Konten dari Pengguna

Gadis Sang Pejuang

Siti Alisah
Perkenalkan nama saya Siti Alisah usia saya 19 tahun. Saat ini saya sedang menempuh pendidikan S1 Manajemen di Universitas Muhammadiyah Jakarta. Saya merupakan sosok yang aktif didunia organisasi seperti IPM, IMM, DCC.
9 Juli 2021 14:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Siti Alisah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi seorang gadis yang memperjuangkan impiannya sumber foto: foto milik pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seorang gadis yang memperjuangkan impiannya sumber foto: foto milik pribadi
ADVERTISEMENT
"Gadis sang pejuang" menjadi inti ide pokok dari cerita ini. Hai namaku alisah sering temanku menyapa alis, usiaku sekarang menginjak 19 tahun kurang 2 hari. Akan ada banyak hal yang akan kuceritakan di sini terkait berbagai pengalaman hidupku mengenai 'berjuang' satu kata yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari di manapun kita berada apalagi dalam lingkup dunia pendidikan. "Ayo kalian harus semangat dan terus berjuang demi cita-cita kalian," ujar guruku ketika pembelajaran berlangsung.
ADVERTISEMENT
Berjuang merupakan suatu usaha dalam menuju apa yang kita ingin wujudkan, suatu proses yang harus kita jalani dan nikmati. Berjuang menjadi tolak ukur kita dalam mencapai kesuksesan karena tidak akan ada kesuksesan yang diraih dengan bermalas-malasan dan berdiam diri saja. Begitupun dengan aku yang membulatkan tekadku untuk terus berjuang agar dapat mencapai cita-cita yang selama ini kudambakan, putus asa dalam menjalani proses memang seringkali menjadi momok yang menyakitkan. Namun, hal tersebut tak lantas mematikan semangatku untuk terus menatap ke depan karena selalu kuyakini bahwa sejuta hal yang berusaha menjatuhkanku akan ada ratusan juta alasan Allah membangkitkanku dari keterpurukan. Percayalah harapan akan selalu ada bagi siapa yang mempunyai tekad yang kuat.
ADVERTISEMENT
Keadaan ekonomi yang tak memadai tak lantas mematahkan semangatku untuk mencapainya, meski harus berangkat saat matahari muncul dan kembali pulang ketika matahari terbenam merupakan rangkaian peristiwa yang selalu kunikmati karena ia selalu memberikanku kebahagiaan dengan keindahan hiasan warna yang menakjubkan. Sempat dipaksa untuk putus sekolah bak anak panah yang melesat tepat mengenai jantung. Lelehan air mata harus kubiarkan jatuh kesegala arah dengan bebasnya. Tubuh yang ambruk tiba-tiba semangat yang sirna seketika seperti manusia yang tak mempunyai arah dan tujuan hidup, berteman dengan kesepian berbincang dengan dinginnya dekapan malam dengan rintihan tangis memecah kesunyian malam yang gelap gulita.
Tak mudah kuakui untuk bangkit dari segala keterpurukan yang terjadi. Namun, selalu ada pelangi bukan setelah hujan membabi buta menciptakan gelapnya awan itu. Di situlah aku merasa masih ada harapan untukmu bangkit. Hingga akhirnya tiba saatnya gelar lulus aliyah pun datang. Berbalut dress panjang yang membuatku terlihat ayu memakainya ditemani sang mentari dalam hidup yaitu sosok kakak laki-laki yang selalu menjadi matahari dalam hidup yang selalu menyinari tanpa kenal lelah. Terima kasih aku sangat menyayangimu.
ADVERTISEMENT