Konten dari Pengguna

Guru Fasilitator Perkembangan Karakteristik Peserta Didik dalam Seni Musik

Salma Jihan N
Saat ini saya adalah mahasiswa S1 Universitas Muhammadiyah Surakarta, menulis kerap menjadi hobi saya mengisi waktu luang ditemani nyamanya Surakarta sebagai tempat perantauan
17 Januari 2024 12:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Salma Jihan N tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pianika dan seruling alat musik yang dipelajari bagi pemula yang ingin belajar bermusik. Sumber gambar: https://www.istockphoto.com
zoom-in-whitePerbesar
Pianika dan seruling alat musik yang dipelajari bagi pemula yang ingin belajar bermusik. Sumber gambar: https://www.istockphoto.com
ADVERTISEMENT
Seni musik adalah wadah berkreasi peserta didik sekaligus sebagai hiburan, seni musik bagian dari meningkatkan perkembangan dan keterampilan peserta didik. Seni musik bagi peserta didik bisa untuk mengekspresikan perasaannya (sedih, senang, marah dan gembira) melalui gerak tubuh serta suara. Di samping itu seni musik juga alat komunikasi untuk memperkenalkan budaya bahkan nilai moral secara efektif yang memberikan pengaruh perkembangan bagi peserta didik.
ADVERTISEMENT
Setiap peserta didik memiliki karakteristik dan ketertarikan dalam bidang tertentu yang tidak bisa disamakan, lebih lagi pada zaman sekarang akses informasi mudah untuk dijangkau khususnya bagi orang tua dan guru untuk menggali lebih luas mengembangkan potensi setiap anak. Terlebih lagi perkembangan zaman era 5.0 yang mudah diakses siapa saja melalui gadget memberikan ruang leluasa bagi peserta didik untuk mengakses seei musik. Terkadang peserta didik terbawa akan seni musik yang sedang trend bermunculan di media sosial, bahkan orang tua mengabaikan apa yang anaknya tangkap dan terima sehingga dibiarkan asalkan kondisi anaknya terlihat baik-baik saja dalam segi perasaaan.
Kondisi peserta didik sekarang lebih menyukai mendengarkan lagu yang sedang trend tanpa mengetahui apa makna dan bahasa yang terkandung didalamnya, karena peserta didik belum bisa memahami makna dan bahasa sebuah lagu, dan terkadang hal tersebut diluar sepengetahuan orang tua. Makna dan bahasa lagu yang tidak sesuai dengan usia peserta didik menjadikan seni musik sebab tergelincirnya peserta didik terhadap pemahaman lagu yang salah. Bahasa yang terkandung didalamnya terbawa untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari, berakibat dalam diri peserta didik merasa keren karena bisa mengatakan hal tersebut tetapi konotasi maknanya tidak sopan.
ADVERTISEMENT
Seni musik bermanfaat bagi peserta didik dalam membangun karakter percaya diri, berfikir kreatif dan berani untuk meluapkan emosi dalam kehidupan, namun sesuai dengan moral serta tidak meracuni tutur kata yang tidak sopan. Guru sebagai fasilitator hendaknya mengarahkan dan mengajarkan bagamaina seni musik yang seharusnya didapatkan oleh peserta didik, sebab seni musik juga bagian dari membentuk kepribadian peserta didik. Penyesuaian pemahaman seni musik peserta didik tidak singkat karena bagian dari kebiasaan yang secara tidak langsung diarahkan untuk berubah karena tidak sesuai dengan cakupan umurnya. Gambaran seorang guru sebagai fasilitator pembelajaran seni musik bagi peserta didik seperti dibawah ini.
Indonesia kaya akan seni musik, lebih lagi lagu daerahnya disamping itu ada juga lagu pop untuk usia anak-anak, bahkan lagu yang berbau mengajarkan unsur nilai moral. Melalui lagu tersebut guru bisa mengarahkan peserta didik tetapi dengan cara yang lebih kreatif, sebab tidak sedikit peserta didik sekarang enggan mendengarkan seni musik Indonesia karena dirasa membosankan dan ketinggalan zaman. Padahal mendengarkan seni musik Indonesia adalah bagian dari mewujudkan anak generasi emas bangsa yang cinta budayanya.
Guru sebagai fasilitator memberikan pemahaman sekaligus mendemonstrasikan tentang seni musik. Sumber gambar: https://www.istockphoto.com
Guru sebagai fasilitator tidak hanya memberikan pemahaman tetapi mendemonstrasikan seni musik kepada peserta didik. Pengimplementasian seni musik yang baik kepada peserta didik dilakukan dengan sedikit demi sedikit, lagu daerah yang ada di Indonesia memiliki bahasa yang berbeda dan nadanya berbeda pula, guru mempraktekan terlebih dahulu menyanyikan lagu daerahnya agar bisa ditirukan peserta didik, atau bisa menggunakan proyektor dan sound system untuk bernyanyi bersama-sama di kelas untuk berlatih belajar lagu daerah. Nantinya tidak hanya dengan menyanyi lagu daerah saja tetapi guru berkreasi dengan dipadu padakan gerakan tarian kecil, seperti gerakan tangan naik turun, kaki geser ke kanan dan ke kiri.
ADVERTISEMENT
Seni musik yang diajarkan tidak hanya berfokus dengan lagu daerah saja tetapi dengan lagu-lagu lainnya. Seperti lagu yang mengandung unsur nilai moral, hal ini adalah sebagai bentuk membangun karakter peserta didik agar menjadi pribadi yang baik, dengan cara merangsang pikiran peserta didik. Lagu yang mengandung unsur nilai moral bisa diajarkan dengan mengambil lagu yang sudah ada atau guru bisa membuatnya sendiri, kemudian dinyanyikan setiap awal atau akhir pembelajaran sebagai pengingat dan pembangun kedekatan suasana antara guru dan peserta didik. Apabila guru membuat sendiri lirik lagu yang mengandung unsur nilai moral hendaknya nadanya bernuansa ceria agar peserta didik menjadi lebih bersemanfat, seperti nada lagu “Tangan Ke Atas Menggapai Bintang”. Seperti dibawah ini ide contoh lirik lagu yang mengandung nilai moral dengan nada lagu “Tangan Ke Atas Menggapai Bintang”. “Mari bernyanyi akhlak, akhlak terbagi menjadi dua akhlak mazmumah akhlak mahmudah, akhlak mazmumah itu tercela dan tidak boleh kita lakukan, diantaranya ada egois ada berdusta ada pemarah, akhlak mahmudah itu terpuji dan kita wajib melakukannya, diantaranya ada amanah ada pemaaf dan harus sabar.”
ADVERTISEMENT
Dengan bernyanyi dan menggerakkan tubuh membangun kehangatan diantara peserta didik. Sumber gambar: https://www.istockphoto.com
Seni musik juga tidak hanya terfokus pada lagu, namun bisa juga dengan musikalisasi puisi. Musikalisasi puisi yang dimaksud disini adalah mengubah bait puisi menjadi lirik lagu. Guru bisa mengarjakan terlebih dahulu membuat puisi kemudian mengkreasikannya dengan diaransemen menggunakan lagu yang sebelumnya sudah ada. “Membaca adalah kunci, membaca membuka dunia, mewarnai pengetahuan kita, kibarkan sayapmu kawan, hei! membacalah kawanku semua, agar kita semua berjaya, membaca itu menyenangkan, marilah mulai membaca, sekarang juga” Puisi diatas bisa diaransemenkan dengan nada dari lagu “Laskar Pelangi”.
Seni musik tidak hanya lagu tetapi belajar juga mengenai alat musik, alat musik yang mudah digunakan bagi peserta didik adalah pianika dan seruling. Guru bisa memulai mengajarkan peserta didik dengan bagaimana membaca not lagu untuk dipraktekan dengan menekan dan meniup pianika atau seruling secara bersamaan. Seperti membawakan lagu “Ibu Kita Kartini” not awalan pianikanya adalah do re mi fa sol mi do la do si la sol fa. Menyanyikan lagu nasional juga penting bagi peserta didik, sebagai bentuk penghayatan akan perjuangan para pahlawan yang telah mengabdi untuk kemerdekaan Indonesia dan rasa syukur akan indahnya keanekaragaman Indonesia.
ADVERTISEMENT
Seni musik juga memiliki bentuk musik kontemporer, jenis musik yang mengedepankan sebuah era dan bersifat mengalir. Secara umum maksud musik kontemporer yaitu menggunakan alat bahkan barang yang ada disekitar untuk menghasilkan sebuah bunyi, misalnya botol kaca bekas, derigen bekass, plastik kresek dan masih banyak lagi. Guru bisa menjadikan musik kontemporer sebagai ide kreasi peserta didik untuk menyalurkan bakat dan minatnya dalam bidang seni musik. Tidak semua barang yang kelihatannya bekas sudah tidak bisa dipakai, padahal memiliki nilai daya guna untuk berkreasi dalam musik.
Ember juga termasuk alat musik kontemporer. Sumber gambar:https://www.istockphoto.com
Botol kaca bekas dan tutupnya bisa digunakan sebagai alat musik kontemporer. Sumber gambar: https://www.istockphoto.com
Guru bisa mengelompokkan mana peserta didik yang mahir bermain alat musik dan mana perserta didik yang mahir bernyanyi, agar mereka terfokuskan berlatih sesuai dengan bakat dan minatnya. Kemudian dalam pembelajaran guru bisa membentuk grup musik kecil yang beranggotakan vokalis dan pemain alat musik, setiap grup musik kecil tersebut diberikan kesempatan untuk memilih nama grub yang diinginkan, misal saja “The Flowers Kelas 4”. Hal tersebut akan memberikan kesan kepada peserta didik bahwa mereka diberikan keleluasaan dalam berkarya. Disamping pembelajaran, ide gagasan seperti ini bisa dikembangkan untuk ekstrakulikuler sekolah “Music Club”.
ADVERTISEMENT
Dalam seni musik guru memberikan ruang kebebasan peserta didik dalam mengekspresikan perasaannya namun disisipkan nilai-nilai kebaikan, yang paling penting yaitu cinta tanah air dan pembentukan karakter yang baik. Tingkat emosianal usia peserta didik belum matang sehingga dalam pembelajaran guru senantiasa tidak bosan untuk mengajarkan kebaikan, agar di masa depan nanti kebaikan tersebut mengarahkan peserta didik menuju generasi yang gemilang. Apabila dalam implementasinya berkreasi seni musik tidak sesuai dengan nilai-nilai kebaikan dampak dari pengekspolarasian dan pengaksesan infomasi yang bebas oleh peserta didik di media sosial, hendaknya guru memberikan nasihat dan pentujuk secara halus kepada peserta didik.
Guru sebagai fassilitator perkembangan karakteristik peserta didik dalam seni musik memiliki andil untuk bisa berperan mengembangkan bakat dan minat kearah yang baik, memberikan pengajaran seni musik sesuai cakupan usia peserta didik, memberikan pemahaman bahwa tidak semua yang lagu sedang trending di media sosial memiliki makna yang baik, menjadi pengasah keterampilan peserta didik dalam bermusik, membangun karakter peserta didik yang kreatif, dan menjadi jembatan hubungan antara peserta didik dan orang tua untuk mewujudkan generasi emas bangsa yang mencintai budaya Indonesia.
ADVERTISEMENT