Pencegahan Stunting pada Anak Balita di Nagari Sungai Dareh

Salima Ananda
Mahasiswa Universitas Andalas
Konten dari Pengguna
1 September 2022 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Salima Ananda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pemberian imunisasi pada anak di posyandu (Source Photo: Salima Ananda P.)
zoom-in-whitePerbesar
Pemberian imunisasi pada anak di posyandu (Source Photo: Salima Ananda P.)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pengurangan prevalensi stunting pada anak-anak usia bawah lima tahun merupakan salah satu agenda utama Pemerintah RI. Stunting atau biasa dikenal juga sebagai hambatan pertumbuhan adalah suatu keadaan di mana pertumbuhan pada anak berhenti. Hal ini disebabkan oleh malnutrisi yang dialami ibu ketika hamil atau kurangnya asupan gizi yang seimbang pada anak sejak masih dalam kandungan hingga berusia 2-3 tahun. Pada tahun 2018, jumlah kasus stunting di Indonesia telah mencapai 30,8%. Sehingga, kasus stunting di Indonesia perlu ditangani agar jumlah status stunting dapat berkurang.
ADVERTISEMENT
Pada tanggal 29 Juli 2022, kelompok Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa Universitas Andalas 2022 menyelenggarakan Promkes KIA atau Promosi Kesehatan Kesehatan Ibu Anak yang bertempat di salah satu posyandu di Nagari Sungai Dareh, Dharmasraya. Program kerja Promkes KIA sendiri selaras dengan upaya nagari dalam menekan jumlah angka stunting yang dialami beberapa anak di Nagari Sungai Dareh. Sosialisasi mengenai stunting yang dilakukan oleh kelompok Kuliah Kerja Nyata UNAND di Sungai Dareh dilaksanakan bersama dengan penyelenggaraan pos gizi. Pos gizi sendiri adalah kegiatan yang dilakukan di posyandu untuk mengatasi stunting. Identifikasi awal akan dilakukan dengan penimbangan dan pengukuran tinggi badan balita. Ciri-ciri balita yang mengidap stunting dapat dilihat dari pertumbuhan yang melambat; postur tubuh pendek, wajah tampak lebih muda dari usianya, pertumbuhan gigi terlambat, serta performa buruk dalam memori belajar. Adapun tujuan dari pos gizi ini adalah untuk menangani kasus stunting pada balita yang ada di Nagari Sungai Dareh.
Sosialisasi mengenai dampak stunting terhadap anak balita (Source Photo: Salima Ananda P.)
Sosialisasi mengenai stunting kemudian dilakukan oleh mahasiswa dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, serta Kedokteran Gigi. Para mahasiswa kembali menjelaskan definisi stunting kepada orang tua dari balita yang mengalami stunting. Stunting tidak hanya mempengaruhi balita dari segi fisik saja, tetapi akan berdampak pula pada intelegensia anak. Ditekankan juga pentingnya mendapatkan gizi yang cukup bagi ibu hamil dan anak usia bawah lima tahun untuk tumbuh kembang anak serta penanggulangan yang dapat dilakukan untuk menekan jumlah kasus stunting pada balita. Ada berbagai cara untuk mengatasi stunting, mulai dari pemantauan berat badan, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dan penerapan PHBS atau Perilaku Hidup Bersih dan Sehat—mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan, mengonsumsi jajanan sehat, menggunakan jamban bersih dan sehat, dst. Pun mahasiswa KKN UNAND dari Fakultas Kedokteran Gigi turut menjelaskan tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi sejak dini sebab pertumbuhan gigi bisa terhambat jika balita mengidap stunting.
ADVERTISEMENT
Selain pos gizi, mahasiswa-mahasiswa KKN UNAND juga turut berpartisipasi dalam kegiatan posyandu rutin yang diadakan di jorong-jorong di Sungai Dareh dalam upaya menanggulangi kasus stunting yang ada. Mulai pemberian obat cacing pada anak-anak, pemberian vitamin A, imunisasi, hingga pemeriksaan ibu hamil.