cendana memiliki beberapa keunikan dan ciri khas yang membedakannya dari tumbuhan lain. Setidaknya lima ciri khas yang menonjol, diantarnya:
1. Kayu Berwarna Gelap dengan nuansa merah kecokelatan yang khas. Bisa tumbuh hingga ketinggian 20 meter dengan diameter batang 40 cm, tajuknya ramping atau melebar, batangnya bulat dan agak berlekuk, serta akarnya tidak berbanir.
2. Memiliki Daun Tunggal dengan warna hijau, berukuran kecil sekitar 4-8 cm x 2-4 cm dan sering berguguran.
ADVERTISEMENT
3. Buah Berbentuk Batu atau drupe, berwarna merah kehitaman dengan diameter sekitar 1x0,75 cm. Memiliki lapisan eksokarp, mesokarp yang berdaging, dan endokarp yang keras dengan garis dari ujung ke pangkal, Ketika matang buahnya berwarna hitam.
4. Memiliki aroma yang Khas dan tahan lama, terutama pada kayu dan minyaknya. Aroma ini sering digunakan dalam parfum, sabun, lilin, dupa, pewangi ruangan dan aromaterapi.
5. Menghasilkan minyak atsiri (Sandalwood Oil) yang memiliki kandungan santalol, santalen, santen, santenon, santalal, santalon, dan isovalerilaldehida yang memiliki efek menenangkan dan membantu mengurangi kecemasan.
Riset Konservasi Cendana di Kebun Raya Purwodadi
Pohon Cendana menghadapi berbagai ancaman serius. Deforestasi, perubahan iklim, dan aktivitas manusia yang tidak terkendali telah mengakibatkan penurunan jumlah pohon cendana secara signifikan. Kesadaran akan pentingnya konservasi semakin mendesak seiring dengan langkanya pohon cendana di alam.
ADVERTISEMENT
Badan Riset dan Inovasi (BRIN) melakukan riset sebagai upaya melindungi pohon cendana dari kepunahan. Melalui program konservasi yang komprehensif, tim periset BRIN melakukan penelitian mendalam, pemantauan ekosistem, pengamatan dan upaya penanaman kembali. Periset Puat Riset Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya dan Kehutanan BRIN Dewi Ayu Lestari, M.Si. sebagai ketua tim riset mengatakan, Cendana sebagai salah satu pohon terancam punah memiliki status konservasi Vulnerable oleh IUCN RedList dan dikategorikan sebagai tumbuhan langka yang dilindungi oleh CITES. Selain faktor eksternal ada beberapa faktor internal pohon Cendana sendiri yang menyebabkan pentingnya riset konservasi cendana dilakukan.
‘’Secara karakter internal pohon Cendana itu memerlukan interaksi dengan tumbuhan inang sejak disemai dalam bentuk bibit hingga fase dewasa, mempunyai pertumbuhan lambat, dan benihnya juga memiliki daya kecambah rendah dan karakter simpan benih orthodox probably atau daya simpan yang masih dipertanyakan. Hal inilah yang melatar belakangi kami untuk melakukan riset konservasi Cendana”, ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Pelaksanaan Kegiatan Riset
Pemilihan obyek riset pohon koleksi Cendana (S. album L.) di Kebun Raya Purwodadi melalui proses pendekatan sisi konservasi tumbuhan dan konservasi benih. Periset BRIN melakukan pengamatan studi fenologi pembungaan dan pembuahan S. album dimulai dari fase kuncup bunga, bunga mekar, anthesis, buah muda hingga buah masak (Gambar 1). Disamping pengamatan fenologi juga dilakukan pengukuran kondisi iklim mikro disekitar plot pengamatan, seperti suhu, kelembaban dan intensitas Cahaya (Gambar 2).
Periset BRIN juga melakukan pengamatan serangga penyerbuk dan serangga lainnya terhadap S. album yang telah selesai pengamatan studi fenologinya. Berdasarkan data pengamatan diperoleh ternyata setiap lokasi pengamatan memiliki serangga penyerbuk dan serangga lainnya yang berbeda-beda. Satu lokasi pohon cendana didominasi oleh ordo Lepidoptera, sedangkan pohon cendana yang berlokasi di sekitar tumbuhan air didominasi oleh ordo Hymenoptera.
ADVERTISEMENT
Kegiatan Pengujian benih secara fisik dilakukan pada benih S. album hasil panen buah masak yang berhasil dikumpulkan sebanyak 2087 butir. Pengukuran karakterisasi benih secara morfometri dengan karakterisasi berupa pengukuran panjang, lebar, tebal, berat, hilum dan volume benih, serta pengamatan warna, bentuk, permukaan benih (Gambar 3).
Pengujian benih S. album secara fisiologis juga dilakukan oleh periset BRIN. Pengukuran eRH benih dengan menggunakan TinyTag, pengukuran berat 1000 benih (baru untuk 1 ulangan), uji perkecambahan awal dengan menggunakan beberapa metode pemecahan dormansi benih serta kultur jaringan (nodus dan daun) serta benih menggunakan media WPM (Gambar 4).
Pengujian perkecambahan benih S. album juga diterapkan dengan menggunakan beberapa metode pemecahan dormansi benih yang meliputi:
ADVERTISEMENT
- Metode skarifikasi benih secara fisik/mekanis: perendaman dalam air panas (perlakuan suhu 60°C, 80°C, 100°C) selama 24 jam dan pelukaan dengan gunting kuku (perlakuan pelukaan di ujung benih, tengah benih, pangkal benih).
- Metode perendaman benih dalam bahan kimia: perendaman dalam larutan KNO3 dan larutan HCl (perlakuan konsentrasi 0.5%, 0.7%, 0.9%) selama 24 jam.
- Metode perendaman benih dalam bahan alami: perendaman dalam air kelapa (perlakuan konsentrasi 50%, 75%, 100%), perendaman dalam air bawang merah (perlakuan konsentrasi 50%, 75%, 100%), dan perendaman dalam air beras (perlakuan konsentrasi 50%, 75%, 100%).
Usaha kultur jaringan juga dicoba sebagai alternatif perbanyakan pohon serta uji fisiologis terhadap benih S. album. Media yang digunakan adalah Woody Plant Medium (WPM) dengan penambahan kombinasi ZPT sebagai upaya konservasi.
ADVERTISEMENT
Dewi juga menuturkan pelaksanaan kegiatan riset konservasi cendana ini direncanakan selama tiga tahun (2023 - 2025).
“Setidaknya pada triwulan ke-3 tahun pertama periode penlitian ini dapat diperoleh data detail tahapan fenologi pembungaan dan pembuahan dan data list serangga penyerbuk maupun serangga pengunjung yang berinteraksi dengan pohon S. album L. Sehingga dapat diperoleh benih yang lebih berkualitas secara fisik dan fisiologis guna mendukung nilai keberhasilan reproduksinya hingga pohon Cendana tetap tejaga kelestariannya”, pungkasnya. (fh)