Konten dari Pengguna

Peranan Nilai Sila ke-2 dan Sila ke-5 Terhadap Konflik Palestina dan Israel

Sakila Dwi Amanda
Mahasiswi universitas pamulang, jurusan Ilmu komunikasi
27 Oktober 2024 17:46 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sakila Dwi Amanda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Illustrasi konflik Palestina dan Israel ( sumber: https://pixabay.com/id/ )
zoom-in-whitePerbesar
Illustrasi konflik Palestina dan Israel ( sumber: https://pixabay.com/id/ )
ADVERTISEMENT
Konflik Palestina dan Israel merupakan konflik sebuah permasalahan yang masih terus berlanjut hingga sampai saat ini, yang terus melibatkan dari berbagai politik, sosial dan nilai kemanusian. Dalam konteks pembahasan ini, terdapat nilai-nilai pancasila yang menekankan pada nilai sila ke-2 “ Kemanusian yang Adil dan Beradab” dan nilai sila ke-5 “ Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” yang di mana nilai-nilai sila ini akan kita bahas dalam konflik Palestina dan Israel
ADVERTISEMENT
Nilai sila ke-2 dapat kita garis bawahi seberapa pentingnya nilai sila ini terhadap konflik yang sedang terjadi, pentingnya hak asasi manusia setiap individu, yang di mana manusia itu adalah makhluk yang beradab dan memilki keadilan yang setara di mata tuhan, yang kita tahu bahwa di setiap negara tidak boleh adanya diskriminasi ataupun penindasan terhadap manusia atau suatu kaum/suku. Nilai sila ke-2 ini menjelaskan bahwa negara akan memperlakukan setiap warga negaranya atas dasar pengakuan dan penghormatan harkat dan martabat manusia dan nilai kemanusiaan, Dalam konteks konflik Palestina dan Israel, penghormatan terhadap hak-hak dasar manusia, seperti hak untuk hidup, bebas dari kekerasan, dan terhadap keadilan, menjadi sesuatu yang sangat penting. Ratusan ribu bahkan juta-an warga Palestina mengalami pelanggaran hak asasi manusia yang sistematis atas tindakan yang di lakukan oleh Israel.
ADVERTISEMENT
Sementara nilai sila ke-5, menekankan keadilan sosial yang di mana ini sangat di butuhkan oleh rakyat palestina, hak-hak yang harus di dapatkan diantaranya, hak dalam keamanan dan kedamaian, ketidakadilan yang di lakukan oleh Israel terhadap rakyat Palestina seperti,tempat tinggal,sumber daya dan hak politik yang berusaha direbut oleh Israel , yang di mana ini semua hak-hak keadilan yang harus di dapatkan oleh rakyat Palestina.
Penelitian ini, membahas bagaimana peranan Nilai sila ke-2 dan sila ke-5 terhadap konflik yang terjadi kepada Palestina dan Israel. Dan nilai pancasila ini juga akan menganalisis tentang konflik Palestina dan Israel dari sudut pandang nilai sila ke-2 dan sila ke-5, dan nilai-nilai positif dan negatif terhadap konflik ini.
ADVERTISEMENT
Dalam pembahasan kali ini, akan menganalisis Sila ke-2 dan sila ke-5 yang menekankan “ Kemanusian Yang Adil Dan Beradab” dan “ Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” terhadap konflik palestina dan Israel. Yang di mana kedua sila ini akan menjelaskan masing-masing peranan-nya dalam konflik Palestina dan Israel.
Sila Ke-2
• Hak Asasi Manusia : Sila ini menegaskan kepada Hak Asasi Manusia (HAM), yang di mana dalam kasus konflik palestina dan Israel sudah banyak sekali yang melanggar Hak Asasi Manusia yang terjadi, seperti kekerasan dan pembantaian yang dilakukan oleh tentara Israel terhadap rakyat palestina seperti, perempuan, anak-anak, ibu hamil, dan lansia, yang di mana rakyat Palestina tidak di perlakukan secara manusiawi. Seperti akhir-akhir ini yang di beritakan di akun instagram resmi @eye.on.palestine pada ( 15/10/24), yang di mana diberitakan terjadi di Rumah Sakit Al-Aqsa di pusat Gaza Deir Al-Balah, sebuah serangan udara Israel yang membidik tenda-tenda yang sedang menampung keluarga-keluarga yang terlantar, terdapat sejumlah warga Plaestina tewas dalam keadaan terbakar secara hidup-hidup, dan yang lainnya terluka dalam serangan udara Israel
ADVERTISEMENT
• Kedamaian : Sila ini juga menekankan kepada kedamaian, sampai saat ini rakyat Palestina belum mendapatkan kedamaian yang di mana banyak faktor yang mempengaruhi keterlambatan kedamaian kepada palestina, seperti, terus terjadinya konflik berulang antara Hamas dengan Israel, keterlibatan Internasional, tapi jika dunia internasional turut memberikan dukungan tanpa adanya hambatan kepentingan lain, konflik Palestina dan Israel pasti dapat menemui titik terang dan tidak lagi mengorbankan berjuta-juta nyawa.
Keinginan rakyat Palestina untuk mendapat kedamaian, di mana saat situasi yang masih memanas dan terus berkepanjangan akan sulit untuk dicapai, upaya yang terus di lakukan untuk mendapatkan Hak Asasi Manusia dan kedamaian sangat penting untuk mengembalikan kedamaian bagi rakyat Palestina.
Sila Ke-5
ADVERTISEMENT
Dalam Sila ke-5 ini sangat penting dalam konflik antara Palestina dan Israel, karena keadilan salah satu untuk menciptakan perdamaian dari kedua belah pihak. Dalam sila ke-5 ini juga menggaris bawahi, bahwa pentingnya keadilan sosial ,yang di mana rakyat Palestina memiliki hak yang harus diperhatikan dan diakui. Nilai Sila ke-5 ini sudah di buktikan oleh negara Indonesia sendiri yang di mana Indonesia secara tegas mendukung Palestina untuk menjadi negara yang merdeka. Pada saat ini juga peran perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sangat di butuhkan untuk menegakkan keadilan bagi Palestina. Para pemimpin bangsa yang ada di seluruh dunia untuk bertindak atas kemanusian untuk mengadili kejahatan genosida yang dilakukan Israel.
Palestina berhak mendapatkan keadilan untuk mendapatkan hak- nya sebagai rakyat Palestina, diantaranya, akes sumber daya, rakyat palestina kesulitan mendapatkan bantuan dikarenakan Israel memiliki kendali semua akses yang masuk dan keluar, sehingga menyulitkan warga Palestina untuk mendapatkan bantuan dari negara lain, dan rakyat palestina juga kesulitan mendapatkan akses air, masalah air ini juga disebabkan berasal dari konflik dengan Israel di mana saat pertempuran terjadi, infrastruktur yang ada di Palestina tepatnya di Gaza sering menjadi sasaran yang dapat melumpuhkan sistem penting. Yang di mana dalam konflik ini mengakibatkan penurunan kualitas air di Palestina tepatnya di Gaza.
ADVERTISEMENT
Apakah ada nilai positif dan negatif dalam konflik ini?
Positif
Nilai Sila Ke 2
• Mendapat dukungan kemanusian : Dengan adanya konflik ini mendorong untuk menekankan kemanusian yang adil dan beradab, seperti yang di buktikan oleh Indonesia, secara konsisten Indonesia mendukung palestina untuk mendapatkan kemerdekaan, dan ada beberapa negara luar juga yang mendukung Palestina dengan terus menyuarakan kemanusian terhadap palestina.
Negatif
• Terjadinya polarisasi : Selalu adanya perbedaan pendapat antar berbagai pihak, yang di mana dapat menyebabkan polarisasi, sehingga sulit mencapai sebuah perdamian antra pihak yang sedang berkonflik.
Positif
Nilai Sila ke 5
• Mendapatkan Keadilan : Sila ke-5 ini sangat penting dalam menghadapi konflik antara Palestina dan Israel, yang di mana sila ke-5 ini dapat mendorong supaya Palestina mendapatkan perlakuan adil untuk seluruh rakyat palestina, tanpa adanya diskriminasi.
ADVERTISEMENT
Negatif
• Interprestasi yang salah : melakukan interprestasi yang salah atau mempunyai pandangan yang kurang teliti, yang di mana dapat merugikan pihak yang bersangkutan, seperti adanya kampanye boikot McDonald’s yang di mana perusahaan ini diduga mendukung Israel, yang dapat merugikan para pekerja lokal
Nilai – nilai pancasila, terutama nilai sila ke-2 dan nilai sila ke-5, memilki nilai signifikan dalam menghadapi konflik antara Palestina dengan Israel, nilai sila ke-2 menekankan tentang kemanusian yang adil dan beradab yang di mana manusia di dorong untuk solidaritas dalam memberi dukungan kepada rakyat Palestina, dan menekankan juga untuk menghormati Hak Asasi Manusia kepada siapa pun tanpa adanya diskriminasi. Sedangkan nilai sila ke-5 menekankan keadilan sosial, yang dapat memberikan dorongan kepada Palestina untuk mendapatkan keadilan atas hak-hak mereka sebagai rakyat Palestina, dan nilai sila ke-5 ini membutuhkan analisis yang sangat hati-hati, supaya dapat mendukung Hak Asasi Manusia dan juga keadilan sosial tanpa merugikan pihak manapun.
ADVERTISEMENT
Sakila Dwi Amanda, mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Pamulang (UNPAM).