Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Hong Kong Negeri Sejuta Kisah Anak Rantau
23 Oktober 2018 19:00 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tulisan dari Salika Najiyya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Aku dan kenangan. Beragam kisah sedih dan gembira telah aku ukir ikhlas di setiap MTR, Bus, Jalan, dan koridor-koridor yang aku lewati.
ADVERTISEMENT
Tak terasa sepuluh tahun sudah aku menikmati indahnya negeri beton, ditemani suka dan duka. Negeri yang menurutku menyimpan sejuta kisah tentang anak rantau.
Di mana berjuta impian dan harapan disuguhkan. Ia menjelma menjadi perempuan-perempuan perkasa tak kenal kata putus asa. Meski remuk sekujur raga, perempuan migran tak pernah lelah. Bahkan ia terus berjuang meraih mimpi dan cita dengan berbagai kegiatan positif.
Perjalanan ini sungguh menyisakan jejak abadi di negeri bauhinia. Lewat jepretan-jepretan halus handphone yang selalu menemani setiap waktu. Di manapun, kapanpun.
Sebelum aku meninggalkan negeri yang sudah memberi banyak ilmu dan rezeki ini, aku abadikan setiap kisah perjalananku. Di sepanjang langkah kakiku yang mulai gontai meninggalkan Hong Kong.
ADVERTISEMENT
Di saat usia menuju kepala empat, di saat rambut sudah berwana putih, aku memilih meninggalkan negeri sejuta mimpi ini.
Foto di setiap perjalanan
Saat naik bus, aku selalu membidik jalan. Entah hasilnya seperti apa, yang pasti selalu ada kenangan.
Aku pernah ke tempat ini beberapa kali. Di mana aku membuat janji dengan seorang Dokter.
Setiap pulang dari liburan, aku memiih naik Bus di lantai atas. Jika ada bangku kosong, aku duduk di depan dan mengabadikan setiap jalan yang aku lalui. Meski kadang bus tidak stabil di jalan raya.
Aku paling takut pada ketinggian. Namun, jika aku ingin memotret, lenyaplah rasa ngeri itu.
Sisa amukan badai mangkhut yang melanda Hong Kong.
Jalan pulang usai liburan, aku berdiri dekat Pak Sopir, karena bus yang membawa aku dari Causeway Bay ke Tai Po sudah penuh. Namun, masih saja tangan ini tak pernah diam membidik.
ADVERTISEMENT
--------------------
Hong Lok Yuen, Catatan Salika Najiyya
23 Oktober 2018.