Konten dari Pengguna

The Importance of Being Mindful In Parents-Child Relationship

SALMA WASFAH KAMILA
Mahasiswi Psikologi Universitas Brawijaya
10 Desember 2024 16:34 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SALMA WASFAH KAMILA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
adobe stock / parents and children
zoom-in-whitePerbesar
adobe stock / parents and children
ADVERTISEMENT
Mindfulness didefinisikan oleh Kabat-Zinn (2003) sebagai “the awareness that emerges through paying attention, on purpose, in the present moment, and nonjudgmentally to the unfolding of experience moment by moment.” Sederhananya, mindfulness adalah kesadaran yang terjadi dengan hadir penuh di saat ini, tanpa menghakimi kejadian tersebut. Dengan mempelajari mindfulness kita akan belajar untuk fokus pada saat ini, mengenali emosi, pikiran, dan sensasi yang muncul, lalu meresponsnya dengan penuh kesadaran dan penerimaan. Dalam konteks hubungan interpersonal, mindfulness membantu kita untuk merespons situasi dengan bijaksana dan penuh perhatian, bukan bereaksi tanpa sadar dan tiba-tiba atau impulsif.
ADVERTISEMENT
Konsep mindful parenting yang dikemukakan oleh Siegel dan Hartzell (2003) menekankan pentingnya kesadaran penuh dan hadir utuh dalam hubungan orang tua dan anak. Pendekatan ini melibatkan perhatian secara sadar dan disengaja terhadap interaksi antara orang tua dan anak, dengan tujuan menciptakan hubungan yang aman dan nyaman. Komponen utama mindful parenting meliputi mendengarkan dengan penuh perhatian, kesadaran emosi dan regulasi diri, serta penerapan kasih sayang dan penerimaan tanpa menghakimi. Dengan praktek ini, orang tua dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan mental anak, sehingga membentuk hubungan yang aman dan sehat baik bagi anak maupun orang tua.
Kurangnya praktek mindful parenting di kalangan orang tua menjadi salah satu faktor resiko yang meningkatkan potensi anak mengalami masalah psikopatologi atau gangguan kesehatan mental. Orang tua yang tidak memiliki kesadaran penuh dan hadir utuh cenderung bereaksi secara impulsif, seperti tidak mendengarkan anak dengan baik, amarah yang meluap-luap, bahkan sampai menyalahkan meskipun sang anak tidak melakukan kesalahan. Hal tersebut tidak hanya akan menciptakan dinamika hubungan yang tidak sehat antara orangtua dan anak, namun juga akan meningkatkan potensi anak terkena gangguan psikopatologi, seperti kecemasan, depresi, agresi, atau gangguan perilaku. Oleh karena itu, penerapan mindfulness memiliki relevansi yang kuat dalam mengatasi masalah ini. Penelitian menunjukkan bahwa praktek mindfulness dapat meningkatkan kesadaran orang tua terhadap kebutuhan anak dan membantu menciptakan lingkungan yang lebih positif dalam keluarga (Coatsworth et al., 2014; Duncan et al., 2009). Dengan lingkungan yang positif dapat berpotensi mengurangi perilaku bermasalah dan resiko psikopatologi pada anak (Parent et al., 2016; Turpyn dan Chaplin, 2016). Selain itu, praktek mindfulness oleh orang tua juga terbukti dapat mengurangi agresi dan meningkatkan kepatuhan anak, terutama pada anak dengan autisme, disabilitas perkembangan, dan ADHD (Singh et al., 2006, 2007, 2010, 2019).
ADVERTISEMENT
Target utama dari penerapan mindfulness dalam parenting adalah untuk meningkatkan kesadaran orang tua akan pentingnya perhatian penuh dan penerimaan tanpa menghakimi dalam berinteraksi dengan anak. Dengan menjadi mindful, diharapkan terbangun hubungan orang tua dan anak yang aman serta positif (secure parent-child relationship), sehingga anak dapat tumbuh dalam lingkungan yang mendukung kesehatan mentalnya. Pada akhirnya, ini akan membantu mengurangi resiko anak mengalami masalah psikologis, seperti gangguan emosi dan perilaku, serta membangun fondasi perkembangan yang sehat dan stabil.
Langkah-langkah konkret untuk mengaplikasikan mindfulness dalam parenting dapat merujuk pada model mindful parenting dari Duncan dan kolega (2009) yang mencakup lima keterampilan utama. Pertama, mendengarkan dengan penuh perhatian, yaitu berfokus pada komunikasi, baik secara verbal dan non-verbal, dengan menghindari distraksi seperti ponsel atau pekerjaan. Kedua, kesadaran emosi, di mana orang tua belajar mengenali dan memahami emosi mereka sendiri sebelum merespons anak, sehingga dapat menghindari reaksi impulsif. Ketiga, regulasi diri, yang dapat dilatih melalui teknik relaksasi seperti pernafasan mindfulness atau meditasi singkat untuk membantu mengelola stres. Keempat, compassion, dimana orang tua merespons anak dengan empati dan pengertian, serta fokus pada solusi daripada hukuman. Kelima, penerimaan tanpa penghakiman, yang berarti menerima anak apa adanya, tanpa membandingkan atau memberikan label negatif, dan lebih menghargai usaha serta perkembangan positif anak.
ADVERTISEMENT
Dengan mempraktekkan langkah-langkah tersebut dengan konsisten, orang tua diharapkan dapat hadir dengan penuh kesadaran dalam menjalankan hubungan dengan anak, sehingga dapat menciptakan hubungan yang lebih positif dan mendukung kesehatan mental anak. Penerapan mindfulness tidak hanya membantu orang tua memahami kebutuhan anak dengan lebih baik, tetapi juga membangun lingkungan yang harmonis dan aman di dalam keluarga. Dengan demikian, mindfulness memiliki potensi besar untuk mengurangi resiko gangguan kesehatan mental pada anak dan menciptakan hubungan keluarga yang sehat dan juga aman.
References:
Duncan, L. G., Coatsworth, J. D., & Greenberg, M. T. (2009). A model of mindful parenting: Implications for parent–child relationships and prevention research. Clinical Child and Family Psychology Review, 12(3), 255–270. https://doi.org/10.1007/s10567-009-0046-3
ADVERTISEMENT
Parent, J., McKee, L. G., Anton, M., Gonzalez, M., Jones, D. J., & Forehand, R. (2016). Mindfulness in parenting and Coparenting. Mindfulness, 7(2), 504–513. https://doi.org/10.1007/s12671-015-0485-5
Parent, J., McKee, L. G., N. Rough, J., & Forehand, R. (2015). The Association of Parent Mindfulness with Parenting and Youth Psychopathology across three developmental stages. Journal of Abnormal Child Psychology, 44(1), 191–202. https://doi.org/10.1007/s10802-015-9978-x
Pratscher, S. D., Rose, A. J., Markovitz, L., & Bettencourt, A. (2017). Interpersonal mindfulness: Investigating mindfulness in interpersonal interactions, co-rumination, and Friendship Quality. Mindfulness, 9(4), 1206–1215. https://doi.org/10.1007/s12671-017-0859-y
Skoranski, A., Coatsworth, J. D., & Lunkenheimer, E. (2019). A Dynamic Systems Approach to understanding mindfulness in interpersonal relationships. Journal of Child and Family Studies, 28(10), 2659–2672. https://doi.org/10.1007/s10826-019-01500-x
ADVERTISEMENT