Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Sering Dibilang 'Sok Inggris'? Begini Cara Mengatasinya!
1 Februari 2022 18:20 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Salma Aisyah Puteri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kecakapan berbahasa Inggris orang Indonesia menempati posisi ke-80 dari 112 negara yang ada di dunia dengan total perolehan poin 466, menurut English Proficiency Index (EPI) yang telah dirilis oleh EF Education First. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan kecakapan berbahasa Inggris orang-orang Indonesia dinilai masih rendah. Salah satu faktor utama di balik rendahnya kemampuan berbahasa Inggris orang-orang Indonesia adalah budaya English shaming yang sampai sekarang masih dinormalisasi entah itu dimaksudkan hanya sebagai gurauan maupun ejekan. Seperti ungkapan sok inggris, ga nasionalis, dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
English language shaming pada umumnya ditafsirkan sebagai bentuk olok-olok kepada para penutur bahasa yang menjadikan bahasa asing sebagai bahasa keduanya. Dalam konteks ini, saya akan menggunakan bahasa Inggris sebagai objek pembahasan. English shaming merupakan budaya tidak sehat yang semestinya dihentikan. Sama seperti body shaming, hal ini menciptakan rasa insecure pada seorang individu yang berimbas pada menurunnya kepercayaan diri sampai hilangnya rasa berharga pada diri seseorang.
Mengapa masyarakat kerap melakukan English shaming? Setidaknya ada empat alasan umum yang sering saya temui dan solusi untuk mengatasinya.
1. Kecemburuan dan Rasa Iri
Pernah dengar ungkapan "iri tanda tak mampu?" Nah, sebenarnya orang-orang melakukan olok-olok, dalam konteks ini English-shaming, itu karena mereka tidak mampu berbahasa Inggris sebaik orang yang dikata-katainya. Hal ini disebabkan oleh rasa tidak aman yang ada pada diri si pengolok. Secara naluriah, orang akan berusaha menjatuhkan orang lain supaya dia merasa aman dan tidak sendiri alih-alih membuat dirinya belajar untuk bisa berkembang. Apa yang mesti dilakukan oleh kita apabila berada pada situasi ini? Cukup diam dan teruslah kembangkan kemampuan berbahasa Inggris kita.
ADVERTISEMENT
2. Pemikiran yang Tidak Maju dan Tertutup
Ungkapan yang sering muncul saat ada orang Indonesia menggunakan bahasa Inggris adalah “Kamu kan orang Indonesia, utamakan bahasa Indonesia dong! Enggak nasionalis banget!” Menurut saya, mereka yang melontarkan perkataan ini adalah orang-orang yang berpikir terlalu sempit dan sederhana. Pola pikir yang dikembangkan seharusnya yakni justru karena kita orang Indonesia, sebagai bentuk cinta kita kepada negeri, bukankah seharusnya kita mengetahui dunia, mengeksplorasi ilmu-ilmu yang belum tersedia dalam bahasa Indonesia, mempelajarinya dan mengembangkannya sebagai kontribusi dalam memajukan peradaban bangsa Indonesia? Selain itu, dengan berbahasa Inggris, kita bisa membawa Indonesia ke kancah internasional. Hal ini akan membuat nama Indonesia menjadi lebih harum dan dikenal di mata dunia. Jadi di sini yang salah adalah mereka yang masih berpikiran tertutup dan tidak maju. Tidak perlu marah menanggapi celotehan seperti ini, justru ambil momen ini sebagai kesempatan untuk mengedukasi.
ADVERTISEMENT
3. Salah Tempat dan Waktu
Orang-orang mencela Anda saat menggunakan bahasa Inggris mungkin dikarenakan Anda salah menempatkan diri. Anda menggunakan bahasa Inggris di waktu dan tempat yang tidak tepat. Akan tetapi, interpretasi mereka tentang waktu dan tempat yang tepat itu bisa jadi berbeda dengan interpretasi Anda. Solusi yang tepat saat berada pada kondisi ini adalah dengan melakukan introspeksi diri. Pertama, lihat keadaannya. Apakah mereka mem-English-shaming Anda saat membaca dan mendengar sesuatu dalam bahasa Inggris? Jika iya, maka biarkan saja. Toh Anda tidak mengganggu mereka dan mereka pun tidak seharusnya mengusik Anda. Namun, apabila mereka melakukan English shaming saat Anda berbicara bahasa Inggris dengan keras, maka lihat lagi situasinya.
Apabila Anda berada pada kelas yang mengharuskan Anda berbicara bahasa Inggris, maka itu bukan salah Anda. Karena Anda memang harus berbicara menggunakan bahasa Inggris. Kemudian, saat Anda tidak mengetahui sesuatu dalam bahasa Indonesia, maka Anda berada pada waktu yang tepat untuk menggunakan bahasa Inggris. Katakan saja kalau Anda memang tidak tahu sesuatu itu apa dalam bahasa Indonesia. Anda juga mungkin sering mendapat perlakuan English shame di sosial media karena Anda sering menulis captions atau membuat vlog dalam bahasa Inggris. Kalau seperti ini, terserah Anda. Apakah mau mendengar haters dan berhenti menggunakan bahasa Inggris atau memutuskan untuk tidak peduli.
ADVERTISEMENT
4. Rasa Risih
Alasan terakhir yang membuat orang-orang melakukan English shaming adalah rasa risih. Orang-orang bisa merasakan intensi Anda saat berbahasa Inggris. Pada konteks ini, Anda harus melakukan introspeksi diri. Apakah Anda berniat untuk sombong dan pamer? Apakah Anda merasa keren dan merasa harus dipuji saat menggunakan bahasa Inggris? Orang-orang merasa risih dan terganggu dengan itu. Jujurlah pada diri Anda sendiri, apakah perlu menggunakan bahasa Inggris untuk pamer? Tidak ada yang salah dengan merasa superior, tetapi jangan juga salahkan orang-orang yang pada akhirnya merasa risih.
Jadi, apabila Anda ingin melatih kemampuan berbahasa Inggris dengan nyaman dan tanpa ada hujatan, sebaiknya temukan komunitas dan partner. Supaya pembelajaran bisa jauh lebih efektif. Teruslah belajar secara pasif. Hal ini malah memungkinkan orang-orang kagum kepada Anda, karena ternyata Anda cakap dalam berbahasa Inggris jauh dari apa yang mereka ekspektasikan kepada Anda. Improve in silence. Akan tetapi, kalau Anda masih mendapatkan perlakuan English-shaming yang makin intense dan membuat Anda tidak nyaman, maka solusi terbaik untuk itu adalah dengan keluar dari lingkungan tersebut. Karena bisa dibilang, mereka adalah orang-orang yang toxic.
ADVERTISEMENT